Takdir Senja

30 6 0
                                    

Sungguh pertemuan dan percakapan yang singkat itu melupakan ku akan kehadiran senja. Karena bagiku, kamulah senjaku. Senja yang berbeda.

- Kamu Senjaku -

-----

Huft!!!

Tinggal besok, tapi aku belum menghafalkan materi. Jangankan menghafal, menyelesaikannya pun belum.

Aku takut. Aku terlalu memikirkan supporter. Tidak ada yang bisa datang, bahkan teman terbaikku pun tak datang. Padahal dia berada di sekolah itu. Malah yang tidak terlalu dekat denganku yang datang.

Percayalah, mulai dari situ aku sudah malas mengurus lomba ini. Aku benar-benar risau, kecewa, senang, semua tercampur aduk.

Hanya satu orang yang bisa datang. Ntahlah ayah datang atau tidak. Dia sedikit cuek untuk urusan dunia.

Langkah kaki ku perlahan tapi pasti. Alam bawah sadar ku membawaku ke tempat favorit ku. Ya balkon!

Tempat dimana aku dapat melihat senja dengan tenang. Berulang kali, tapi tidak terasa bosan. Walau aku tau kehadirannya begitu singkat. Justru itulah yang menjadi tantangan untuk melihat keindahan cakrawala di kala ingin mulainya malam. Ya, lagi-lagi senja. Ya Tuhan, entah bagaimana hidupku jika tidak melihat keindahan-keindahan alam yang telah kau buat.

Bagiku, senja selalu ada. Di kala aku sedih seperti sekarang, dan senang seperti kemarin.

Langit pun sudah gelap. Baiklah, Tuhan memberikan aku waktu yang penuh akan karunia-Nya. Aku puas melihat keindahan yang teramat singkat itu.  Aku pun bergegas untuk melaksanakan kewajiban ku sebagai pemeluk agamaku. Aku ingin mengatakan rasa syukur yang amat, pada Tuhan. Karena telah memberi aku kesempatan untuk menikmati senja sampai akhir.

Setelahnya, aku mempersiapkan dan mematangkan materi dengan penuh semangat.

"Gue bisa gue bisa!"

°°°°°

Pagi telah tiba. Sungguh, ini adalah hari dimana aku harus berjuang sampai titik darah penghabisan.

Aku bangun pagi, untuk mengantisipasi gerakan ku yang lamban. Semua sudah ku siapkan tadi malam. Aku bergegas merapihkan semua. Setelah selesai, aku berurusan dengan wajahku. Bagaimana pun, aku ingin terlihat fresh di lingkungan baru.

"Ah, shit!"

Sudah ku upayakan semuanya agar tepat waktu, tapi tetap saja aku telat. Dengan tergesa-gesa aku memesan ojek online.

"Ayolah, cepat terima dan datang!" Sungguh, aku tidak sabar, risau, deg-degan karena takut telat.

Meski tidak sampai 3 menit untuk sampai ke sekolah itu, aku tetap saja panik. Aku takut, jika aku telat, penilaian ku berkurang.

Aku pun sudah tiba di SMAN WOW. Tempat dimana perjuangan ku tidak sia-sia untuk pertama kalinya. Aku mencium aroma kemenangan. Haha! Terlalu PD memang. Tapi aku percaya itu.

Aku pun memasuki koridor dan Aku sudah dipandu oleh panitia acara. Dengan langkah yang gemetar, takut, perlahan tapi pasti, aku telah masuk ke dalam ruangan lomba. Babak akhir yang harus aku selesaikan.

Aku pun memasuki ruangan.
.
.
.
.
.
.
ZONK!

Ternyata masih kosong. Belum ada peserta yang datang. Bahkan, panitia pun masih mempersiapkan semuanya.

Kamu, Senjaku (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang