Capítulo Uno.

595 53 6
                                    

“Gue denger ya anak baru tadi kakel kita.” Kamal memberhentikan acara makannya dan menatap Taehyun tak suka. “Terus apa hubungannya sama gue? Mau kakel kek anak kepala sekolah kek, gue ga peduli. Kalo gue mau buli yodah buli aja.” Ini Kamal— si biang kerok sekolah sama Taehyun— sahabat sejatinya lagi di kantin sekolah. Masih pagi, tapi udah makan. Lambung Kamal memang sebesar lubang hitam, makanya pengen makan mulu. Taehyun pun mengedikkan bahunya acuh dan mereka pun kembali menyantap makanan masing-masing.

“Hello gaes! Kamal is here!” Kamal— anak yang tak tahu malu itu berjalan memasuki kelas dengan merentangkan tangannya luas— mengabaikan tatapan-tatapan orang yang kaget akan kehadirannya. Taehyun yang memang sedari tadi mengikuti dari belakang hanya menggelengkan kepalanya menanggapi kelakuan bocah Kamal itu. Sesetengah anak yang berada di dalam kelas hanya berdecak kesal karna suara nyaring Kamal menganggu ketenteraman mereka manakala ada juga yang menggelengkan kepala mereka melihat tingkah laku Kamal yang tak cocok dengan wajah cantik dan manisnya. Aneh, cantik-cantik kok kang rusuh. Manis-manis kok liar. Ya sudahlah, suka-suka Kamal dong.

“Kamal! Sini!” Nah itu Hyunjin— melambai-lambaikan tangannya memanggil Kamal. Kamal berjalan mendekati Hyunjin dan menduduki pantatnya di sebelah Hyunjin. “Weh, kalian udah kenal sama anak baru tuh?” Ini Jeno yang buka suara. “Oh, si bangsat itu? Emangnya kenapa?” Kamal melipatkan tangannya di depan dada dan menyandarkan tubuhnya ke kerusi. Emangnya kenapa sama si kakel baru tuh? Jeno menjedakan bicaranya seketika dan memandang Kamal dengan tatapan yang kagum.

“Woah, keknya tebakan lo bener deh Mal.” Kamal mengangkat sebelah alisnya. Heran dia— apanya yang benar? Emangnya mereka main tebak-tebakan?

Jeno mendengus sebelum membuka kembali bicaranya. “Gue denger dia tuh anak berandel, bahkan lebih parah dari lo Mal. Karna dia juga fakboi.” Mata Kamal membulat tak percaya. Apa? Masa orang tadi itu juga anak berandel, bahkan lebih parah dari Kamal— karna dia juga bermain dengan wanita dan para uke?

Kamal pun terus tenggelam dalam pikirannya sampaikan guru kelas yang masuk juga tak diendahkan.

+ × +

“Apa bener ya yang Jeno bilang barusan? Tapi kok keliatan culun sih.” Itu dimatamu Mal. Padahal Soobin ganteng loh, malah dibilang culun.

Kamal berjalan sambil menendang batu-batu kecil yang menghalangi jalannya. (elah Mal padahal batunya kecil doang, emosi lu ┐(´д`)┌)

“Ah mampus aja tu orang.” Kamal mendecih seraya berjalan menuju ke parkiran sekolah untuk mengambil motornya. Sesekali ia bersenandung ria menghilangkan rasa bosannya. Oh, ngomong-ngomong tadi dia ditahan buat gak pulang duluan sama pak guru. Disuruh ngepel kelas gara-gara gak nyiapin tugasan yang diberi. Biasa, malas-malas begitu pun Kamal bisa tergolong sebagai anak pintar. Anugerah Tuhan katanya.

Kamal menaiki motornya dan melesat laju keluar dari pintu gerbang sekolah. Tanpa dirinya sadar, ada sepasang mata yang memerhatikan gerak-gerinya sembari tadi sambil memasangkan senyuman yang mengerikan. Orang itu pun beranjak dari persembunyian di belakang tembok, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berjalan santai menjauhi area sekolah.

