Dua; ambyar

3 0 0
                                    

"Ada luka yang tidak bisa dijelaskan dengan kata kata"








Line

Reyhan : Vio, gue nanti pulang, akhir september


Waktu Vio lagi nonton TV, ada pesan masuk dari line, pas dicek ternyata abangnya.

Vio memang tinggal bareng abangnya yang kerja diluar kota.

Buat nafkahin dirinya, dan adik semata wayangnya ini.

Vio tidak tinggal dengan orang tua nya. Ngapain? Toh mereka juga udah nyari kebahagiaan nya sendiri.

Berpisah.

Masing masing.

Abangnya, Reyhan, Yang saat itu baru lulus sekolah langsung merantau keluar kota dan janji mau biayain Vio sampe lulus sekolah nanti.

Dan sekarang, mereka hanya tinggal berdua.

Bang Rey menyewa kontrakan satu rumah, dengan dua kamar untuk Vio dan Abang nya yang memang pulang 2 bulan sekali.

Kalo kalian tanya kenapa Vio milih tinggal bareng abangnya dan ga tinggal sama mamah atau papahnya, jawaban nya simpel.

Waktu ditanya sama mamah

"Vio mau ikut mamah atau papah?"

Lalu abang nya yang jawab.

"Dari pada Vio tinggal dengan salah satu dari kalian, mending Vio sama Rey sekalian, Tanpa Orangtua yang cuman nyari kebahagiaan nya masing masing,"

"Vio berhak bahagia mah, dia masih 15 tahun, Masih panjang hidupnya. Dan mamah tega tega nya cerai? Rey ga habis fikir."

Malam itu, dirumahnya benar benar seperti perang dingin

Saling sindir, saling merendahkan.

"Kamu ga tau masalah orangtua Reyhan!" Bentak mama

"Apa yang reyhan gatau? Sekarang Intinya itu, Vio tinggal sama Rey. Rey bakal kerja untuk cari uang dan biayain Vio sampai lulus. Jadi mamah sama papah berhenti sok peduli," Ucap Rey tajam, Sambil merapihkan barang barang nya, Dan juga Barang barang Vio.

Hari itu, bakal jadi hari yang gak akan Vio lupain.

Dia cuma bisa nangis waktu abang nya ngajak dia buat keluar dari rumah itu.

Rumah besar, yang isinya hanya orang orang egois.

Untungnya, Rey punya sedikit tabungan untuk menyewa kontrakan bersama adiknya, Dan juga mobil hadiah kakek dulu.

Vio juga sekolah sambil part time.
Bantuin Rey buat Bayar Tempat yang ia sewa.

Vio yang masih berumur 15 tahun itu, harus ngerasain gimana susahnya nyari duit.

Ngerasain gimana susahnya hidup.

Harus makan satu bungkus nasi berdua, nyisahin setengah untuk abangnya pulang kerja nanti.

Our hope [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang