SMA

32 2 0
                                    

"eh qill, ke kantin yuk"
"males ah, gue ga laper"
"ayolah qill, gue yang laper, anterin napa"
aqilla hanya mengangguk

   Sudah 3 hari aqilla masuk sma, qila tidak suka dengan suasana baru, entah tempat, orang, ataupun hal lainnya. ia tidak berkenalan dengan teman teman sekelasnya, karena menurutnya itu hal yang tidak terlalu penting, toh juga lama lama kenal, katanya. Qila hanya bersama dian, teman smpnya yang ia paksa untuk masuk SMA yang sama.

   Setelah di kantin, dian memesan bakso dan aku hanya jus jeruk

"eh qill kenapa sih lo gak kenalan sama yang lain? biar banyak temen, lo dikira sombong loh sama yang lain"
"biarin, ngurusin aja hidup orang"

   Di tengah perbincangan mereka, tiba tiba ada seorang laki laki membuyarkan konsentrasi qila

"eh eh dian, liat deh ganteng banget"
"oh itu? murid IPA 1"
"kok lo tau?"
"iya dia baru masuk kemarin, ga ikut masa orientasi siswa"
"pantesan ga pernah liat"
"lo suka?"
"kagum aja"

   Setelah dian selesai makan, mereka kembali ke dalam kelas. tak tau mengapa, qila tidak bisa berhenti memikirkan laki laki tadi.

"eh dian, lo tau nggak namanya?"
"engga"
"lah terus?"
"cuma tau aja kalo dia baru masuk kemarin dari siska, temen smp kita dulu sekelas sama dia, tadi dia cerita"
"ohh"

  Keesokan harinya, seperti biasa qila dan dian menuju kantin untuk makan siang
"kita duduk dimana qil? "
"gatau, di sana aja pojok"
"ok"

Tanpa sengaja qila bertemu dengan laki laki itu dan dia tersenyum tapi laki laki itu hanya menunjukkan wajah datarnya

"idih dingin amat"
"emang gitu kata siska, dia dingin banget, gak banyak bicara juga"
"oh, eh dian, namanya arvin, arvin ravardhan"
"dih sok tau banget lo"
"tadi gue lihat di seragamnya"
"terserah deh"
"gue bakalan bisa dapetin hatinya, tunggu aja"
"pdnya selangit, turun ntar sakit kalau jatuh, orang dia dinginnya kaya es kutub utara mau dapetin hatinya dari mana"
"liat aja sendiri"

  Aqilla berdiri dan ia berkata kepada arvin yang berada tepat di meja depannya

"arviiiin, hai"
arvin hanya melihat qila lalu meneruskan makannya
"lo itu bikin malu aja, liat tuh sekantin liatin lo" kata dian sambil menarik tangannya agar qila duduk
"dih biarin napa, liat aja lo arvin, bukan qila kalau gak bisa dapetin lo"

•haiii maaf ya baru pertama nulis hehe
kasih saran yaa :) saran kalian pasti membantu

terimakasih

my unique guyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang