chapter 1

86 14 3
                                    

Malam yang begitu menyejukan inilah yang disukai Zora ketika suasana malam . menutup matanya dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Kadang Zora berfikir mengapa masalah selalu ada untuknya hidup dengan keluarga tatapi hanya sebatas lampiran pada kehidupannya . menyukai seseorang tetapi sama sekali tidak pernah melihatnya.

Sekelebat ingatan muncul dimana dia berusaha mendekati seseorang yang membuat hatinya sakit bahkan hancur,tetapi hanya senyum dan tampang keras kepalanya.

Brumm brumm

Seolah sihir yang menghentikan menutup matanya dan langsung membukanya

"Davin" batinnya dan seolah langsung menyapukan pandangan matanya pada sekitar dan di situlah melihat seseorang pujaan hatinya

"Davin" teriak Zora sambil merentangkan tangannya seakan menghentikan pengendara motor tersebut.

Reflek pengendara tersebut menghentikan motornya,turun dan langsung membuka helmnya

"Gila ya lo "bentaknya dan reflek membuat Zora terkejut dan buru buru menyembunyikan keterkejutannya.

"Iya gue gila karena lo yang buat gue jadi gila"kata Zora sambil di iringi senyuman manisnya.

"Mau lo apa si gue bilang jangan ganggu hidup gue dan jangan campurin urusan gue lo ngerti?!" tegasnya dihadapan Zora.

"tapi setidaknya lo kasih gue alesan kenapa lo begitu bencinya sama gue?"ungkapnya.

Ya setidaknnya Davin memberinya alasan mengapa Davin membenci dirinya.

"Lo itu cuma parasit dalam hidup gue dan lo hanya sumber masalah bagi gue"ungkapnya pada Zora.

Setetes cairan bening jatuh dari pelupuk matanya dan kata itu yang membuat seorang Zora pemberani dan secepat mungkin Zora menghapusnya.

"Setidaknya lo hargain perjuangan gue,tapi emang apa yang gue lakukan selalu salah di mata lo"kata Zora sambil menatap mata indah milik Davin.

Perkataan Zora pun sama sekali tidak meluluhkan hati seorang  Davin yang begitu kuat bahkan seakan tertutup oleh es atau batu yang begitu keras.

"Dari pada lo nangis ga jelas mending lo pergi gada gunanya lo nangis di depan gue" kata Davin sambil meninggalkan Zora yang tetap berdiri di depan motornya.

"Minggir!"kata dengan sedikit bentakan yang membuat Zora tersadar dari lamunannya dan menggeser tubuhnya kesamping dan langsung Davin pergi dari hadapanya.

Setelah kepergian Davin pun cairan bening tiba tiba jatuh dengan sendirinya dari wajah cantinya.

"Kenapa semua yang gue lakuin buat lo selalu salah vin apa segitu bencinya sampe lo ngga mau menghargai sedikit perjuangan gue?"batinya sambil melihat padangan ke arah Davin yang mulai menjauh

Setelah itu pun Zora memilih pulang dan mungkin dengan tidur bisa menghilangkan masalahnya.















Gimana nih?tanggapan kalian?hehe maaf kalo masih gaje dan bahasanya masih amburadul gitu.

Happy reading😊

Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang