note:.. kayanya ngga ada yang suka ff ini ya 😔 kalau respon pembaca masih gitu" aja kemungkinan aku unpublish aja ff ini ..
.
.Johnny masih asik berbaring di kasur, tangan kekarnya memeluk pinggang Taeyong dengan erat, seolah tak ingin Taeyong beranjak dari posisinya saat ini. Johnny tau ada yang sedang tidak beres dengan kekasihnya. Ya kekasihnya, Taeyong adalah kekasihnya dan hanya dia yang boleh memiliki Taeyong, persetan dengan Yuta dan perjodohan konyol antara Yuta dan Taeyong. "katakan padaku, apa yang sedang kau pikirkan" Johnny berbisik pada telinga Taeyong sambil sesekali mengecupi bahu dan leher mulus milik Taeyong, demi apapun, Johnny mengakui dirinya takhluk pada sosok indah yang satu ini. "tidak ada. John, aku harus segera pergi" balas Taeyong, Johnny hanya mendengus kesal dan melepaskan pelukannya dari pinggang Taeyong. "apa yang membuatmu harus pergi di akhir pekan? Aku bahkan memesan pizza untukmu kitten" gerutu Johnny, ia hanya ingin menghabiskan akhir pekannya sebelum kembali ke New York besok, Taeyong terkekeh. Bagi Johnny kekehan Taeyong sungguh indah dan membuat jantungnya berdegub sangat kencang "aku ada urusan dengan temanku, kitten need a day off too" balas Taeyong sambil sibuk mengenakan sepatu miliknya "aku akan mengantarmu, tidak ada penolakan untuk itu" Johnny segera berdiri dan menyambar kunci mobilnya di nakas, "aku bisa apa jika kau sudah berbicara seperti itu".
"aku akan mengantarmu sampai dalam" Johnny tau Café ini, ia pernah menjemput Taeyong di tempat ini beberapa kali, Taeyong hanya mengangguk, Johnny keluar terlebih dahulu dari mobil lalu membukakan pintu untuk Taeyong "Terimakasih" balas Taeyong dengan tulus, ini yang ia suka dari Johnny, ia memperlakukan Taeyong dengan baik, hal ini tidak berarti Yuta memperlakukannya dengan buruk, Taeyong menyukai bagaimana Johnny memberikan afeksi kepadanya.
Kedatangan mereka disambut oleh Jaehyun. Saat Taeyong memperkenalkan Johnny pada Jaehyun ada sesuatu dalam diri Johnny yang terasa terancam, bagaiman Jaehyun menatap Taeyong dan bagaimana Taeyong tersenyum saat mendengarkan Jaehyun berbicara. Johnny benci itu "aku akan menjemputmu nanti sayang" Johnny mengecup pipi Taeyong sekilas sebelum beranjak keluar dari Café tersebut.'Taeyong, kau tidak akan pernah bisa lari dariku' batin Johnny sambil melajukan mobilnya menjauh dari Café.
.
.
Aku membenci pria itu, ya pria yang mengantarkan Taeyong ke Café sore ini, sudah seminggu sejak kepulanganku ke Korea dan baru hari ini aku bertemu dengan pria itu. Aku benci bagaimana pria itu melingkarkan tangannya dengan gestur posesif saat berjalan masuk dengan Taeyong tadi, dia pikir dia siapa?.Aku memutuskan untuk membawa Taeyong ke meja favoritnya, ia hanya tersenyum simpul "katanya kau ingin membicarakan sesuatu denganku?" aku hanya tersenyum sekilas "we will talk later, i need to do some work now" aku mengacak pelan rambutnya dan berjalan ke arah stage dan mulai memainkan gitar, rasanya seperti kembali ke masa SMA dulu, dimana setiap akhir pekan Taeyong akan duduk di tempat favoritnya sambil melihat penampilanku. Aku melambaikan tangan ke arahnya begitu duduk di kursiku sambil memangku gitar kesayanganku, ia mendengus lalu terkekeh dan membalas lambaian tanganku. Wajahnya sungguh manis saat terkekeh tadi.
"terimakasih sudah datang ke Café kami, saya undur diri dulu, selamat malam" aku menutup penampilanku dan segera menghampiri Taeyong yang tersenyum lebar, matanya membentuk lekukan seperti bulan sabit yang indah "aku menyukai penampilanmu, aku kira kemampuanmu bermusik sudah hilang dan terganti dengan kemampuan menghitung dengan rumus fisika" ucap Taeyong, aku terkekeh dan duduk di sampingnya, ia memberikan segelas lemon tea padakuㅡkebiasaan yang tidak pernah berubah, ia selalu memberiku lemon tea setelah selesai tampil di Café. "terimakasih, aku akan jadi pria yang beruntung jika kau benar - benar menjadi milikku" aku terkekeh saat mengucapkannya, sedangkan Taeyong hanya memutar bola matanya dengan tampang jengah. 'Apakah tindakan bodohku beberapa tahun lalu sungguh menyakitimu? Apa kau akan percaya lagi padaku? Ku harap iya, karena aku sangat serius untuk membebaskanmu saat ini'
.
.
"Okay jika begitu, aku akan membicarakannya pada atasanku, kau tahu sendiri aku tidak ingin mengecewakan Ayahmu dengan memberinya mesin pembuat kopi yang tidak sempurna" Taeyong tersenyum manis di akhir perbincangannya dengan Jaehyun, Johnny baru saja mengiriminya pesan bahwa 15 menit lagi pria itu akan sampai di Café milik orang tua Jaehyun. "Taeyong..." Jaehyun menatap iris mata Taeyong dengan intense, lidahnya terasa kelu, bukan hal seperti ini yang dia inginkanㅡJaehyun ingin sebuah kencan di akhir pekan bersama Taeyong, tentunya dengan menjadikan permintaan ayahnya untuk mesin kopi sebagai kedok untuk mengajak pujaan hatinya untuk berkencan. "ya? Apa ada yang ingin kau sampaikan mengenai pesanan Ayahmu?" balas Taeyong dengan suara yang lembut "uh...malam itu, saat aku membisikkan kata itu padamu, apa kau percaya?" tanya Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH
FanfictionSemuanya terlalu rumit, garis kami saling bersinggungan dan mengikat satu sama lain. Kami tidak bisa lari dari satu sama lain, terjebak dalam sebuah permainan konyol bernama labirin kehidupan. Aku ingin bebas.... Apakah ia adalah jalan keluar dari p...