Hari ini Ricis bersama wildan pergi ke rumah orang tua Ricis karna ingin meminta pendapat untuk resepsi pernikahannya yg akan di segerakan bulan-bulan ini.
"Umii cepetan nanti keburu sore macet deh" ucap wildan sambil memainkan ponselnya
"Iyaa ih sabar aku bingung mau pakai tas yg mana sangking ga punya tasnya" cewe mah gitu ya tas seabrek-abrek tapi bilangnya ga punya tas mulu hadehhh
"Pakee tas yg dari aku ajaa"
"Huh hayu berangkat" ucap ricis tergesa-gesa karna lari dari kamarnya menuju ruang tengan.
"Pakai mobil aku aja" ucap wildan sambil mengambil konci mobilnya yg ada di kursi pijat
"Yauda"
Ternyata benar kata wildan semakin sore jakarta semakin macet,klakson kendaraan terdengar begitu berisik bagi wildan tetapi tidak untuk ricis karena ia tertidur pulas.
"Macet banget sii bisa-bisa malam baru sampai ini mah" gerutu wildan yg sudah mulai bt "Bangunin umi ajalah biar ga kesel-kesel amat" ide itu terlintas di pikiran wildan. "umii umi umi bangun mii"
"Huahhh kenapa?udah nyampe?" dengan suara khas bangun tidur yg serak-serak basah
"Belum lah liat noh macet begini,kamunya jangan tidur nanti akunya ikut ngantuk kalo gada yg ngajak ngobrol" saut wildan tetapi matanya tetap fokus ke depan. Tetap fokus satu titik hanya itu titik itu,yee malah nyanyi
"iya deh aku ga tidur,oh iya kamu mau dekorasi pernikahannya kaya gimana?"
"Aku si maunya yg kaya di gunung-gunung gitu bagus kali ya" ucap wildan.Setelah mendengar kata 'gunung' muka ricis berubah menjadi bt karena iya ingin dekorasinya tentang laut ataupun mermaid
"Hmm" perkatan yg bikin skakmat bagi wildan
"Iya deh iya laut iya ga jadi gunung kalo gunung princes mermaidnya manyun 7cm" goda wildan yg bikin perasaan ricis campur aduk pengen marah iya seneng juga iya karna wildan mau pakai dekorasi tentang laut.
"Oke makasi ya calon abinya aku dan anak-anakku nanti kalo udah halal" ucap ricis sambil menatap wildan yg sedang menatapnya juga
"iya umiku untuk saat ini manggil uminya sebagai atasan kalo udah halal manggil uminya sebagai istri" goda wildan yg membuat muka ricis beruba menjadi merahh,tetapi ricis tidak menujukan wajah merah meronanya ia malah menatap jalan
"Ih itu ada tukang batagor" kode ricis
"bentar ya umiku,aku beliin parkir dulu akunya" jawab wildan yg sangat peka
"Andai semua laki-laki kaya kamu,pasti semua wanita akan bahagia" pandangan ricis tetap fokus ke tukang batagor
"Kalo semua laki-laki kaya aku berati perjalanan hidup lurus aja dong gada lika-liku atau sakit hatinya" sambil keluar mobil untuk membeli batagor yg diinginkan ricis
Tidak terasa ricis dan wildan sudah sampai di rumah orang tua ricis setelah perjalanan panjang dan polusi yg bertebaran
"Assalamualaikum" ucap keduanya
"Waalaikumsalam,eh ada ria sma wildan masuk-masuk" ucap papah ricis sambil mempersilahkan masuk.Kemudian ricis dan wildanpun menyalaimi papah
"ibu ada ria sama wildan nih buatkan minum" ucap papah yg agak sedikit berteriak karna rumahnya yg bisa di bilang besar
"Bentar ya ria wildan ibu buatkan minum dulu" saut ibu
"Pah wildan mau minta pendapat jadi nanti resepsinya mau di gedung apa di kegodaan aja" ucap wildan memulai pembicaraan sedangkan ricis tengah asik bermain bersama maryam dah khadejah
"Kalau yg kamu undang banyak lebih baik di gedung aja,mau sederhana gapapa mau meriah juga gapapa yg pentingmah udah halal"
"Berati di gedung aja nih ya pah kayanya wildan mau bikin pernikahan ini meriah deh pah soalnya kan pernikahan hanya satu kali seumur hidup" jawab wildan dengan santai kemudian ibu ricis pun datang
"kamu memang lelaki hebat dan papah harap kamu bisa jaga ricis ya,papah percayai kamu untuk menikahi anak papah,jangan bikin ricis sedihya papah paling ga suka sama siapapun orang yg bikin anak papah sedih" ucap papah sambil mengusap bahu wildan
"Iya pah insyaallah wildan gaakan bikin ricis sedih wildan akan bertanggung jawab sepenuhnyaa"
"Diminum dulu atuh" ucap ibu,kemudia papah dan wildan pun meminum minuman yg telah di suguhi oleh ibu mertua
"Ria anak bungsu dan jadi maklumin aja ya kalo ria manja tapi sisi lain dari sikap manjanya ria tuh keibuan dia suka banget sama anak kecil" perkatan ibu membuat wildan paham sisi lain dari ricis
"Yaudaa wildan sama ricis pulang dulu ya pah bu" ucap wildan sambil menyalimi orang tua ricis
"ria pulang dulu ya bu" ricis mencium kening ibunya kemudian meyalimi kedua orangtuanya
"hati-hati ya,wildan jangan ngebut-ngebut" pesan ibu
"iya bu,asslamualaikum"
Next? Komen dan vote
Jangan lupa follow @nazwaya9