anggota baru

35 0 0
                                    

Esok paginya Miku terbangun di ranjang Raja yang tak lain adalah Len. Saat terbangun Miku melihat Len tidur sambil memeluknya. Miku segera berpakaian dan menyiapkan segara kebutuhan Len seperti biasa. " Len bangunlah! Sudah pagi" Len membuka matanya sembari tersenyum kearah Miku. Wajah Miku dipenuhi rona merah mengingat hal yang terjadi kemarin. Setelah siap seperti biasa Len pergi ke ruang kerjanya bersama Miku. " Pagi sayang! " Ucap Ratu yang tak lain adalah Putri Atha istri sah Len. Ratu menggandeng tangan Len. " Cepat lepaskan, aku mau bekerja" Ucap Len datar. " Tidak mau! " Jawab Ratu dengan nada manja." Lepaskan kubilang " Ucap Len menatap tajam ke istrinya. Sontak Ratu Atha segera melepaskan tangan Len. Len dan Miku segera pergi.

#

" Len apa tidak masalah kamu seperti itu pada istrimu? " Tanya Miku sembari menyusun beberapa dokumen. " Tidak masalah aku tidak peduli, aku tidak sudi punya istri yang menjijikan seperti dia" Jawab Len sembari menandatangani dokumen-dokumen. " Kalau tidak sudi kenapa kamu menikahinya? " Tanya Miku. " Kamu tahu kan? Para menteri itu menyuruhku untuk menikahinya, katanya Raja tidak bisa memimpin kerajaan tanpa ratu" Jawab Len.

Ceklek!

Terdengar suara pintu terbuka. " Sayang aku membawakan mu teh! " Ternyata itu adalah Ratu Atha yang datang dengan membawa nampan beserta cantik dan teko. Miku langsung membungkuk hormat. " Aku tidak haus bawa pergi tehnya! " Ucap Len tanpa menengok Ratu Atha sedikit pun. Ratu Atha tetap bersikeras yang akhirnya membuat kesabaran Len habis. " Cukup! Jangan menggangguku! " Tatap Len dengan tajam. " Tidak adil! Kenapa pelayan itu boleh selalu disebelahmu, aku ini istrimu Len! " Bentak Ratu Atha balik. " Karena dia pelayan pribadiku " Jawab dengan tenang. Ratu Atha akhirnya pergi.

" Penjaga! " Panggil Len. Para penjaga berdatangan ke ruang kerja Len. " Jangan biarkan siapa pun masuk ruangan ku tanpa seizin ku bahkan ratu sekalipun paham?! " Para pelayan mematuhi perintah Len. Sejak saat itu ratu Atha tidak pernah lagi memasuki ruangan Len dengan seenaknya.

Suatu hari Miku sedang membawa tumpukan dokumen yang harus diperiksa oleh Len. Miku berpapasan dengan Ratu Atha dan dengan sengaja Ratu Atha menabrak Miku.

Bruk!

Dokumen itu berjatuhan. Miku segera merapikan nya. Ratu Atha pergi begitu saja, begitu pun Miku dia tidak peduli apa pun yang ratu lakukan padanya.

Ratu Atha setiap hari selalu mengganggu' pekerjaan Miku meski begitu Miku tetap tidak peduli dan Ratu Atha menjadi tambah kesal.

" Len sayang.. Kenapa aku tidak boleh tidur denganmu? " Tanya Ratu Atha dengan manja. " Aku tidak mau kamu mengganggu tidurku dan berhenti memanggilku sayang itu menjijikan " Ucap Len dengan dingin lalu pergi meninggalkan Ratu Atha.  Atha selalu berusaha mendapatkan perhatian Len .tapi Len tidak mempedulikannya  sekalipun.

Pagi itu Len, Atha, dan ibu Len sedang sarapan bersama dan seperti biasa Atha berusaha mendapatkan perhatian Len. Miku yang berdiri tepat disebelah Len merasa sedikit pusing, dia serasa ingin pingsan tapi Miku menahannya dan terlihat baik-baik saja. " Ibunda aku ijin pergi dulu" Ucap Len sembari pergi Miku sontak mengikutinya. " Aku ikut! " Ucap Atha. Len langsung menatapnya dengan dingin dan akhirnya Atha kembali duduk lagi.

Setelah keluar dari ruang makan Miku langsung pingsan. " Miku! Miku! Sadarlah" Len seketika panik. Kemudian Len membawa Miku ke kamarnya serta membaringkannya di ranjang. " Pengawal! Cepat panggil tabib" Ucap Len segera pengawal itu pergi. Len memiliki pengawal kepercayaan yang sangat setia pada Len dan mereka hanya keluar ketika Len memanggil.

Tabib datang dan memeriksa keadaan Miku. Tabib itu adalah teman baik Miku saat diistana. " Jadi bagaimana? " Tanya Len. " Yang mulia Miku sedang mengandung jadi tidak boleh kelelahan" Ucap Tabib itu. " Miku mengandung?! " Len amat sangat terkejut mendengar hal itu bahkan tabib itu juga terkejut karena dia tidak pernah melihat Miku dekat dengan pria lain. " Tapi yang mulia kenapa Miku bisa-" Belum selesai Tabib itu bertanya Len langsung menyela. " Kamu harus merahasiakan ini! Jangan sampai siapapun tahu" Bisik Len kepada Tabib itu. Tabib itu menyanggupinya karena bagaimanapun Miku itu Teman baiknya. Tabib itu memberikan Len beberapa obat untuk Miku dan pergi.

Miku pun tersadar. " Miku bagaimana? Ada yang sakit? " Tanya Len dengan penuh perhatian. " Aku sakit apa Len? " Tanya Miku. Len terdiam sejenak. " Kamu... Sedang mengandung" Jelas Len, Miku terkejut sekaligus bingung. " Tenang saja aku akan bertanggung jawab" Ucap Len. Miku terharu mendengar kata-kata Len dan segera memeluknya. " Aku senang " Ucap Len.

#

Esoknya pekerjaan Len lebih padat dari biasanya. Len baru makan saat siang hari dan Miku belum makan sama sekali. Usai makan Len menghadiri rapat yang memakan waktu hingga 4 jam. Rapat itu lama sekali dan Miku hampir sempoyong tapi dia berusaha terlihat baik-baik saja. " Baiklah rapat selesai sampai disini! " Ucap Len. Para menteri berdiri dan meninggalkan ruangan. Miku langsung jatuh pingsan karena sangat lelah dan belum makan seharian.

#

" Yang mulia Miku  belum makan sama sekali dari pagi hingga sore karena itu dia pingsan" Ucap Tabib tersebut. " Aku terlalu sibuk sampai lupa dengan kesehatan Miku" Batin Len. Tabib itu memberikan Obat lagi dan pergi.

Ketika terbangun Len langsung memeluk Miku. " Kenapa tidak bilang kalau belum makan? " Ucap Len. " Aku tidak mau menyusahkanmu Len" Jawab Miku. Len mengambil bubur yang telah disiapkan nya dari tadi. " Sekarang makan " Ucap Len dengan lemah lembut. " Aku tidak lapar" Tolak Miku. " Makan! " Ucap Len dengan Nada sedikit di tekan. Akhirnya Miku mau memakannya. " Maaf, aku cuma tidak mau kamu sakit" Ucap Len.

Mulai hari itu Len selalu memperhatikan jadwal makan dan minum obat Miku.

#

Hari berikutnya Len harus pergi menghadiri rapat di Kerajaan lain, dan tentu saja Miku ikut bersamanya. Ditengah perjalanan kereta kuda mereka melewati sebuah pohon mangga yang besar. Miku sangat menginginkan buah mangga itu. " Len! Len! Aku mau buah mangga! "Ucapnya dengan nada manja.Sikap Miku berubah drastis menjadi manja,padahal
ketika tidak bersama Len dia selalu memasang muka dingin dan tegas. " Baik baik" Len segera memberhentikan kereta kurangnya dan mengambil mangga itu dengan tangannya sendiri padahal selama ini dia tidak akan mau melakukan hal itu untuk seseorang kecuali Miku.

Usai mengambil buah mangga itu mereka berdua melanjutkan perjalanan. Didalam kereta Len bahkan mengupas kan mangga itu untuk Miku. " Nyam...! Makasih Len" Ucap Miku sembari memeluk Len. Len pun juga turut senang.

#

Di Kerajaan tetangga itu rapat berlangsung hingga beberapa hari, meski begitu Len selalu memastikan Miku makan tepat waktu. Di Kerajaan itu kamar Raja dan pelayanan bersebelahan serta ada pintu penghubung disetiap ruangan. Malam harinya Miku merapikan dan menyiapkan pakaian tidur Len. " Aku sudah menyiapkan semuanya kalau begitu aku kembali ke kamar dulu" Ucap Miku sembari pergi. " Kamu tidur disini saja" Ucap Len. " Tapi kan.. "

"Sudah tidak masalah"

Miku berganti pakaian dan membaringkan tubuhnya di ranjang bersebelahan dengan Len. Tiba-tiba Len memeluk Miku. " Aku ingin memelukmu semalaman" Bisik Len. Miku hanya tersenyum senang dan tertidur di pelukan Len.

only you by my sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang