"Kring kring" Bel rumah bu Hawa berbunyi.
"Sepertinya ada tamu" gumam Ain. "Baik, tunggu sebentar" kata ain sedikit kencang berharap sang tamu mau menunggu. Ain bergegas mengambil kerudung sembarang yang ada di atas kasurnya. Dan berjalan sedikit berlari menuju pintu depan. Setelah sedikit mengintip lewat jendela besar samping pintu yang baru saja ain bersihkan tadi pagi, "Tidak ada orang?".
"Baiklah anak siapa lagi yang berani bermain-main dengan bel rumah kita bu. Rasanya ingin aku habisi anak itu!" Kesabaran Ain diuji disaat detik-detik menjelang berbuka. "Sabar nak, siapa sangka anak yang tidak berdosa itu ingin bermain-main dengan suara bel rumah kita. Mungkin dia kesepian." Bu hawa yang berada di dapur memberikan pengertian kepada Ain yang sedang tidak bersahabat dengan emosi. Ain pun duduk kembali dengan perasaan yang membaik didekat bu Hawa sambil mengiris-iris tempe yang nantinya akan ia goreng. "Aku jadi ingat sesuatu bu. Aku ingat masa kecil ku. Kata orang aku itu nakal dan juga tomboy. Benarkah seperti itu bu?".
"Heheheh, persis seperti yang kamu ucapkan tadi." Bu hawa tertawa. "Sungguh? " kata Ain. "Dulu kalian selalu berempat. Kamu, Jian, Rey, dan juga Sun." Ibu Hawa menjelaskan. "Lalu kemanakah mereka sekarang bu? Sungguh mereka licik. Tidak pernah memberi kabar sama sekali." Protes Ain. "Masa kecil itu indah ya bu." Tambah Ain. "Oiya ibu lupa tadi ibu mau suruh kamu beli gula merah di warung Yu Pik. Gula merahnya habis." Bu hawa mengambil uang dompet di laci dapur. "Beli setengah kilo ya nak". "Baik bu" aku pun langsung bergegas cuci tangan. Mengambil uang yang ibu letakan di atas meja makan. Mengambil kunci diatas lemari. Dan membuka pintu depan sedikit berlari. Karena sudah hampir magrib. Sekitar kurang 30 menit. "Kreek". "Suara apa itu." Tanyaku dalam hati. Melihat kebawah. Dibawah sandalku ada sesuatu. Surat? Dari siapa ini.
Tertulis nama "S U N".Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Sun
Teen FictionNamaku Rain perempuan dengan penuh keunikan. Dan ini teman sepermainan dari kampung halamanku, Sun. Laki-laki bermata elang. Teman yang tak kalah uniknya dengan ku. Inilah kisah dimana aku menemukan hidup ku yang sekarang. "Bismillah, tak ada yang...