Aku berpikir bahwa aku tidak akan dapat melupakanmu
Ketika angin menjadi dingin
Malam dimana nafas kita bertemu
Dengan asap yang keluar dari mulut
Kita memeluk satu sama lain dengan hangat
Dengan tawa bahagia
Malam-malam dimana kita memimpikan hari esok
Yang akan bersinar seperti bintang*
Menjadi seorang idola mempunyai suka duka tersendiri. Sehun merasa bersyukur dengan cinta yang dihujankan penggemar untuknya. Namun terkadang hal ini dapat terasa menyesakkan. Karena itu, setiap dia memiliki waktu luang, dia akan mencari tempat untuk melepas penat, jauh dari segala ketenaran dan hingar-bingar kota.
Berbaring dibawah matahari dipantai terpencil, Sehun mendesah dengan puas. Akhirnya ia mendapatkan liburan yang sangat ia perlukan. Hanya liburan 10 hari -setelah bekerja keras selama hampir 2 tahun tanpa henti- tapi meski begitu, ia tetap merasa bersyukur. Matahari terbit dan rasanya hangat pada kulitnya. Dia mencoba melihat matahari dari balik kacamata hitamnya, namun dia segera menyerah karena itu menyengat matanya. Udara pagi dan aroma laut yang terbawa oleh angin membuatnya merasa rileks. Seulas senyum tersampir di bibirnya.
Dengan pekerjaannya yang seorang artis, dia tidak ingin melewatkan momen ini begitu saja tanpa mencoba mengawetkannya. Jadi dia menyiapkan handphonenya dan kemudian dia mengambil beberapa foto. Puas dengan hasilnya, dia memutuskan untuk mengambil beberapa foto lagi. Setelah itu dia mulai mengambil foto sekelilingnya. Langit, laut, pasir tempatnya berpijak, anjing putih kecil yang berlari dengan riang dengan pemiliknya mengikuti dibelakang sambil tertawa. Imut.
Setelah mengikuti remaja laki-laki itu dengan matanya untuk beberapa detik yang melebihi batas wajar, Sehun menyentak dirinya kembali dari lamunannya. Pipinya terasa memanas dan dia memutuskan bahwa dirinya telah berada dibawah sinar matahari terlampau lama. Setelah melirik remaja laki-laki yang imut itu dengan anjingnya -tunggu- anjing imut dengan pemiliknya, Sehun berjalan ke tepi pantai. Setelah memastikan bahwa temperaturnya tidak terlalu dingin, Sehun masuk lebih dalam dan mulai berenang.
Setelah merasa puas, Sehun akhirnya berenang kembali ke arah pantai. Dia berjalan ketika airnya hanya mencapai betis. Dia terus terkekeh dan tersenyum sendiri. Sudah terlalu lama dia tidak merasakan sebebas ini. Sehun merasa ia harus benar-benar mentraktir manajernya nanti karena telah menyiapkan liburan ini untuknya.
Mengelap air asin dari wajahnya, dia tidak menyadari sepasang mata memandangnya penuh ingin tahu. Ketika pandangan Sehun terarah kedepan, dia melihat laki-laki dari sebelumnya sedang duduk di atas pasir sambil mengelus bulu putih anjingnya. Tapi yang menangkap perhatian Sehun adalah fakta bahwa laki-laki itu memandang Sehun dengan seutas senyuman dibibirnya. Untuk sesaat, Sehun lupa caranya bernafas.
Setelah berdiri ditempatnya dengan canggung selama beberapa detik -basah dari kepala hingga jari kaki- dan hanya memandang laki-laki tersebut, Sehun akhirnya mengeluarkan senyum canggung yang di arahkan pada lelaki tersebut. Setelahnya dia langsung merasa seperti orang idiot.
"Apakah kamu sedang berlibur juga?" Suara merdu terdengar dari remaja lelaki bermata bak rusa tersebut. Suaranya mengagetkan Sehun namun Sehun berusaha tidak menunjukkannya. "Um." Jawab Sehun singkat dibarengi sedikit anggukan.
"Aku juga! Bagian pantai ini merupakan properti pribadi milik kakekku, jadi aku sedikit terkejut menemukan orang lain disini!" Sehun mengangguk lagi, menunjukkan bahwa ia menyimak perkataan remaja itu. Sangat jelas bagi Sehun bahwa remaja laki-laki itu memiliki kepribadian yang ceria. Biasanya hal ini akan mengganggu Sehun, karena Sehun sendiri memiliki kepribadian yang cukup tertutup. Dia tidak pernah bercengkerama dengan baik dengan orang asing, apalagi yang berkepribadian ceria. Tapi entah kenapa remaja ini justru menenangkannya. Mungkin memang lebih baik begini, ada sedikit keributan untuk menyeimbangkan ketenangan dan kesunyian tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataklisme Kosmik
FanfictionPertemuan Luhan dan Sehun mungkin merupakan takdir yang dirancang alam semesta. Sehun hanya ingin melepas penatnya sementara namun berujung menemukan cinta. Luhan hadir dalam hidup Sehun begitu tiba-tiba hingga mengguncang tatasuryanya. Gravitasi Se...