🎡Play No. 1

79 6 13
                                    

Virgoun - Surat Cinta Untuk Starla

Alunan tuts piano menghidupkan suasana sendu sore ini membuat para pengunjung tenggelam dalam indahnya nada yang mengalun merdu. Kafe yang mulanya sepi, sedikit demi sedikit mulai ramai. Banyak insan yang sekadar mampir melepas penat sejenak dengan meminum kopi yang harum wanginya menenangkan. Hujan rintik-rintik ikut serta menelusup ke dalam keramaian, langit sedang bersedih mungkin. Seorang pemuda tengah duduk sendiri di dekat jendela, di mejanya masih tersisa kopi hitam yang hanya setengah sedangkan dirinya sibuk berkutat dengan aksara indah yang ada di dalam bukunya.

"Han!" Panggil salah seorang pemuda lain yang membuyarkan ketenangan dalam diri pemuda yang bernama Han.

Pemuda yang bernama Han tersebut mengangkat kepala sedikit menjauhkan pandangannya dari buku. Setelah melipat sedikit ujung kertas di buku dan menutupnya. Han membenarkan posisi duduk agar lebih nyaman ketika berbincang dengan temannya tersebut.

"What's up? Thank's nih, hari ini mau nemenin gue tampil." Ujar temannya yang telah terduduk manis di depannya.

Han tersenyum tipis, "I'm good! Santai aja," sahutnya.

"Lo kenapa gak mau ikut tampil juga sih?!" tanya Chris.

Pemuda tadi bernama Chris, parasnya tampan nan berwibawa membuat para gadis memusatkan pandangan kepadanya. Tetapi Chris tidak pernah ambil pusing dengan keadaan sekitar, hanya memasang wajah datar agar orang bosan melihat wajahnya tetapi sayangnya dia sering kecolongan memamerkan lesung pipi di pipi kanannya.

"Gue?" Han balik bertanya.

Chris hanya memutar mata jengah, "Lo bisa nyanyi. Suara lo bagus, Bruh," ujarnya.

Han tersenyum tipis menanggapinya. "Stop it, Chris! Gue gak sekeren lo."

Mata Han perlahan melirik jam tangan di tangan kirinya. Lalu segera menepuk pelan tangan Chris. Memberi kode bahwa sudah waktunya untuk Chris bersiap-siap di belakang.

"Oke, makasih udah diingetin. Gue ke belakang dulu," pamitnya.

Han hanya berdeham mengiakan. Sekarang dia hanya terduduk sendiri. Sebenarnya Han bisa saja langsung meninggalkan tempat ketika Chris bersiap-siap di belakang. Tetapi Han sendiri menikmati suasana sendu ini, meski tak bisa terelakkan bahwa situasi di sekitarnya sangatlah ramai.

Kafe ini sangatlah luas dengan temanya yang hijau membuat semua orang nyaman dan merasa betah berlama-lama di sana. Terlebih ketika malam, suasana di sana berlipat-lipat ganda menjadi tempat yang indah nan tenteram. Ketika malam tempat itu menjadi tempat tersendu dari segala tempat di seluruh penjuru kota, menyajikan musik yang indah dan suara para penyanyi yang nikmat. Salah satunya adalah suara milik Chris. Sambutan dari pembawa acara yang tengah berdiri di panggung kecil yang berada di tengah-tengah kafe menggema. Kali ini panggung akan dikuasai oleh Chris.

Di sana terlihat Chris duduk manis dan memegang gitar di tangannya. Chris menyanyikan lagu yang mesra, membuat para pengunjung mendesah pilu karena tak banyak pengunjung yang datang berpasangan. Terlebih suara Chris yang sangat pas ketika menyanyikan lagu tersebut, memberikan suasana romantis yang berkali-kali lipat. Han mencoba meresapi dan membayangkan lagu yang dinyanyikan Chris.

Mendengar bait pertama dan kedua Han mendesah pelan. Dari sekian lagu, kenapa harus lagu ini? Sungguh mewakilkan. "Bedanya, gue udah ngerasain hidup tanpa lo jadi gak perlu ngebayangin lagi," Han bermonolog sambil masih membayangkan beberapa kilasan peristiwa di kepalanya.

Baru satu lagu, Han sudah tak tahan dengan suasana kesenduan yang menyusup di sela-sela keramaian. Han memilih mengemasi barang-barangnya yang berserakan di meja dan segera pergi meninggalkan tempat yang seketika terasa menyesakkan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PlaygroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang