05 - Punya Anak?

8.8K 1K 12
                                    

05 - Punya Anak?

..............................................................................







Setelah kejadian tadi, Taehyung tidak berani melakukan sesuatu tanpa Jungkook atau setidaknya Jungkook tidak tahu. Dia ingin lelaki bernama lengkap Ardana Jungkook Cakrawala itu ada di sekitarnya, takut-takut kejadian tadi pagi terulang lagi.

Kecewa juga membayangkan Bogum ternyata tak sebaik dan seramah yang ia lihat, huh dasar singularity, kedok topeng saja. Untung ada Jungkook yang bisa ia manfaatkan 24 jam 24 hari 24 tahun 24 kali selamanya, selalu ada menemani Taehyung setiap saat, keadaan, waktu, tempat dan suasana. Duh, suami idaman.

Taehyung menepuk pipinya, "apa yang gue pikirin sihhh?!!" Merapal sambil menampar kedua pipinya berulang kali. "Suami idaman?! Heol, kenapa gak sekalian gue nikah sama Jimin dan punya anak 80!" Tegasnya kesal.

Jungkook yang duduk membelakanginya sedang fokus membahas kerkom bersama temannya menoleh mengerutkan kening.  "Anak? 80? Perut lo mau meledak 80 kali?" Tanyanya menyambung-nyambung ucapan Taehyung.

Taehyung menoleh melotot ganas, "kenapa sih? Terserah aja kan gue yang hamil." Menunjuk perutnya membahas masa depan.

Jungkook menggeleng dramatis, kemudian terkekeh kecil. "Jebol tuh lubang kalau sampe hamil 80 kali." Tawanya kecil, mulai mengabaikan tugasnya.

"Biarin. Setiap hari dua ronde biar syahdu."

Ucapan mereka mulai ngawur pemirsa.

Jungkook mengangkat satu alisnya bingung, "kalau gue...." berfikir sebentar menatap langit-langit ruangan, mengangguk kecil sebelum menjawab, "sehari tujuh atau delapan ronde, jumlah anak lebih dari seratus."

Taehyung melotot horor, ngeri man, sehari tujuh ronde anak lebih dari seratus. Gila banget temennya ini. Mengusap perutnya tanpa sadar membayangkan ucapan Jungkook.

Jungkook tertawa keras melihat tingkah Taehyung, Taehyung memberengut kesal, namanya juga halu mau bagaimana lagi?

"Udahlah, kerkom lo udah selesai? Selesaian gih, abis ini gue mau beli es krim satu aja." Menyentil kecil kepala Taehyung. "Kalau lo rajin ntar gue beliin satu."

Mata Taehyung berubah berbinar, mengangguk antusias karena hadiah yang di tawarkan Jungkook. Menoleh kearah temannya yang langsung berwajah lesu. Bukan apa tapi Taehyung memang tidak bisa diandalkan kalau kerja kelompok apalagi diskusi.

Terakhir kali justru melukis tak jelas di sudut tersisa laporan kerkom dan membuat Hanna, yang waktu itu satu kelompok dengannya menyalin ulang. Alasannya, "kata Jungkookie, biar gurunya seneng pas baca laporan kita." Dan tebak? Jungkook adalah kelompok lawan, saingan. Kenapa pula Taehyung harus sepolos itu?!

"Pssttt... Taehyung, kalau lo buat kertas laporannya di bentuk lucu pasti pak Wan bakal puji lo deh." Jungkook menghasut Taehyung lewat bisikan.

"Lho?! Emang iya?" Bingung Taehyung  siap dengan gunting di tangan.

"Laporan gue bentuknya kupu-kupu lho, cantik banget, gak rugi deh. Nilainya jadi di tambah." Hasutnya lagi.

Taehyung mengangguk-angguk lucu, sebelum sempat mengambil kertas laporan yang selesai, Lisa, yang kebetulan ada di sampingnya menendang kaki Jungkook.

"Sialan lo ya?! Anak polos kek gini malah lo begoin! Eh, Taehyung gak usah dengerin Jungkook, sesat?!" Taehyung terhenti pergerakkannya saat Lisa memotong dan menahan tangannya.

Jungkook memberengut, siap mengumpati Lisa dengan ucapannya yang menusuk dan dingin. "Apa?!! Mau maki gue?! Sini lo!" Dan ucapan Jungkook terpotong cepat saat gadis itu mengangkat dagunya tinggi-tinggi menantang.

Wajahnya datar, dingin dan menatap tajam berdiri mendorong kursi kasar. Sialan, berani sekali cewe jelek itu menantangnya. Lisa ikutan berdiri dan terjadilah tatapan sengit itu berlangsung.

Seisi kelas menoleh, mengundang tatapan bingung. Tidak mau berkomentar apa-apa. Taehyung gelagapan menyadari aura hitam pekat seolah menguar ke suasana kelas.

"Mulai lagi dramanya."

. . .

Still TBC








Normal Vs HomoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang