"ayo dong Al ." Kata salah seorang di antara mereka.
"Nggak."
"Curang banget sih. Kalau kayak gini ngapain ikut main kalau nggak mau dihukum."
"Yaudah sih dare yang lain aja."
"Nggak bisa diganti soalnya ini tuh udah disepakatin."
"Lo tuh yang pada curang nggak minta persetujuan dari gue.Lagian ngapain sih harus kasih dare kayak gitu. Disuruh nyopet. Yang ada ntar gue digebukin warga." Balasku sewot
"Lah emang kita nggak butuh persetujuan Lo. Karena kalau Lo ikut main berarti Lo siap menerima konsekuensinya. Lagian ya, entar kita bakal jelasin ke warga dan si korban kalau ini tuh cuma true or dare. Lagian kan kita cuma lakuinnya ditaman, jadi nggak banyak orang."
" Gue nggak mau."
Perasaan Al mulai nggak enak.
Kedua temannya,Noval dan malik saling bertukar pandangan seolah memberi isyarat.1
2
3
"Lepasin gue woi." Ucap Al sambil berusaha melepaskan diri.
"Nggak sebelum lo nyelesain dare-nya. Buruan masuk." Desak Noval sambil mendorong Al masuk ke mobil.
Malik pun mengitari dan mengemudikan mobil menuju taman.
🍃🍃🍃
Setelah sampai di taman, mereka pun keluar dari mobil. Mata Malik dan Noval menelisik setiap sudut taman untuk mencari sasaran dengan Al yang mendengus melihat kelakuan mereka.
"Gimana kalau perempuan itu?" Tunjuk Malik. Mataku pun tertuju pada seorang gadis sedang duduk di sebuah bangku yang berada di bawah pohon rindang dengan mata yang tertuju pada ponselnya.
"Boleh juga." Balas Noval sambil melirik gadis itu.
"Nggak."
"Lo kenapa sih al cuma sekali doang kok. Apa susahnya sih?" Ucap Malik
"Ya kalau nggak susah Lo aja yang lakuin. Gue mah males."
"Kan elo yang dihukum deandra Aldebaran." Balas Noval mulai kesal.
"Kalau nggak Lo harus beliin kita mobil sport.""Enak aja. Gue nggak mau."
"Yaudah buruan kalau gitu. Keburu sasarannya pergi."
"Ck iya-iya." Balasku setengah kesal dan setengah pasrah sambil berjalan mengendap-endap mendekati perempuan itu dengan mataku menatap was-was ke sekeliling.
Saat berada di dekatnya, gue pura-pura melihat kearah lain sesekali berbalik melihat Noval dan malik yang memberi isyarat agar segera melakukannya.
Teman kampret emang. Ucapku dalam hati.
Saat gue ngerasa udah aman, gue pun langsung narik tasnya yang nggak sempat ditahannya karena terlalu fokus main hp. Saat gue mulai lari, gue denger dia teriak minta tolong.
Dan.BRUKKK...
🍃🍃🍃
Saat sedang asik bermain hp, aku menghiraukan apapun yang berada di sekitarku. Hingga aku merasa ada seseorang yang berdiri di sekitarku seolah memperhatikanku. Dan benar saja saat aku menoleh ke sebelah kanan, terdapat seorang pemuda yang berdiri tak jauh dariku. Sesekali kuliat dia melirik ke arah dua orang. bedanya ia tak memperhatikanku.
Mungkin itu adalah temannya dan mungkin hanya perasaanku saja. Batinku. Aku pun bermasa bodoh dan bersikap acuh sambil kembali fokus ke layar hp ku.
Dan aku hampir saja terjatuh jika tidak menahan tubuhku karena tasku yang ditarik paksa dan tak sempat menahannya. Kulihat bayangan orang itu mulai berlari dan aku mulai panik.
"TOLONG... TOLONG...orang itu mengambil tasku. TOLONG..."
Dan...BRUKK...Kulihat orang yang mengambil tasku itu terjatuh karena menabrak seseorang.
"Tolong tangkap dia. Dia mengambil tasku." Teriakku.Tak lama setelah itu kulihat orang-orang beserta dua orang temannya berlari datang menghampirinya dan kulihat terjadi perkelahian.
Cepat-cepat ku hampiri mereka."STOP... STOP PAK STOP." Teriakku sekeras-kerasnya sambil berusaha masuk menerobos kerumunan.
"Udah pak udah." Ucapku saat sudah berada di tengah kerumunan.
"Sudah pak. Bapak-bapak makasih sudah menolong. Sekarang bapak-bapak boleh bubar.""Eneng beneran nggak apa-apa?" Tanya salah satu warga.
Eneng?. Batinku. Mungkin terlalu lama di Jerman membuatku terasa asing dengan beberapa kata.
"Nggak apa-apa kok pak. Saya baik-baik saja. Bapak-bapak boleh bubar. Makasih.""Iya udah neng lain kali hati-hati. Sama-sama." Perlahan warga mulai bubar dengan beberapa sorakan kata huh saat bubar.
Eneng lagi? Eneng itu apasih?. Aku menatap bingung kearah mereka.
"Oh iya tasku." Cepat-cepat ku rebut tasku dan memeriksanya. Ternyata masih lengkap dan nggak ada yang hilang maupun rusak.Setelah itu aku memperhatikan mereka bertiga yang melihatku dengan ekspresi hmm mungkin kaget.
"Nggak usah menatap aku kayak gitu. Lebih baik kalian angkat teman kalian ke kursi sana." Ucapku.
Kulihat temannya hanya mengangguk dan mengangkat dia ke kursi tadi dengan aku mengikutinya dari belakang.
Selamat membaca. Jangan lupa vote and coment.😊🍃

KAMU SEDANG MEMBACA
ATARAXIA
Teen FictionDeanika Andromeda. awalnya ia tinggal di Jerman. namun karena pekerjaan ayahnya, ia harus kembali ke tanah kelahirannya, Indonesia. ia sebenarnya malas kembali ke sana. Karena baginya, disana terdapat peristiwa yang membuatnya sangat terpuruk beber...