Pagi ini, kami berdua berangkat ke kampus seperti biasa. Kami berdua juga kuliah seperti biasa, tidak ada yang berbeda. Sekitar pukul 16.00 wib perkuliahan kami selesai. Gue dan Ricky bergegas kerumah Ricky yang tak jauh dari kampus cukup 10 menit dengan naik motor butut. Motor tua nafas muda pun kita pacu dengan cepat. Sesampai dirumah Ricky yang sepi, kami berdua langsung ke kamar Ricky. Terlihat posisi botol bekas air minun yang dihuni oleh tuyul masih tetap berada ditempatnya tanpa ada pergeseran sedikitpun. Karena si tuyul jelas tidak mampu membuka segel ghaib yang kami pasang tadi malam.
"Aman fan" kata Ricky sambil melihat botol.
"Ok... siiip" jawab gue.
Botol tetep aman sama isinya saat itu. Masih terlihat tuyul kecil lagi duduk sambil mendekap kedua kakinya. Tidak bisa berbuat apa-apa, hanya termenung meratapi nasib.
"Fan makan dulu yok, tak bawa kedepan semua ya makannya. Lagian habis ini kita masih ngurus setan dikamar gue, berat kerjanya ntar",! kata Ricky sambil berjalan kearah dapur.
"Ok... rick gue ngikut saja daah. Lu kan tuan rumahnya" jawab gue.
Suasana rumah ricky tak sebegitu besar, bercat putih menghadap keselatan nampak asri dan rindang. Di rumah itu ada satu kamar utama, tiga kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu dapur yang persis bersebelahan dengan mushola keluarga. Gue pun sebenarnya betah tinggal disitu. Gue dan Ricky makan di ruang tamu sambil ngobrol tak tentu arah, ngelantur dan suka-suka gue.
"Ternyata... enak Rick. Bikin kenyang dan tak harus bayar" celoteh gue.
"Raimu Fan... biasa saja!" sahut Ricky.
Selesai makan kita bersuci dahulu dan melakukan ritual menurut keyakinan kami, sehabis itu ricky mengeluarkan botol berisi tuyul dari kamarnya tersebut ke ruang tamu.
"Whoi... bangun whoi molor mulu...." kata ricky sambil tangannya menggoyang-goyangkan botol bekas itu."Aduhhh bos kaumku kalo malam kerja bos, kita kerjanya malam, siang kita tidur bos" jawab tuyul dengan posisi tiduran.
"Lho wani bantah koen yul" (lho kamu berani bantah yul). Jawab Ricky dengan mata melotot.
"Sudah Rick biar aku saja yang tanya lo gak bikin selesai masalah yang ada malah emosi mulu isinya" jawab gue.
"Yul namamu siapa? kamu punya nama kan?" tanya gue."iya bos, biasanya juraganku panggil aku andre" Jawab tuyul.
"cuuuukkkk gila nama tuyul kayak nama artis!!! asli setan ???...setan lo!!!" guman gue sambil sedikit ketawa.
"Huahaha... huahaha..." Tawa lebarnya Ricky.
"Kamu disini ikut siapa, juragan kamu?" tanya gue.
"Ikut Pak tikno bos, itu didesa ***. itu desa sebelah!!" jawabnya sambil duduk dengan menundukkan kepala pelontosnya.
"lo aslinya dari mana?" tanya gue lagi.
"Ya yang kemaren itu bos" jawab tuyul.
"Oohhh dari T**** tho? tanyaku untuk meyakinkan jawaban tadi malam."Bener di kec **** ? lanjut gue.
"Bener bos! Jawabnya dengan kepala manggut-manggut kedepan.
"Desa mana?" tanyaku lagi.
"Desa ***** bos yang ada gunungnya selatan desa pas langsung laut itu bos!" jawab tuyul dengan muka agak meyakinkan.
"Rick coba lo check google map ada ga nama desanya di kabupaten itu?" pintaku kepada ricky untuk cek valid tidaknya jawaban si andre tuyul ini.
"OK Fan..." sahut Ricky.
Interogasipun berlanjut.
"Kamu di T*** ngabdi kesiapa?" tanya gue."Ke Mbah Parmin Bos" jawabnya pelan.
"Setan kayak kamu disana ada banyak?" tanya gue lagi.
"Banyak bos, macem-macem" jawab tuyul.
"Ohhhhh... seberapa banyak ndre?" Tanya gue.
"Ya ratusan bos, aku sendiri gak tau pastinya kalau sekarang" jelas si tuyul.
"Ratusan.... lebih. Huahaha... huahaha..." sahut Ricky sambil ketawa tak percaya.
"Memang ada perbedaan disana ?" tanyaku.
"Ya adalah bos kelas – kelasnya, ada yang kelas 1,2,3 sampai kelas 6. Tiap kelas mempunyai kemampuan ngasilin duit berbeda-beda. Misalnya nih bos kalau kelas satu bisanya ambil maksimal sehari 100,000,- kalau kelas enam mah bisa sampe 2 juta bos sehari." terang si tuyul.
"Oooohhhh...kayak anak sekolah SD pake kelas segala" gumam gue dengan manggut-manggut mencoba memahami bisnis laknat ini.
"Terus lo di beli atau di maharin sama pak tikno berapa yul ?" tanyaku lagi. "1.700.000 bos" jawab tuyul."lo sendiri disini sehari ngasilin berapa duit?" tanyaku lagi.
"200 ribu bos" jawabnya lagi.
"Jadi kelas dua dong lo disana" kata gue.
"Iya bos bener" jawab tuyul.
Ketika gue interogasi si tuyul, Ricky sedang sibuk dengan hpnya untuk mencari lokasi yang disebutkan si tuyul. Tak lama kemudian...
"Fan ada nih desanya, beneran kata si tuyul andre tuh" kata Ricky sambil pegang HP.
"Seeeepppp..." jawab gue.
"Yul kira-kira bisa ga aku sama ricky ketemu sama Mbah Parmin disana?" tanya gue."Bisa bos..." jawab tuyul.
"Kira-kira minggu depan gimana?" tanya gue lagi.
"Sebentar bos gua mau hubungi dulu sama tuan parmin dulu" sahut si utyul.
Si tuyul terdiam sejenak sambil komat-kamit. Sepertinya dia lagi jelasin ama Mbah Parmin kalo gue dan Ricky mau ketemuan. Gue menunggu sekitar 15 menit, sambil liatin google mapnya yang ada di HP ricky.
"Jauh Rick ini" tanya gue.
"iya Fan kalo menurut mbah google ini perjalanan sekitar 6 jam dari sini " terang ricky.
Kemudian, tiba-tiba si tuyul menyela.
"Bos... bosss... boosss...." kata tuyul memanggil."Ada apa yul? Sudah tah?" tanyaku.
"Sudah bos... Mbah Parmin adanya hari minggu, dia sudah siap bos dikunjungi!" jawab tuyul.
Gila bener nih orang, mau ketemu aja pakai janjian segala. Tidak hanya dunia nyata yang butuh manajer, dunia ghaib pun butuh. Hebat benar dunianya ini. Gue terheran-heran... Kelihatannya gayung bersambut, kita bisa ketemu tuannya si tuyul. Sekalian jalan-jalan agak jauhan dikit, biar si motor butut tambah sehat. Kita pun mulai nyusun rencana."Gimana Fan lo minggu ini ada acara gak?" tanya Ricky.
"Gak ada Rick... aman, free" jawab gue.
"Sama dong... Gua juga lagi free nih" jawab ricky.
Setelahintrogasi dengan si tuyul selesai, kami berdua melakukan persiapan untuk pergi ke T**** minggu depan. Gua sempet berfikir nih tuyul suruh nyolonglagi apa gimana yak enaknya buat ongkos dijalan. Tapi gua kan gak ada kontaksama si empunya! Ah mending gak usah lah dari pada kena karmanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JURAGAN PESUGIHAN
HorrorKisah dua mahasiswa yang mempunyai kelebihan, hingga suatu hari ia menemukan sosok tuyul pesugihan. Tak diduga, setelah ditelisik sang tuyul adalah salah satu anak buah dari sang juragan yang diperjual belikan demi kekayaan.