“Wei Hyun, temenin gue disini ya? Bentar aja kok. Please.” Kamal merengek kedengaran Taehyun menghela nafas berat diujung talian. Kamal meminta Taehyun buat nemenin dia di cafe. “Ya udah lu tunggu aja di situ ntar gue nyampe.” Talian pun dimatikan secara sepihak oleh Taehyun. Kamal kembali duduk sembari menopang dagu menunggu kedatangan Taehyun.

Tiba-tiba, indra pendengaran Kamal diinterupsikan oleh bunyi loceng, menandakan ada orang yang masuk. Kamal pun menolehkan pandangannya untuk melihat siapa, mungkin saja itu Taehyun, tapi ternyata tidak. Bukan Taehyun yang nongol, tapi malah si kakel baru itu. Choi Soobin. Gumam Kamal sambil menampilkan seringai di bibir manisnya.

Sepertinya Soobin juga melihat Kamal dan dengan langkah angkuhnya, dia berjalan mendekati Kamal, membuat dahi Kamal berkerut hairan. Sebesar apa nyali si kakel buat bertemu dengan Kamal yang memang sudah merencanakan pembulian terhadap kakel ini?

“Hai.” Sapa Soobin, mengulurkan tangannya untuk berjabat dengan Kamal. Kamal melihat ke arah tangan yang diulurkan Soobin dengan tatapan meremehkan. “Mau apa lo disini? Gue gak jabat tangan orang kek lu.” Kata Kamal dingin, kedua tangannya disilangkan di dada.

“Wah,santai dong. Gue hanya ingin berkenalan.” Kamal mendecih pelan sebelum dia dikejutkan dengan badan Soobin yang membungkuk, mensejajarkan tinggi mereka kerana Kamal sedang duduk dibangku.
“Anak manis ga boleh ngomong kasar. Emangnya kamu suka aku kasarin, hm?” Bisik Soobin dengan suaranya yang rendah dan meniup daun telinga Kamal pelan, sehingga membuat bulu kuduk Kamal berdiri semua. Ngeri cok suara berat gitu malah dibisik-bisik segala. Melihat tiada respon dari Kamal, Soobin mulai memberanikan dirinya menjilat daun telinga Kamal secara sensual, membuat tubuh Kamal berjengit kaget menerima rangsangan sebegitu rupa. Kamal langsung mati kutu, dia gak tau harus apa. Pokoknya dia syok sekali, ga nyangka si bangsat ini bisa-bisanya melakukan hal yang di luar ekspetasinya sama sekali.

Soobin menarik wajahnya menjauh, membiarkan wajah mereka berdua berhadapan dengan jarak yang terbilang dekat, menatap wajah cantik Kamal yang dihiasi semburat merah dalam-dalam lalu terkekeh pelan.

“Cantik.” Ucap Soobin tepat dihadapan bibir semerah ceri Kamal sebelum menghadiahi kecupan singkat. Soobin menarik badannya menjauh, berdiri tegak dan memerhatikan keadaan sekeliling sebelum beranjak pergi, keluar dari cafe dengan tangan kosong. Dia bahkan tidak membeli apa-apa, seperti datang dan merencanakan hal-hal aneh yang bakalan dia lakuin ke Kamal, dan terus pergi selepas selesai misinya. Kamal tercengang, dia merasa seperti dibodohi. Dari tadi tidak ada satu kata pun yang bisa keluar dari mulut Kamal. Setelah kesedarannya bisa dikumpul, Kamal mengepal tangannya geram.

“Sialan!” Kamal menggebrak meja cafe itu keras, membuat beberapa pelanggan menoleh ke arahnya. Setelah itu, Kamal hanyut dalam fikirannya sendiri dan bayangan Soobin yang dengan tidak sopannya sudah mencuri kecupan di bibir Kamal, sehingga dia tidak menyadari Taehyun yang sudah memasuki cafe.

“Loh, lu kenapa Mal?” Taehyun mendudukkan dirinya berhadapan dengan Kamal dibuat bingung pleh wajah temannya yang terlihat tidak bersahabat itu.

“Nggak. Gue udah ga mood buat makan.” Kamal berujar dingin seraya beranjak dari tempat duduknya, berjalan pergi meninggalkan Taehyun sendirian yang masih bingung perihal yang terjadi.
























Segini dulu ya gaes. Maaf kalo ada kesalahan dalam bahasa 🙏🏻

- 23 April, 2020.

rule breakers | sookaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang