chapter 4 : A Place for Me

1.6K 150 27
                                    

A/N : terimakasih banyak sudah memberi apresiasi berupa like dan comment, berhubung skripsi sudah selesai dan sekarang lagi self quarantine aku coba ngelanjut lagi sambil nungguin lowongan kerja hehehe. semoga kalian suka ya, aku minta maaf kalo di chapter sebelumnya ada kesalahan penulisan karakter dan nama, soalnya awal ff ini tuh GS buat Taeyongnya hehehe

.

.

Johnny dan Yuta, mereka berdua berasal dari dunia yang sama dan tumbuh dengan beberapa aturan pokok yang harus mereka pegang dan ingat, salah satunya adalah peraturan mengenai cinta.

Setiap orang bebas untuk jatuh cinta, tentukanlah seperti apa pasangan impianmu tapi jika hatimu sudah jatuh dan memilih, kau pasti akan lupa mengenai kriteria pasangan impian itu, tapi tidak untuk orang - orang seperti Johnny dan Yuta.

Cinta adalah hal yang terlalu mewah untuk mereka raih apalagi rasakan. Perasaan itu bagaikan suatu perasaan terlarang yang hanya akan menyakiti mereka di kemudian hari.

Konsep dari cinta dimana, seseorang hanya akan merasa sempurna jika bersatu dengan cintanya, kekasih hati adalah hal yang tabu bagi dunia Johnny dan Yuta. Di dunia mereka, kau tidak harus jatuh cinta untuk terikat dengan orang lain dalam satu ikatan suci, yang kau butuhkan hanyalah proposal bisnis.

Yuta harus mengakui bahwa ia sudah keterlaluan tadi, ia tidak seharusnya memberikan ancaman palsu untuk Taeyong, Yuta berani bertaruh bahwa Sahabatnya itu pasti menangis setelah ia pergi tadi. Tapi mau bagaimana lagi, jika Taeyong sudah jatuh pada Johnny semua akan menjadi semakin rumit dan ia tak ingin Taeyong semakin hancur karena itu, ia sudah berjanji pada dirinya untuk membuat Taeyong berkahir dengan pria yang tepat, dan pria itu sudah pasti bukan dirinya ataupun si berengsek Johnny Suh.

Yuta melajukan mobilnya ke kantor Taeyong untuk mengajak pemuda itu makan siang, Taeyong hanya diam sepanjang perjalanan menuju restoran dan Yuta tau betul kenapa Taeyong hanya mendiamkannya sejak tadi. Yuta hanya mengekori Taeyong saat pria berperawakan ramping itu berjalan memasuki Café, ibunya tersenyum sumringah saat melihat kehadiran Taeyongㅡibunya sudah terlalu menyukai Taeyong sebagai calon menantu dari keluarga Nakamoto.

Makan siang berjalan seperti biasanya, Taeyong memperhatikan dirinya hanya karena ada Ibunya di sini dan Yuta membenci itu, ia ingin Taeyong memperhatikannya karena Yuta adalah Sahabatnya "Taeyong-ah apakah kau benar - benar tidak bisa mengambil cuti? Apa tidak kasihan jika ibu hanya pergi berdua saja dengan ayah Yuta, nanti tidak ada yang mau menemani ibu berbelanja" ucap ibu Yuta yang masih berusaha keras untuk membujuk Taeyong, Taeyong hanya tersenyum simpul, ia mengenggam tangan Yuta dengan lembut "jika aku ikut pergi dengan ibu tidak akan ada yang mengurus Yuta, dia akan makan di restoran cepat saji, apa ibu mau?" gurau Taeyong, Yuta ikut tertawa menanggapinya "bu, Taeyong juga tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, iya kan sayang?" Taeyong mengangguk setuju "kami mendapat cukup banyak pesanan baru bu, aku harus mengatur semua keperluan client" nyonya Nakamoto hanya cemberut mendengar penuturan dari Yuta dan Taeyong "baiklah, nanti setelah kau menikah dengan Yuta ibu tidak mau menerima alasan seperti ini lagi" ucapnya dengan nada kesal yang di buat - buat, ibu Yuta sungguh pengertian dan Taeyong bersyukur atas hal itu.

Makan siang tadi di tutup dengan pelukan hangat yang di berikan Taeyong untuk nyonya Nakamoto, Taeyong menjanjikan piknik di akhir pekan pada nyonya Nakamoto sebagai permintaan maaf yang tentunya di sambut dengan gembira oleh nyonya Nakamoto sendiri. "Taeyong..." Yuta berusaha memanggil Taeyong yang sedang pura - pura tertidur di kursi penumpang "Taeyong, bangun lah, aku tau kau hanya berpura - pura tidur" Taeyong hanya bergumam sebagai jawaban "sejak kapan kau bertemu dengan Johnny?" Yuta melirik sekilas ke arah Taeyong yang masih asik memejamkan matanya dan bersandar pada jedela kaca mobil "bukan urusanmu Yuu-kun. Apa aku bertanya alasan kenapa kau mengakhiri semuanya dengan Sicheng?" balas Taeyong dengan nada risih, ia sungguh tidak suka Yuta mencampuri urusannya akhir - akhir ini "carilah pria lain, he is not a good guy Taeyong" Taeyong mendengus remeh "coba katakan itu pada dirimu sendiri, bisa tolong turunkan aku di hatle depan sana? Aku masih ada urusan kantor di dekat sini" potong Taeyong, Yuta hanya bisa pasrah dengan permintaan Taeyong dan menurunkan Taeyong di tempat yang ia pilih. Yuta tersenyum kecut, apa yang di katakan Taeyong ada benarnya juga, ia juga tak kalah buruk dari Johnny.
.
.
Taeyong terdiam sejenak menatap panggilan masuk di ponselnya, ia sedang di bis dalam perjalanan menuju Café milik Orangtua Jaehyun, ia tersenyum sekilas entah mengapa terbesit rindu yang mendalam untuk penelfon tersebut, sejauh ia mengenal pria itu dan selama apapun pria itu meninggalkannya untuk urusan bisnis ia tidak pernah merasa serindu ini pada pria itu, Taeyong mengangkat panggilannya. Senyuman di bibir ranum Taeyong semakin merekah saat suara pria itu meraba indra pendengarannya.
"hei, kau sedang apa sekarang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LABYRINTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang