Nara kini sudah siap dengan pakaian santai dan nasi goreng+telur mata sapi yang di masukkan di kotak makan milik mama nya. Dengan langkah seribu Nara berjalan kearah garasi untuk menemui Mona. Dengan hati yang berbunga Nara mengendarai motor nya. Sebelum ke rumah Guntur, Nara mampir sebentar ke Indoapril. Nara berjalan dan memilah barang yang ingin dibeli nya.
"Hmm, beli apa lagi ya? Beli roti aja deh," Nara berjalan menuju sebuah rak yang menjual berbagai jenis roti. Langkah nya terhenti ketika melihat seseorang yang amat dikenal nya bersama dengan seorang wanita tengah bergandengan mesra.
"Nempel-nempel kaya cica aja, cih" Nara berusaha menetralkan nafas dan ekspresi nya dan melangkah mendekat seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak ada apa-apa.
"Nara ya?" tanya seorang wanita yang tangan nya masih bergandeng mesra dengan sang pacar. Nara yang mendengar pertanyaan itu hanya dapat menyengir kuda sambil mengusap tengkuk nya.
"Hehe iya kak. Kak Shela kan? Lagi ngapain disini kak?"-hehe bego lo Na, ya jelas lah orang mau belanja malah nanya gitu.Nara merutuki dirinya atas kebodohan nya menanyakan hal absurd seperti itu.
" Belanja bahan-bahan makanan aja nih buat masakin Rizal. Ya kan yank?"
Yikin yink, yink, yink. Apaan yank yank yank.
"Oh gitu, yaudah Nara duluan ya kak," ucap Nara yang berusaha seramah mungkin.
Nara berjalan ke kasir dan segera membayar semua belanjaan nya. Dengan langkah besar Nara berjalan menuju Mona dan dengan segera melaju menuju rumah Guntur.
Setelah melalui perjalanan yang amat panjang, mendaki gunung, melewati lembah. Akhirnya Nara telah sampai disebuah rumah yang tidak bisa dibilang rumah tapi tidak bisa juga dibilang istana. Ya begitulah inti nya.
"Samlek....eh ini kan dirumah orang kaya. Hmm, manggil orang kaya biar keluar dari rumah nya gimana ya? Biar gak norak amat," Nara tampak berfikir dan tiba saja sebuah ide ketika dia melihat sebuah bel rumah tersebut.
Brak brak brak
"ASSALAMUALAIKUM GUNTOORR! OOI GUNTOORR!!!" Nara mengetuk pintu rumah Guntur dengan anggun, tidak bukan mengetuk lebih tepat nya menggebrak dengan ganas.
"Waalaikumsala. Bentaaaaarr!"
Tanpa menunggu Guntur membuka pintu, Nara langsung masuk dan mendorong keras pintu tersebut hingga mengenai wajah rupawan sang empu.
Braakk
"Ee..ee..eehh bang jono. Hiyaaa kena pintu si anjay. Mangap ya. Oh ya gue bawa nasgor nih, makan dulu baru jalan." oceh Nara tidak henti-henti nya sambil berjalan dengan menenteng sebuah wadah berisi nasgor.
"Enak gak?"tanya Nara penuh selidik
"Lumm..ooh enggaak enak banget ini. Tak pernah kurasakan fried frice senikmat ini," Guntur terus menyendokkan nasi goreng itu kedalam mulutnya.
Tandas tanpa bersisa sudah nasgor yang dibuat Nara dengan susah payah. Dan kini mereka tengah berjalan menuju garasi mobil Guntur. Merasa ada yang aneh Nara pun menghentikan langkah nya. "Bentar deh, kok kita ke garasi? Kan biasanya juga naik motor,"
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTARA
ContoAku tidak sengaja hadir didalam kehidupan nya, dan saat itu dia sedang dalam keadaan yang buruk. Aku berusaha menghiburnya agar dia dapat melupakan semua masalahnya. Waktu terus berjalan. Kami bukan anak-anak lagi. Ikatan antara kami semakin erat...