Dimalam hari yang sudah sunyi Ibu Doni terbangun dikarenakan suara berisik yang terdengar dari lantai bawah, disaat keluar dari kamar, suara itu semakin kuat terdengar ditelinganya, Ibu Doni pun berjalan perlahan keruang tamu, tiba-tiba saja suara piring dari meja makan terdengar, rasa heran dan bingung pun muncul seketika diwajahnya.
"Suara berisik apa ini? suara piring? suaranya sampai terdengar ke ruang tamu begini?" batin Ibu Doni, "apa ada maling yang masuk kerumah ini."
Ibu Doni pun mengambil barang dari salah satu meja, sebuah tongkat kayu pun menjadi pilihannya, ia segera bergegas menuju ruang makan, wajah heran dan bingung itu kemudian berubah menjadi ekspresi kesal dan marah, ia ternyata melihat anaknya Doni yang sedang asik-asiknya makan dimeja makan.
"Aduh... Mah... sakit ... aku lagi makan ini," ucap Doni kesakitan.
"Kamu ya...! kenapa makan berisik sekali! ini sudah jam berapa Doni! Baru pulang jam segini?" tanya Ibu dengan kesal sambil terus mencubit badan Doni.
"Aku lapar sekali Mah... Aku kira Mama sudah—"
"Sudah tidur? iya Mama sudah tidur ya, Doni! mama jadi kebangun karena suara berisik mu ini," potong Ibu.
"Hehehehe... Iya...," jawab Doni dengan senyum.
"Dasar Kamu ini ... untung saja mama tidak memukul mu dengan ini," – Ibu menunjukan senjatanya ke Doni– "Kamu bau banget, habis makan langsung pergi mandi dan istirahat."
"Yap Mom...," sahut Doni melanjutkan makannya sambil bersyukur, karena tidak jadi dipentung oleh Ibunya.
Selesai makan Doni pun pergi kekamarnya untuk mandi, disaat Doni sedang mandi, handphonenya berdering beberapa kali, tetapi suara panggilan telepon itu tidak terdengar sampai ke kamar mandinya. Sampai selesai mandi, Doni masih belum menyadari bahwa ia mendapat panggilan telepon, dikala Doni mulai berpakaian, suara Handphonenya kembali berdering.
Panggilan Masuk "MoonaLisa"
Doni melihat handphonenya sesaat sebelum menjawab panggilan.
"Halo, Lisa ada apa nelpon malam-malam begini?" tanya Doni.
"Doni... Hiks... Hiks...." Jawab Lisa dengan suara sedang menangis.
"Hei... Hei... Te-tenang... Tenang ... Lisa ada apa kok kamu nangis?
"Doni... ayah... ayahku dibawa polisi!"
"Hah!! Kok... Kok... Bisa...?" ucap Doni terkejut.
"Tadi polisi datang kerumah dan mengamankan ayah, kata para polisi itu mereka ingin memeriksa ayahku lebih detail lagi, om Andre juga mengatakan 'semua akan baik-baik saja' tapi aku tetap saja khawatir, Don," ucap Lisa menerangkan situasi dengan terseduh-seduh.
"Ayahku juga disana?"
"Iya tapi sekarang sudah pulang ... hiks ... hiks...."
"Lisa kamu jangan sedih, aku yakin ayah kamu akan baik-baik saja...."
"Tapi aku takut, Don...," sahut Lisa dengan nada rendah.
"Hei ... tenang aku akan selalu ada disampingmu." balas Doni meyakinkan Lisa.
"Iya Don, aku percaya sama kamu dan om Andre ... Ibu aku manggil, nanti aku hubungi kamu lagi ya, Don...."
"Tuuttttt.... Tuuttttt.....," suara panggilan berakhir.
"Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa om Satria bisa dibawa polisi kembali ... aku harus berbicara kepada ayah saat ia pulang nanti," batin Doni.
Dengan gelisah dan rasa penasaran akan situasi yang terjadi, Doni dengan sabar menunggu kepulangan ayahnya dari rumah om Satria. Waktu telah sampai pada tengah malam, akhirnya tanda-tanda ayah Doni telah sampai rumah, terdengar hingga kekamar Doni, Doni yang mengetahui itu langsung turun dari kamarnya dan menghampiri Ayahnya yang sedang duduk di ruang tengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Waktu Berdarah
Mystery / ThrillerTerjadinya Pembunuhan yang penuh dengan misteri, Cerita ini pertama kali publish 7 Des 2019. n/t [Maaf jika tulisan saya kurang rapih dan ada bagian-bagian yg tidak bisa dimengerti, bantu dengan Komen ya] [Maaf jika alur sedikit lambat karna kebutu...