Nanon baru saja bangun tidur dan bersiap untuk memakan sarapannya yang sudah menuju makan siang saat lagi-lagi nama Ohm muncul di notifikasi pesannya. Sembari berjalan malas membawa sarapannya menuju halaman belakang karena semua keluarganya sedang bersantai di sana Nanon memutuskan untuk membuka pesan Ohm.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nanon mendengus setelah membalas pesan Ohm sembari menyelesaikan sarapannya. Wajahnya yang menekuk kesal menari perhatian wanita berkulit tan di sampingnya. " kenapa, dek? " suara di sebelahnya mengalihkan perhatian Nanon, wajahnya tambah menekuk " bundaa~ " rengekannya disambut tawa pelan. " duhhh anak bunda kenapa siih " ujarnya sambil menepuk kepala Nanon yang sudah menaruh piring sarapannya yang kosong. " si Panjul bun " wanita tadi mengerut bingung, tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya. " Panjul? " tanyanya heran. Nanon yang mengetahui kebingungan wanita di sampingnya tertawa " Pawat bun, Ohm Pawat maksdunya. Itu loh anak Om Singto sama Om Kit " wanita di sampingnya hanya ber-oh ria sebagai jawabannya. " jadi kenapa sama Ohm? " " itu bun, dari kemarin si Ohm gak behenti gangguin adek. Dia ngirim foto orang yang mirip sama ayah dan abang. Tapi beneran mirip bun, adek kan jadi kepikiran " jawabnya lesu. " kepikiran kenapa? " " kepikiran mungkin mereka saudara jauuuub kita gitu, atau saudara jauh mamanya adek mungkin karena bener-bener mirip sama abang " wanita di sampingnya terdiam cukup lama sebelum memutuskan untuk meminta Nanon menunjukan foto orang yang dimaksud. " coba sini bunda mau liat siapa tau memang saudara jauh kita " ujarnya sedikit ragu, tapi Nanon yang asik memperhatikan abang bermain dengan Mimi hanya beralih mengambil ponselnya dan menunjukan pesan dari Ohm. " duh anak bunda omongannya kasar banget " Nanon yang mendapat komentar hanya bisa cengengesan, dia memang diajarkan sopan santun di rumah oleh keluarganya tapi lingkungan pertemanannya cukup berpengaruh. " maaf bunda " ujarnya meringis pelan sambil menarik ponselnya menjauh. " mereka bukan keluarga jauh kita " hanya itu jawaban yang diberikan wanita di sampingnya sebelum menepuk kepala Nanon sekali dan mengambil piring kosong bekas makan Nanon. Berniat untuk membantu ibunya dan neneknya di dalam untuk memasak makan siang. Sebelum memasuki pintu dapur wanita tadi berbalik pada Nanon " dek, fotonya kirim ke kontak bunda ya, bunda mau kasih liat papa Din siapa tau papa pernah liat mereka " Nanon hanya mengangguk karena dia lebih tertarik mendekati abangnya yang akan memandikan Mimi.
...
Malam harinya, Nanon yang masih belum bisa melupakan masalah orang yang mirip ayah dan abangnya itu memutuskan untuk bertanya pada teman-temannya. Jadilah dia membawa masalah ia dan Ohm ke grup pertemanan mereka. Nanon ingin tahu apa pendapat teman-temannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
Tay baru saja memasuki rumah orang tuanya saat waktu sudah menunjukan pukul 2 malam. Dia baru saja mendarat sekitar 1 jam yang lalu. Badannya lelah dan rasa kantuk sudah lama menyerangnya tapi sepertinya niatnya untuk istirahat harus ia tahan saat mendapati kakak perempuannya duduk di ruang keluarga sembari menonton drama serial di televisi. " mbak? " ia memanggil karena kakak perempuannya tidak sedikitpun mengalihkan perhatian padanya, seolah memang dia yang sedang di tunggu oleh si kakak perempuan. " mbak tahu ini sudah larut, tapi kita harus bicara " nadanya sangat serius jadi Tay memilih untuk menggiring koper besarnya menuju sofa yang berseberangan dengan yang diduduki oleh Muk, kakak perempuannya. Kakaknya tidak berbicara apapun setelah Tay fuduk di depannya dan hanya menyerahkan ponselnya yang menampilkan ruang obrolannya dengan Nanon. Tay dapat melihat dengan jelas foto 2 orang yang tadi siang dikirimkn oleh Nanon pada Muk. Tangannya gemetar. Ia memilih meletakkan kembali ponselnMuk ke atas meja. " d-dari mana Nanon dapet foto itu mbak? " Muk menarik kembali ponselnya, memandangnya lekat " itu Frank? " Tay mengangguk ragu. Matanya menatap takut pada Muk. " Nanon bilang Ohm yang kasih tau, tapi... how? " " how can a boy found them?!! Kita sudah coba cari sejak lama, 20 tahun Tay! Selama itu dan kita gak pernah ketemu tapi Ohm... Dia... Shit " Muk tidak tahu harus mengucapkan apapun. Kepalanya pusing mendadak. " mbak, senin nanti aku coba bicara sama Ohm ya. Sekarang kita istirahat dulu. Sebelum kita tahu kepastiannya tolong rahasiakan dulu dari mama ya mbak? "
...
duhhhh double update :( encer bgt ini otak bener-bener😭😭😭 selamat menikmati ya gaesss semoga sukaa💕