Jakarta,2012
Tampak potret sebuah keluarga bahagia yang sedang melakukan piknik di sebuah taman kota.
Sang ibu yang nampak begitu telaten membantu anak perempuanya untuk menyingkirkan sayuran dalam makanan'nya. Walau sesekali sang ibu harus mengelus dada sabar saat melihat si anak yang malah membuang sembarangan semua sayuran dalam piringnya.
Sedang di sisi lain,sang ayah yang kini sedang bermain bola dengan anak lelakinya tampak begitu bersemangat,canda tawa di antara keduanya tak terelak'kan.
Mereka berempat tanpa sadar sudah membuat orang lain yang menyaksikanya tanpak begitu iri melihat pemandangan bak keluarga cemara ini.
"Mah,abis makan Chaca mau beli ice cream yang di situ ya."pinta sang anak yang sedang menyendok'kan nasi kedalam mulut nya,seraya menunjuk pada sebuah kedai ice cream di sebrang jalan yang tampak begitu ramai akan pengunjung.
"Iya,asal Chaca harus janji abisin dulu makanan nya,kalau nggak nanti makanan nya nangis loh." Kata sang ibu pada anak gadis nya.
"Siap kapten!" Seru sang anak yang biasa di panggil Chaca dengan gembira.
Selanjutnya,anak yang di panggil Chaca itu nampak begitu bersemangat menghabis kan sisa makanan nya di piring yang hanya tinggal beberapa suap lagi.
Anak lelaki yang tadi sedang bermain bola dengan ayah nya sempat melirik pada adiknya yang tampak begitu gembira.
"Nan udah yuk mainya,kita ke mamah sama adik kamu,papah udah capek nih."
Mendengar seruan dari papahnya yang meminta dirinya untuk menyudahi bermain nya,anak kecil yag biasa di panggil Keenan pun bergegas membawa bola nya dan berjalan menghampiri sang mama yang tampak sedang memberikan suapan terakhir pada sang adik.
"Yeay abissss" seru Chaca gembira.menyerahkan piring bekas makan'nya pada sang ibu.
"Mah,ayo kita beli ice cream!"
Lanjutnya semangat,saat melihat sang ibu yang sudah selesai membereskan alat makan'nya."Mah,Keenan juga mau.rasa coklat ya" kata Keenan yang mendengar sang ibu akan membeli ice cream bersama sang adik.
Sang ibu mengangguk dan tersenyum kecil.
"Ayo mah,ayoo!"si bungsu Chaca yang tak sabaran pun menarik-nari tangan sang ibu agar segera beranjak.
"Iya iya Chaca,ayoo"ajak sang ibu sembari menggandeng tangan sang anak saat ingin menyebrang jalan.
Ibu dan anak itu yang tak lain memiliki nama lengkap Calysta Aurellia Dinata dan ibunya,Sinta Dinata mulai menyebrang saat melihat situasi jalanan yang tak begitu ramai.
"Chaca duduk disini dulu ya,mamah mau ngantri dulu sebentar,jangan kemana-mana oke?"
Sesaat setelah meraka masuk ke kedai ice cream,Sinta meminta anaknya untuk duduk di bangku dalam kedai dan menunggu dirinya yang akan mengantri dengan pembeli yang lain.
"Oke mah,jangan lama-lama ya"sahut Calysta kecil.
Di sisi lain,seorang pemuda dengan perkiraan umur 17 tahun nampak sangat bosan menunggu sang pacar yang sedang memesan ice cream di tempat yang sama dengan Calysta.
Untuk membunuh kebosananya,dia mencoba untuk memainkan game dalam handphone nya. Melirik sebentar pada sang kekasih yang masih tengah sibuk mengantri dengan pelanggan lainya.
Perhatianya teralihkan saat dirinya tanpa sengaja melihat seorang gadis kecil yang tampak begitu semangat duduk menunggu di kursi di sampingnya.
Gadis kecil dengan baju kodok selutut berbahan jeans dan baju dalaman berwarna putih berlengan pendek nampak menarik dimata seorang pemuda tersebut,kulit kuning langsat dan dan alis yang sedikit tebal,di padu dengan hidung kecil yang sedikit mancung,dan bibir merah muda yang tampak tipis dan kecil yang sendari tadi terus menyunggingkan sebuah senyuman itu tanpa sadar sudah menyita perhatian pemuda itu.
Kursi itu hanya dibatasi oleh satu meja kosong hingga sang pemuda yang tak lain bernama Aideen William Abhivandya dapat dengan mudah melihatnya.
10 menit menunggu sudah dapat membuat Calysta kecil itu bosan dan jenuh. Melihat sang mamah yang di antrian no 5 dari sang penjual,makin membuat Calysta kesal lantaran masih akan merasa sangat lama.
Aideen yang melihat sang gadis kecil yang 'menarik perhatiannya' nampak mulai gelisah menunggu,mulai mencoba mendekatinya.
"Hai dek,nama kakak Aideen,adek di sini lagi nungguin siapa?"
Calysta yang ditanya dengan orang asing pun diam sebentar,dan tak lama menjawab singkat
"Mamah" ujarnya sembari menunjuk kearah sang mamah yang kini sudah maju di no antrian empat.
"Oh,kalau kakak lagi nungguin teman kakak juga,tuh yang make baju biru" kata Aideen sembari ikut menunjuk pada wanita yang disebut sebagai 'teman' yang tampaknya sedang menyebutkan pesananya.
'Eh emang tadi aku nanya ya?'
Calysta hanya berani menyerukan pertanyaan itu dalam hati,tak berani menanyakan langsung pada orangnya.
"Eh iya,nama kamu siapa gadis manis?" Tanya Aideen pada gadis kecil yang duduk di hadapanya.
"Eum.." Calysta sempat ragu lantaran masih menganggap Aideen orang asing sempat bingung untuk menjawab pertanyaanya atau tidak.
"Nama aku Calysta kak,biasa di panggi-"
"Den maaf ya lama banget,tadi ngantrinya panjang banget soalnya. Yaudah ayo tadi katanya kamu mau ke kantor ayah kamu,ayo keburu macet"
Kalimat Calysta yang ingin memberi tahunya nama panggilanya harus terpotong lantaran sang 'teman' yang di maksudkan tadi nampak berdiri di sebelahnya dan langsung mengajaknya untuk segera pergi dari kedai tersebut.
Sebelum pergi Aideen menyempatkan untuk mengusap pucuk kepala Calysta. Calysta yang sejak tadi diam memperhatikan kedua orang dewasa ini,seketika mengerucutkan bibir nya kesal lantaran rambut nya yang sudah rapih harus kembali di berantakin oleh orang asing.
Setelah itu,Aideen langsung ditarik oleh 'teman'nya itu dan pergi dari hadapan Calysta. Meninggalkan keterkejutan dalam benak seorang gadis kecil yang baru berumur 7 tahun tersebut.
Tak lama setelah kepergian pria tadi yang menyebutkan namanya Aideen pergi,mamahnya yang sudah lama mengantri nampak sedang berjalan ke arahnya dengan membawa sebuah bungkusan plastik yang berisi 2 gelas cup ice cream untuk dirinya dan kakaknya nanti.
"Chaca nunggu lama ya?maaf ya,tadi ngantrinya banyak banget. Yaudah yuk kita langsung ke mobil aja,tadi papah SMS mamah katanya langsung ke mobil aja,kita pulang."
Sinta langsung menggandeng anak nya menuju mobil dimana suaminya sedang menunggu dengan si sulung.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calysta
Teen FictionCalysta,gadis berusia 17 tahun harus di buat bingung dengan jalan hidupnya. Di tuntut untuk menerima sebuah perjodohan yang sudah orang tuanya siapkan. Bertambah rumit saat dua orang pria dengan status sosial yang setara mulai memperebutkan hati Cal...