Sore hari, 3 hari setelah pertemuan pertama mereka, Luhan dan Sehun dapat ditemukan sedang berjalan-jalan disekitar pantai. Hunnie di depan mereka terlihat berlarian dengan girang. "Jadi... bagaimana rasanya menjadi seorang idol?" Luhan bertanya pada Sehun, penasaran. Sehun tersenyum di dalam hati karena Luhan tidak lagi gugup saat berbicara dengannya. Entah mengapa Sehun menganggap itu sebagai suatu pencapaian.
"Hmm... Di satu sisi aku merasa sangat beruntung memiliki begitu banyak orang yang mendukung dan mencintaiku. Terkadang aku heran apa yang aku lakukan untuk layak mendapatkan dukungan tiada henti seperti itu. Aku selalu memiliki penggemar untuk menyemangatiku setiap kali aku sedang merasa sedih. Bahkan ketika media ingin menempatkanku dalam pandangan yang buruk, mereka tetap mempercayaiku dan mendukungku. Setiap jadwal padat dan aku merasa badanku sakit di berbagai tempat, melihat senyum mereka, mendengar seruan namaku meninggalkan bibir mereka, rasanya seperti obat untukku. Dan aku merasa mendapatkan tenagaku kembali. Aku sangat berterimakasih."
Luhan nampak terpesona dengan apa yang Sehun katakan namun dia segera bertanya,"lalu bagaimana untuk sisi lainnya?"
"Well... Aku hampir tidak memiliki privasi dalam hidupku. Terkadang aku ingin menjaga sesuatu jauh dari mata publik tapi agensi mengatakan hal lain. Terkadang rasanya meyesakkan saat aku merasa ada mata yang terus memperhatikan kemanapun aku pergi. Selalu ada orang yang mengenaliku dalam setiap langkah yang ku ambil. Hal ini membuatku terlalu sadar diri dan aku menjadi takut apakah aku terlihat jelek hari ini atau aku takut aku akan mempermalukan diriku sendiri, entah bagaimana. Karena itu terkadang aku betindak sedikit dingin bahkan mungkin terkesan arogan, tapi sesungguhnya aku hanya seorang pria yang mempunyai sedikit masalah kepercayaan diri." Sehun tertawa kecil tapi ketika ia melihat ekspresi Luhan, dia menepuk lembut kepala Luhan. "Jangan khawatir. Aku membagikan bebanku ini dengan Hyung-Hyungku. Dan kami sudah tau dari awal bahwa kami akan menghadapi hal-hal seperti ini. Sejujurnya kami harus merasa berterimakasih karena artinya kerja keras kami terbayarkan, banyak orang yang mengenal kami belakangan ini. Dan lebih kerennya lagi, kami selalu dikejutkan oleh usaha yang para penggemar lakukan hanya untuk membuat kami tersenyum. Juga merupakan bonus tersendiri untuk dapat bertemu dan berinteraksi dengan penggemar yang imut sepertimu." Sehun mencubit pipi Luhan.
Luhan tersipu tapi bukannya menutup dirinya dari Sehun seperti yang biasa dia lakukan, dia justru melihat Sehun tepat dikedua bola matanya kemudian membungkukkan badannya. "Terima kasih." Luhan kemudian melihat Sehun kembali, tersenyum dengan tulus. Sehun sedikit terperanjat sehingga dia tidak bisa menahan dirinya dari sedikit tergagap. "A-apa?"
Luhan memperhatikan mata Sehun dan entah mengapa Sehun merasa seakan Luhan sedang menelisik jiwanya. Tapi bukannya merasa insecure, Sehun justru merasa aman. Dia merasa seakan ia bisa memperlihatkan seluruh isi hatinya pada remaja ini untuk dipermainkan sesuka hati namun remaja ini justru akan merawat dan menjaganya. Rasanya aneh untuk memiliki rasa seperti ini untuk seseorang yang baru dikenalnya selama empat hari, tapi dia memang percaya pada Luhan.
Suara Luhan memecah pemikiran Sehun yang sibuk dan apa yang dikatakan oleh Luhan membuat Sehun merasa ia telah berhasil melaksanakan apa yang pekerjaannya inginkan darinya, memberi mimpi. "Terima kasih untuk terlahir. Dirimu dan juga member satu grupmu. Tapi terutama kamu, setidaknya untukku. Terima kasih telah memberiku, kami, para penggemar harapan dan juga kekuatan untuk menghadapi hari esok. Menjadi panutan dan motivasi yag kami butuhkan untuk mencapai mimpi kami. Walaupun pada akhirnya kami tersadar bahwa kamu bukan seseorang yang bisa kami miliki, terima kasih telah membiarkan kami mengetahui dan merasakan cintamu. Terima kasih telah mengapresiasi cinta yang kami berikan padamu. Kami mencintaimu, Oh Sehun." Satu tarikan nafas yang dalam, "Aku mencintaimu." Dan setelah itu Sehun merasa seakan oksigen telah dirampas dari paru-parunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kataklisme Kosmik
FanfictionPertemuan Luhan dan Sehun mungkin merupakan takdir yang dirancang alam semesta. Sehun hanya ingin melepas penatnya sementara namun berujung menemukan cinta. Luhan hadir dalam hidup Sehun begitu tiba-tiba hingga mengguncang tatasuryanya. Gravitasi Se...