Closure

153 22 12
                                    

Ini bukanlah perasaan yang bisa ku akhiriHanya dalam satu hari, dengan hanya mencoba satu kaliAku sangat merasakannya dan itu menyakitkanDimanapun engkau berada, Aku akan datang padamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bukanlah perasaan yang bisa ku akhiri
Hanya dalam satu hari, dengan hanya mencoba satu kali
Aku sangat merasakannya dan itu menyakitkan
Dimanapun engkau berada, Aku akan datang padamu

*

Hari berganti menjadi minggu. Minggu berganti menjadi bulan. Bulan berganti menjadi tahun. Sudah setahun semenjak Sehun meninggalkan tempat itu, meninggalkan Luhan. Namun kenangan akan dirinya masih menghantuinya hingga hari ini. Sehun amat merindukannya. Seringkali dia terbangun dari lelapnya dengan sebuah mimpi mengenai Luhan. Terkadang itu tentang cinta manis yang mereka bagi. Terkadang itu mengenai dirinya yang menghadiri sebuah pesta pernikahan dimana ia tidak di undang, menarik tangan Luhan untuk kabur dengannya hanya untuk menyadari ia tidak dapat menyentuhnya. Terkadang mimpinya berupa wajah menangis Luhan. Terkadang itu berupa Luhan yang menertawakannya. Setiap kali, Sehun terbangun merasa tak berdaya dan kesakitan. Hal ini menguras semangat hidupnya.

Anggota grup yang lain menyadari perubahannya. Mereka tidak tahu detailnya, tapi mereka dapat menebak bahwa ini pasti berhubungan dengan Luhan. Mereka berterimakasih Sehun tetap mempertahankan profesionalitasnya, tetap menunjukkan kemampuan terbaiknya untuk grup. Tetapi kesehatannya mulai menurun dengan kurangnya tidur dan hilangnya nafsu makan. Mereka tidak sanggup melihat maknae mereka menderita lebih lama lagi, tidak saat mereka dapat membantunya.

"Sehun, pergilah berlibur." Chanyeol berkata sambil memberikan sebuah tiket pesawat dan setumpukan kertas lainnya. Hal ini menyebabkan Sehun mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa?"

Lelah akan sikap Sehun yang acuh tak acuh, Chanyeol menghela nafas. "Kamu butuh liburan, Sehun. Kesehatanmu menurun. Dan bila boleh jujur, kamu membuat mood grup turun." Sehun masih terlihat skeptis. "Kemana kamu mengirimku?" Sehun bertanya sambil memeriksa tiket. "Kamu tahu kemana." Chanyeol berujar dengan datar.

Sekarang giliran Sehun yang menghela nafas. "Kenapa kamu mengirimku kesana? Apakah kamu ingin aku mengulang momen paling menyakitkan dalam hidupku?" Chanyeol mengacak rambutnya sendiri karena frustasi. "Kamu tahu itu tidak benar. Dari semua orang kamu yang paling tahu ada banyak hal lain disana, bukan hanya rasa sakit."

"Apa yang kamu ingin aku lakukan, hyung? Pergi kesana dan mengingat semuanya sambil mengamati dia bermesraan dengan pasangan hidupnya? Membuatku semakin terlihat seperti orang bodoh?!"

"Tidak, Sehun. Ini agar kamu bisa mendapatkan closure!"

Chanyeol menarik nafas dalam-dalam. Setelah beberapa detik yang dipenuhi kesunyian yang tidak mengenakkan, Sehun akhirnya memecahnya dengan menunjukkan isi hatinya pada hyung terdekatnya. "Aku tidak tahu apakah aku dapat melakukannya, hyung. Ia sangat menyakitiku. Tapi bagian terburuknya adalah, walaupun dengan semua rasa sakit ini, perasaanku padanya terus berkembang. Aku masih cinta padanya."

Chanyeol dapat merasakan derita Sehun. Dia duduk disebelah Sehun dan menepuk kepalanya dengan lembut. "Karena itu kau membutuhkan liburan ini, Sehun. Kamu perlu menghadapi perasaanmu sendiri sehingga kamu tidak akan terkekang olehnya."

Kataklisme KosmikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang