Prolog

48 8 1
                                    


Tapi tak apa, masih ada hari esok untuk aku melihat karya ciptaan Tuhan yang indah nan menyejukkan itu;senja.
- Kamu, Senjaku

-----

Di sore hari, aku sedang duduk diam  melihat senja yang indah menghiasi cakrawala. Namun, aku teringat suatu hal yang telah membuat hariku menjadi kacau. Makan tak nafsu, tidur pun sulit, bahkan pernah aku lupa bernafas *hehe bercanda*.

Tapi yang tentang hariku kacau itu, serius. Karena aku tidak sabar menantikan suatu jawaban dari semua perjuanganku. Aku pun merogoh handpone yang ada di kantong ku, dan segera membuka aplikasi line.

Namun, sudah terlihat notice yang sangat ku tunggu. Membuat jantungku lebih berdegup kencang dari sebelumnya.

"Panitia telah mengirimi anda pesan"

Entah itu kabar baik atau buruk, aku akan menerimanya. Aku sudah siap. Karena sejak awal aku mengikutinya. Aku sudah menyiapkan mental untuk menerima kabar buruk.

Dengan segala kekuatan aku membuka 'notice horor' itu. Saat kubuka ternyata -----

Line!!!

"Selamat kepada Nabila Cahyani SMKN FLAT, karna terpilih menjadi tiga besar Lomba Poster wowfest 2019.

Besok peserta diwajibkan hadir paling telat pukul 07.30 sudah berada di SMAN WOW JAKARTA untuk mempresentasikan posternya. Dan diperbolehkan membawa supporter. Terimakasih"

Sekujur tubuh ku tiba-tiba terdiam untuk beberapa detik. Dengan mata melebar, mulut yang sedikit terbuka. Sungguhkah? Mimpikah? Aku mencubiti, sampai menampari pipiku sendiri. Aku takut ini hanya mimpi. Ternyata....

Ini real! Sungguh! Aku bangga pada diriku. Langsung aku sujud syukur kepada Tuhan. Karena tanpa-Nya, semua usahaku nihil.

Aku pun berlari menuruni anak tangga dengan kecepatan tapi stabil. Aku segera memberitahu kedua orang tuaku dengan rasa amat gembira.

"MAH....! ANAK MU AKHIRNYA BISA DAPET JUARA" Teriakku.

"Kenapa sih lari-lari gitu! Teriak-teriak lagi"

Langsung aku perlihatkan roomchat itu.

"Apasih, mama ga keliatan. Tulisannya kecil banget"

"Ish mama mah!"

"Ngomong aja ngomong"

"Aku dapet juara 3 dari pendaftaran lomba desain kemarin!"

"Wah! Iya?! Alhamdulillah Ya Allah"
Melihat mama dengan wajah gembira karenaku saja, kegembiraanku bertambah.

"Tiga hari lagi disuruh kesana, suruh bawa supporter"

Bawa supporter?! Oh iya!

"Loh kenapa murung tiba-tiba?"

Semangat ku pun menurun. Senyum lebar yang melihatkan atap-atap mulut perlahan menutup, serta senyuman di mata. Tak lupa gerak tubuh menjadi lemas hingga seperti orang dehidrasi.

Aku lupa, ini belum berakhir. Masih ada satu seleksi lagi. Yaitu mempresentasikan karya cipta di depan banyak orang.

Aku lemas bukan karena aku takut tidak menang. Tapi aku lupa, ini semua belum akhir dari perjuanganku, namun aku sudah memberitahu mama.

"Gapapa, udah juara 3. Materinya dipersiapin, terus  dipermantap lagi gih! Biar bisa menang juara 1"

Kata singkat yang membuat aku langsung menuju ke tempat dimana aku membuka notice horor itu. Murungku bertambah. Aku bodoh! Aku menyia-nyiakan waktu berharga karya ciptaan Tuhan. Perbatasan sore dan malam sudah tidak ada. Langit yang tadinya berwarna hangat kini sudah menjadi gelap. Dan adzan maghrib pun berkumandang.

Tapi tak apa, masih ada hari esok untuk aku melihat karya ciptaan Tuhan yang indah nan menyejukkan itu;senja.

-----

Hai! Ini cerita pertama aku di tahun 2020! Semoga kalian suka ya. Maaf jika ada kata-kata atau kaidah bahasa yang tidak benar.

Selamat membaca

Kamu, Senjaku (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang