Rain

15 1 0
                                    

Ramadhan 1440 H.

"Ain, bangun nak. Sudah saat nya kita sahur." Ibu Hawa memanggilku agar terbangun dari tidur.

Seketika mimpi dalam tidurku hilang dan aku pun terbangun. Sedikit demi sedikit aku membuka mata. Silau lampu menyoroti mataku. Eaah.. tak ada hal senikmat yang dilakukan setelah tidur kecuali mengulet.

"Ayo nak cuci muka ke kamar mandi, setelah itu kita sahur bersama. Makanan sudah siap dan matang." Ucap ibu Hawa.
Ibu terbaik didunia dan insyaAllah hingga Akhirat, aamiin...

Ialah ibu ku, Hawa Muslimah. Namanya sangat menunjukkan bahwa ia seorang wanita. Wanita cantik bak bidadari turun dari langit. Wajahnya selalu tampak bercahaya. Saat melihat wajahnya, seketika hati terasa tenang. Wajah yang Meneduhkan bagi siapa yang melihatnya.

Mendengar makanan telah siap, aku langsung bergegas menuju kamar mandi dan langsung duduk siap untuk menyantap makanan. Aku paling suka makan sambil menonton televisi. Kami sekeluarga memang sangat senang dengan hal kecil menarik semacam inin. Dari pada duduk di meja makan di ruang makan. Sangat monoton bagi keluarga kami.

Dengan lahap aku makan sebanyak yang aku bisa tampung sebelum azan subuh berkumandang. Kemarin aku diberi tahu pak ustad di masjid kampung Suci, katanya batas sahur itu masuknya waktu subuh biasanya ditandai dengan azan subuh. Jikalau imsak itu, peringatan bahwa sebentar lagi azan akan berkumandang.

Selesai makan aku mengulangi bacaan niat puasa yang telah aku ucapkan setelah sholat tarawih kemarin malam bersama ibu Hawa.
"Nawaitu shauma ghadin’ an ada’i fardhi syahri ramadhaani haadzihis sanati lillahi ta’aala."

Selesai membersihkan piring beserta kawannya aku dan Bu hawa bersiap untuk sholat subuh serta ibadah penunjang lainnya. Hari ini aku dan Bu Hawa berencana sholat ke masjid kampung Suci, kampung dimana aku tinggal saat ini. Tidak setiap hari kami ke masjid. Hanya saja kami rindu beribadah bersama-sama, tidak hanya berdua. Iya, inilah ramadhan pertama bagi kami tanpa kehadiran Imam keluarga rumah kami. Terasa berat memang aku akui. Dari amatanku bu Hawa pun sama merasakan apa yang aku rasakan. Bahkan bisa saja lebih berat dari yang aku rasa. Ada yang dirasa kurang tanpa kehadiran sosok beliau. Dialah, beliau yang selalu menghangatkan suasana dirumah kami. Dan kami sangat mencintainya.❤

Bersambung...









Assalamualaikum reader, kali ini pertama kalinya mimin mempersembahkan story yang insya Allah dapat menemani reader di pekan ini.. story nya bersambung ya.. berhubung mimin terikat dengan masa kuliah, belum lagi tugas-tugas kuliah, maka mimin insya Allah bakal istiqomah publish story yang udah mimin buat di antara hari sabtu atau gak minggu. Insya Allah.. Doainya temen-temen😉

See yaaa...🤗

Rain and SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang