"Kak Jongdae." Panggilku pada kakak kandungku yang sibuk dengan buku belajarnya ini.
"Hmm?"
"Temen lo yang tadi main kesini namanya siapa?"
"Yang mana?"
"Ih ituloh yang putih badannya."
"Semua temen gue putih, bego banget."
"Ih, yang ah! Yang telinganya caplang!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Walaupun telinganya caplang, temen Kak Jongdae ini tetep ganteng banget.
"Oh, Chanyeol maksudnya?"
"Chanyeol, namanya mirip ya?"
"Hah? Mirip siapa?"
"Mirip nama Ayah dari anak-anak gue."
"Anjrit, norak lu."
Aku pun terkikik mendengar ejekan Kak Jongdae ini. Terserah, mau norak ataupun alay, yang pasti aku suka Kak Chanyeol.
"Gue suka sama Kak Chanyeol, dia udah punya pacar?"
"Tukang ngerdus kaya begituan lo suka. Mending jauhin deh." Saran Kak Jongdae namun dia masih berkutat dengan bukunya.
Aku pun mengerucutkan bibirku malas, tapi tetap saja, perkataan Kak Jongdae gak akan mengurangi rasa sukaku ke Kak Chanyeol.
"Pernah pacaran?"
"Chanyeol? Ya pernahlah. Gue rasa cabe di kaki lima juga pernah dipacarin dia."
"Woi sembarangan kalau ngomong..! Gak mungkin cowok seganteng Kak Chanyeol mau sama cabe-cabean, dih!"
Kak Jongdae hanya menaikkan bahunya tak acuh dan aku hanya menghela nafas kasar.
"Kak Chanyeol kok bisa ganteng banget gitu ya? Beda banget sama lo, Kak. Lo mah dibanding Kak Chanyeol bagaikan bumi dengan langit tau gak?"
"Anjrit ! Enak aja! Gini-gini fans Chanyeol sama gue, sama banyaknya kali. Lo aja yang matanya picek."
"Dih! Mulut lo pernah kena gampar sendal gak Kak!?"
"Pern—"
*ting nung
Ucapan Kak Jongdae terpotong dikarenakan ada seseorang yang menekan bel rumah. Memangnya siapa yang datang kerumahku malam hari seperti ini? Mama Papa kan baru saja berangkat ke luar kota pagi tadi, masa iya udah balik?
"Siapa Kak? Gak mungkin Mama Papa kan?"
"JANGAN JANGAN ADA PENCULIK!? HUA CURI AJA KAK JONGDAE!! GUE BELUM NIKAH PLEASE JANGAN CURI GUE!! KAK CHANYEOL BELUM LAGI NGELAMAR GUEEEE HUEEEEEE!!"
Teriak ku tak karuan yang kuyakini dapat didengar dengan oleh orang yang menekan bel tersebut, dikarenakan posisi ku dan Kak Jongdae sedang di ruang tamu yang tak jauh dari pintu utama.
