Suasana di sebuah mall besar di pusat kota terlihat sangat ramai. Saat ini tengah diadakan kompetisi menggambar dan mewarnai bagi anak-anak. Para peserta terlihat tengah mengerahkan kemampuan mereka menggambar berbagai bentuk di atas kertas gambar serta memberikan warna dengan krayon masing-masing.
Ada anak-anak yang terlihat frustasi dan tidak ingin melakukannya lagi dan menangis. Sampai Ia dengan terpaksa ditarik keluar dan langsung menghambur ke pelukan ibunya. Ada juga yang mulai merengek ingin segera ke toilet pada panitia.
Aluna juga berada di antara para pengunjung yang berdiri di samping lokasi. Salah satu peserta ada sosok malaikat kecilnya ikut berkompetisi. Ia memberikan kebebasan pada buah hatinya dan berdiri sedikit jauh dari Sagara, namun dia tidak bisa melepaskan pandangan dari putra kecilnya itu. Sesekali Sagara akan terlihat mengerutkan pelipis dan bibirnya sesekali, sementara Aluna mengabadikan setiap hal-hal kecil itu dengan kamera ponselnya.
Sampai waktu pengerjaan habis. Sagara memberikan hasil karyanya pada panitia, kemudian kembali ke tempatnya dan membereskan barang-barangnya yang Ia gunakan.
Aluna merasa bangga melihat putranya yang memiliki rasa tanggung jawab meski masih sangat muda. Bahkan putranya terlihat tenang dan tidak rewel seperti beberapa anak lain seusianya. Ia menyambut Sagara ke dalam pelukannya ketika pria kecil itu keluar dari lokasi perlombaan.
"Bunda~ selesai!" ucap Sagara sambil tersenyum lebar.
"Hebat anaknya bunda, tos dulu dong!" Sagara pun menepuk tangan Aluna sambil bersorak riang.
Setelahnya mereka mendengar dari pembawa acara bahwa peserta dipersilahkan istirahat sebentar sambil para juri melakukan penilaian. Aluna pun membawa putranya untuk makan siang di salah salah satu gerai food-court di mall tersebut.
Aluna tersenyum melihat antusias Sagara yang dimintanya untuk memilih makanan. Aluna memang tidak membiasakan mengunjungi mall yang ada di kota tempat mereka tinggal. Jika jalan-jalan, Aluna lebih membiasakan membawa putranya untuk menikmati taman atau kebun binatang atau tempat wisata lainnya.
Selesai makan siang, mereka kembali ke tempat acara dan duduk dengan tertib menunggu pengumuman pemenang.
Aluna sedikit terkejut saat Sagara meraih tangannya dan menggenggamnya dengan erat, "Bunda, deg-degan," ucap Saga.
Aluna terkekeh pelan mendengar ucapan Saga. Tetapi pembawa acara sudah naik ke panggung dan mulai membacakan pengumuman dari dewan juri. Begitu nama Sagara Ardhiansyah dibacakan, Aluna tidak bisa tidak ikut bersorak bersama putranya dan langsung naik ke atas panggung.
Meski Sagara hanya mendapat juara harapan, tetapi senyuman pemuda kecil itu tidak luntur dan terlihat sangat bangga saat memegang pialanya. Aluna juga mengabadikan beberapa foto dengan kamera ponsel dan mengirimnya ke Adisty juga Abhi.
"Duh, bunda bangga banget sama Saga. Ini anaknya siapa sih keren banget!" Aluna tidak bisa berhenti memberi pelukan dan ciuman gemas pada Sagara yang membuat pemuda kecil itu terkikih kegelian.
"Anaknya bunda Aluna dong!"
>>ーーーーー♡ーーーーー<<
"Kak, yang ini bagus gak?" Adisty menunjuk satu kebaya pilihannya pada Aluna.
Aluna melihat model kebaya yang sudah melekat di tubuh adik perempuannya itu, menilai, dan menggeleng.
"Coba yang lain deh, warnanya agak kusam." Ucapnya.
Adisty mengerutkan bibir namun tak urung kembali masuk ke kamar ganti untuk mencoba model yang lain. Sementara itu Aluna melihat model yang lain sambil meminta rekomendasi dari penjaga toko.
![](https://img.wattpad.com/cover/210100430-288-k724155.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Need Your Love
ChickLitKetika semua hal yang kamu anggap berjalan sempurna, tiba-tiba saja hancur dalam sekejap. Kau jatuh dalam kegelapan pekat. Sejauh apa pun kau berlari hanya membuatmu jatuh semakin dalam di kegelapan tersebut. Seketika seluruh dunia mencapmu dengan s...