Part 11

6K 332 8
                                    

Linda menatap Clarisa tajam dan tanpa berkedip, Ana membisikkan padanya siapa wanita yang datang bersama Daniel ketika dua orang itu masuk melalui pintu utama.
Sekarang Daniel sedang bercakap-cakap dengan Hendra mengenai bisnis dan Clarisa duduk disamping Daniel ikut menyimak sambil menuliskan sesuatu di notes kecilnya.

"Mami lihat, kak Dani membawa sekretarisnya kemari. Apalagi jika bukan karena sekretarisnya memaksa ikut, kak Dani bukan orang yang mau mengajak orang asing ke acara keluarga." kata Ana kesal melihat kehadiran Clarisa.
"Gadis itu masih muda, tapi waktu datang Daniel sama sekali tidak memperkenalkannya pada kita. Mami rasa Daniel belum tertarik padanya, lihat saja pekerjaannya hanya mencatat pembicaraan mereka, kelihatannya Daniel membawanya memang karena ada yang perlu dibahasnya dengan papi. Dan kamu tenang saja, nanti mami cari waktu untuk menegur gadis itu, sekarang minta pengasuh membawa Ryan kemari. " kata Linda.
Ana berdiri dan naik keatas menjemput keponakan nakalnya.

" Aku tidak mau turun tante..... Aku masih mau bermain... " pekikan dan teriakan seorang balita yang ada dalam gendongan Ana sambil berontak ingin turun.
Clarisa merasakan perubahan sikap Daniel, tanpa terlihat Clarisa menyentuhkan tengannya ke lengan Daniel membuat Daniel tersadar.
"Ryan kemari, papimu datang. Apakah kamu tidak mau mengajaknya bermain?" panggil Linda pada balita itu.
Ryan menoleh melihat Daniel lalu menggeleng, "Dia lumpuh dan tidak bisa bermain denganku. Aku tidak mau! Papiku tidak lumpuh dia bukan papiku!" teriaknya lagi.
Jika bukan karena janjinya pada Clarisa untuk bertahan disana, mungkin Daniel akan memutar kursi rodanya dan pulang.
"Itu papimu, dia terluka. Nanti dia akan bisa berjalan lagi, Ryan harus memberinya semangat." kata Hendra yang sedih akan penolakan cucunya pada putranya.
"Tidak mau, menyusahkan saja. Lumpuh ya, tetap saja lumpuh. Aku tidak punya papi lumpuh, papiku sedang pergi jauh dengan mami." kata Ryan lagi, dan dia langsung berbalik lari kembali ke atas diikuti kedua pengasuhnya.

Clarisa bisa melihat jika Ryan terlalu dimanja dan semua keinginannya dipenuhi, tidak ada yang bisa melawan kekeras kepalaannya, melihat Hendra dan Linda membiarkan Ryan menghina Daniel ingin rasanya dia mengejar anak kecil itu dan menjewernya, mengajarinya untuk menghormati orang tua. Kali ini gantian Daniel yang menyadarkan Clarisa dengan meminta Clarisa mengambilkan cangkir tehnya dari atas meja.
"Jangan kamu dengarkan perkataannnya, dia masih anak-anak, entah siapa yang mengajarkannya mengatakan hal itu." Linda membela cucunya.
Daniel hanya diam, tapi kali ini tidak ada kemarahan dalam hatinya, sebaliknya dia ingin tertawa melihat raut wajah Clarisa. Tetapi tentu saja dia harus tetap menjaga raut wajahnya  agar tetap dingin dan tidak terbaca. Nanti saja dia menertawakan Clarisa sampai puas dan dia jamin Clarisa pasti akan mengomel.

Untung saja tamu pertama tiba sehingga kejadian di ruang keluarga itu teralihkan. Ana segera naik untuk menyiapkan setan kecil kesayangan keluarga yang menjadi lakon utama pesta. Sedangkan Hendra, Linda dan Daniel kehalaman samping untuk mulai menyambut kedatangan tamu. Saat jalan dibelakang Hendra dan Linda, Clarisa berbisik pada Daniel, "Andai mata bisa mengeluarkan pisau maka aku sudah mati sekarang." dan Daniel menjawab dengan santai, "Apakah kita harus menunggu sampai puncak acara?"  betapa leganya Daniel ketika Clarisa menggeleng. Clarisa jelas tidak mungkin mempermalukan Daniel dimuka umum dan pelaku yang mempermalukannya adalah anak balita usia 3 tahun.
"Terima kasih." bisik Daniel.

Clarisa bertemu dengan pria bernama Marsel dan untung saja dia bisa menjaga raut wajahnya supaya tetap tenang saat  melihat istri Marsel yang adalah sepupu Daniel.
Jika Marsel gagah dan tampan, maka dapat dikatakan mereka berdua pasangan tidak serasi sama sekali. Gabriella tidak cantik dan melihat caranya mengambil makanan tidak heran jika bentuk badannya berisi ditambah lagi tinggi badannya tidak sampai 150cm. Dandan Gabriella dapat dikatakan sangat tebal dan gaun yang digunakannya sungguh tidak membuatnya nyaman. Apa yang dilihatnya membuat Clarisa teringat salah satu dari kakak tiri  film atau dongeng cinderela.

The Heart HealerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang