Part 1

15 1 1
                                    

Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagi Galen pagi merupakan waktu yang paling indah.

"Ah.... Kenapa keseharian ku selalu begini. Melakukan aktivitas yang sama setiap harinya membuatku muak dan ingin cepat mengakhiri hidupku ini." Galen mengoceh sendirian ditempat tidurnya.

Benar... Waktu yang paling indah bagi Galen untuk mengoceh tentang awal yang sama setiap harinya.

Seperti halnya murid biasa, ia bergegas bersiap diri dan pergi ke sekolah. Saat melewati perumahan di tengah kota lah yang menjadi rute favorit saat ia pergi ke sekolah.

"Mah.. aku pergi dulu ke kantor ya. Aku ada urusan penting yang harus segera ku hadiri." Ucap seorang lelaki didepan sebuah rumah yang dilihat oleh Galen.

"Cih... Ke kantor apaan, aku tahu kau sedang berbohong dengan melihat ekspresi wajah busukmu itu" kata Galen sambil melirik wajah seorang lelaki itu.

"Iya pah.. hati hati dijalan, katanya banyak yang kecelakaan... Eh iya jangan lupa dibawa minumannya, tenang kok gak ada racunnya hahahaha" ucap istri seorang lelaki itu.

"Eh bentar dulu..." Seketika Galen berjalan kembali tuk melihat pasangan itu lagi.

"Aku tau wanita itu sedang berbohong, tapi aku tidak tau ia sedang berbohong tentang kecelakaan atau tentang racun, aku tidak tau pasti. Yang jelas ia sedang berbohong. Ah..... Bodo amat lah, lagi pula bukan urusan ku juga" ucap Galen didalam hati.

Benar.... Dia tidak peduli walaupun nyawa seseorang sedang jadi taruhannya. Ia hanya fokus dengan kehidupan nya tanpa memikirkan orang lain.

Jam menunjukkan pukul 7:00 dan ia baru sampai didepan gerbang sekolah. Di depan gerbang sekolah itu terdapat seorang guru yang sedang mengawasi murid-murid yang datang terlambat.

"Ah sial.... Begini jadinya bila aku sibuk memikirkan sesuatu yang diluar kepentingan ku." Ucap Galen sambil terengah-engah didepan gerbang sekolah.

"Eheum....." Seseorang sambil menepuk pundak Galen.

"Setidaknya berilah aku ketenangan untuk bernafas, dasar sialan....." Galen sembari menoleh kebelakang.

"Oh.....Jadi kamu mau saya hukum atau mau saya hajar langsung didepan murid murid yang terlambat supaya mereka dapat sebuah pelajaran, pelajaran tentang bagaimana cara bertutur kata yang baik... Jadi kamu mau yang mana ?" Ucap seorang guru piket sambil tersenyum.

Galen cuma terdiam. Setelah itu ia menjalani hukuman yang diberikan oleh guru piket itu atas keterlambatannya.

"Oi..oi.. ngelamun aja. Jangan dimasukan kedalam hati perkataan guru tadi, dia orangnya memang suka bercanda gitu kok." Ucap seorang siswa yang terlambat seperti Galen.

Galen masih terdiam.

"Aku tau kapan saat seseorang sedang berbohong. Yang jelas, aku melihat ekspresi guru itu dan ia tidak berbohong saat berkata mau menghajar ku gara-gara terlambat." Ucap Galen didalam hati sambil was-was.

Yap.... Benar sekali, sejak saat itu ia berjanji tidak akan datang terlambat lagi.

Selesai menjalani hukuman. Galen pergi menuju kelasnya.

"Yo... selamat pa...gi..." Galen terhenti.

Seisi kelas memandangi Galen pada saat itu.

"Wah-wah.. jadi berita itu sudah tersebar ya? Berita tentang ketampanan ku akhirnya tersebar juga." Galen dengan ngawur mengucapkan hal itu dengan bangga.

"Woy.. tukang ngawur. Siapa juga yang memandangi-mu. Berilah jalan pada murid baru itu." Ucap salah seorang siswa.

"Murid baru? Anda Bercanda ? Mana mung...kin.." Galen terhenti sejenak.

Dan ia berkata dalam hati
"Tunggu dulu dia berkata jujur." Lalu ia menoleh ke belakang dan........

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlexithymiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang