1. Selcouth; IreneIrene menangkap ada yang berbeda dari kekasihnya. Bukan sesuatu yang buruk, hanya saja Ia kurang terbiasa. Ia bertanya-tanya apa yang membuat pria itu berbeda. Parfum baru? Potongan rambut baru? Kumis yang dicukur habis? Atau karena pergantian musim? Apapun itu, Ia merasa aneh tapi juga tidak membuatnya jadi tidak suka. Seperti kopi yang dicampur dengan keju. Aneh, berbeda dari biasanya, tapi rasanya tidaklah terlalu buruk. Kekasihnya pun begitu, berbeda, sedikit asing, tapi justru membuatnya semakin menarik. Irene suka itu.
•••
2. Trouvaille; Seulgi
Seulgi menyukai banyak hal. Ia suka menari di antara hujan. Ia suka melukis untuk mengungkapkan perasaannya. Ia suka kamera dan membawanya kemananpun ia pergi. Seulgi juga membenci banyak hal. Ia benci orang-orang baru karena ia sulit membuka diri. Ia benci internet yang lambat karena spotify nya jadi tidak lancar. Ia benci matematika karena memang sudah lumrahnya begitu.
Pagi ini ia menemukan hal baru. Ketika gerimis turun dan seorang tetangga baru menyapanya. Seulgi tidak tahu sebelum ini, bahwa ternyata ia bisa juga menyukai dan membenci satu hal dalam satu waktu.•••
3. Infinity; Wendy
Sentuhan matahari pagi memaksa Wendy membuka matanya. Ia menggeliat pelan dan menyadari jika sebuah lengan yang kokoh melingkari pinggangnya. Wajah yang tertidur pulas disampingnya membuat Wendy tak kuasa menahan senyum. Lekukan mata yang dalam, hidung yang tinggi, bibir yang penuh. Jemarinya menyusuri satu-persatu tanpa sadar. Bahkan ketika mata yang pulas itu perlahan bangun, Wendy tak acuh. Pria itu membawa tangan Wendy dari wajah ke bibirnya. Mengecupnya perlahan membuat perut Wendy jungkir balik. “I love you.” Wendy mengucapkannya setengah sadar. Pria itu terlalu memabukkan. “To infinity and beyond.”lanjutnya yang berhasil mendaratkan sebuah kecupan manis di bibirnya.
•••
4. Overmorrow; Joy
Joy tak bisa menahan gembiranya saat melihat kalender. Bersenandung lagu kesukaan sambil menganggukkan kepalanya seirama. Ia telah melingkari angka lima belas dengan tinta merah. Mencegahnya lupa meskipun ingatannya masih baik-baik saja. Janji yang diikat melalui telepon akan segera ditepati. Joy ingat malam itu hujan sedang deras-derasnya dan suara prianya menghangatkan. Tunggu aku di malam bulan purnama sebelum musim semi tiba. Joy tersenyum teringat janji prianya yang tak biasa. Jika bulan tidak tiba-tiba merubah kebiasaanya, maka prianya akan datang dua hari lagi. Dadanya seperti akan meledak. Dibandingkan dengan satu tahun penantiannya, dua hari tidak ada artinya, kan?
•••
5. Vermilion; Yeri
Yeri memejamkan matanya. Merasakan hangat matahari awal musim panas. Angin kecil memainkan rambutnya yang bebas. Menari seirama dengan hembusan napasnya. Ia membuka matanya sedikit. Melirik ke samping diam-diam. Siluet sempurna berdiri disampinganya indah. Melakukan hal serupa dengannya. Memejamkan matanya sambil tersenyum malu-malu. “Jangan menatapku terlalu lama, Yeri-ya. ” Pria itu menangkapnya basah. Yeri dengan cepat menutup kembali matanya. Tertawa kecil menyadari tindakannya yang kekanakan. Semburat merah bercampur oranye matahari muncul tak tertahankan di pipinya. Mungkin karna musim panas telah memanggang pipinya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crumbs
FanfictionTerkadang ada yang terlalu disayangkan untuk dibuang Red Velvet Fanfiction