"Berhentilah mengganggu ku Levi" ucap Mikasa penuh penekanan. "tidak, aku tidak akan menjauh darimu, Mikasa" jawab Levi tulus dalam hati nya.)
Rate : T/M
All characters pemilik hajime
sudah hampir 5hari, Mikasa tak kunjung mengembalikan jaket jas hitam Levi, yang sudah ia cuci. jujur Mikasa tak ingin pergi ke rumah pria itu. apalagi prilakunya yang tidak sopan membuat ia enggan pergi kesana. tapi, tidak mungkin ia terus menyimpan barang orang asing dan tidak mengembalikannya. Itu sama saja dengan mencuri kan? Mikasa mengambil jaket itu dari lemari dan membungkus nya dengan rapih. "mau tidak mau, dari pada aku di sebut pencuri."
"ada apa sayang?" ucap seseorang di balik pintu kamar yang tengah memperhatikan Mikasa. "mom... kenapa tidak mengetuk pintu terlebih dulu" "ah mom hanya ingin memberi kejutan, ngomong ngomong tadi kau bilang pencuri?" tanya mrs Ackerman penasaran. "aku tidak mengatakan pencuri, mungkin mom salah dengar" bohongnya. baru kali ini Mikasa membohongi ibunya, kini ia merasa bersalah, tapi jika berkata jujur pasti ibu nya akan terus bertanya perhilal pemilik baju ini. "kau yakin sayang? Lalu ini-" "ini punya temanku, Eren dan aku akan mengembalikan nya hari ini, mom tadi mengatakan ingin memberiku kejutan, kejutan apa?" tanyanya. "oh begitu ya, hmm... rahasia!" mrs ackerman tersenyum tak kala melihat ekspresi wajah putrinya yang kini cemberut. "mom, ini tidak lucu..." Mikasa tahu bahwa ibunya selalu tidak pernah serius. hari ini ia harus bergegas ke rumah pria itu sebelum jam kuliah di mulai. "tapi serius mom punya kejutan untukmu sayang, tapi tidak sekarang ini menyangkut masa depanmu" "baiklah, terserah mom sekarang aku harus bergegas pergi" Mikasa mengambil beberapa buku dan catatan dan memasukan dalam tas. tak lupa ia membawa bungkusan berisi baju Levi.
. . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
terlihat rumah minimalis modern nan mewah. Mikasa melihat sekali lagi tulisan secarik kertas yang berisi nomor dan alamat rumah. "ya, benar ini" gumannya. Mikasa terlihat ragu-ragu saat memencet bel. ia berharap tidak bertemu dengan Levi, semoga yang membuka pintu adalah maid. jadi ia hanya perlu menitipkan baju ini. saat Mikasa memencet bel sekali lagi pintu itu terbuka. "masuklah..." suara bariton pria itu, membuat Mikasa sedikit terkejut 'Levi?' batinnya. harapannya musnah seketika Mikasa merasa lemas. "aku hanya ingin mengembalikan bajumu dan aku sudah mencucinya" "aku bilang masuklah bocah" ucapnya penuh penekanan. Mikasa mendesah pelan lalu dengan ragu ia masuk ke dalam rumah.
"duduklah" Levi mempersilakan Mikasa untuk duduk di salah satu kursi. Ia melirik tingkah Mikasa yang tampak terlihat risih. "ada apa?" tanya nya. "tidak.. " Mikasa segera duduk dan menaruh bingkisan yang sedari tadi ia pegang. "maaf telat mengembalikan bajumu, tapi ini sudah ku cuci dengan bersih... bolehkah aku pergi sekarang?" Mikasa benar-benar ingin segera beranjak keluar. di tambah ia merasa risih melihat pria setengah telanjang memperlihatkan tato di tangannya. penampilan terbalik turun 90% derajat dari penampilan pesta kemarin. ia tidak mengerti kenapa orang sedermawan Erwin memiliki teman seperti ini.
"jujur aku kesal padamu karena telat mengembalikan bajuku". Levi mengambil salah satu batang rokok lalu menghisap ujung rokok itu sehingga asap keluar mengepul. "bukankah aku sudah minta maaf padamu... dan bisakah kau tidak merokok di depanku? aku sangat benci asap rokok!" tuturnya. "hm...?" Levi tak menggubris protes gadis itu. ia malah terus mengisap rokok lalu mengepul kan asap itu di depan wajah Mikasa.