Setelah ijab Saya dan Mas Adam mengadakan resepsi yg sederhana saja sih tidak banyak makanam dan minuman yg kami sajikan dan semua adalah makanan asli Indonesia. Kami sama-sama tdk terlalu tertarik dengan makan Eropa atau Amerika kami lebih memilih makanan asli negara sendiri seperti makanan prasmanan kali ini kami lebih menyajikan bobor jantung pisang, gudeg, nasi gurih lontong sayur, kukusan kentang item, kimpul, singkong, kentang, potongan buah kesemek, buah mangga, salak, es kuwut, es doger, dan bebrapa makan lagi. Kami juga mengundang sedikit tamu saja hanya teman kerja Mas Adam, teman kuliah ku dan kerabat dr kedua belah pihak.
Mungkin kalian bisa menyimpulkan Saya dan suami saya punya kepribadian yg sama tp jujur sebenarnya kami beda. Saya baru saja lulus kuliah S1 farmasi di UGM sedang Mas Adam sudah bekerja lumayan lama di negara sebagai prajurit TNI. Mas Adam juga anak pertama sementara Saya anak bungsu. Usia kami tidak terlalu jauh jaraknya hanya 4 tahun usia saya 22 dan mas adam 26.
Saya bertemu Mas Adam karena ibu Saya punya warung kecil. Kakak-kakak saya sudah bekerja dan menikah semua hanya saya yg masih bersekolah. Setelah semua kakak-kakak saya punya keluarga baru mereka pindah rumah dari rumah ibu. Alhasil hanya saya dan ibu di rumah sementara ayah saya ada di rumah yg berbeda karena orng tua saya tak pernah akur sejak saya kelas 5 sd ya bisa dibilang saya adalah anak broken home. Walau begitu saja tak pernah ambil pusing masalah itu.
Flash back
Pada saat itu saya baru pulang magang di apotek kiranya pukul 20.30 tiba-tiba ibu saya bertanya kepada saya 'km sudah punya pacar to ndok ?' Saya benar benar bingung ada apa dengan ibu saya? Apa ibu saya ingin aku cepat cepat nikah? 'mboten bu kula mboten gadungan pacar, saya masih fokus belajar dan bekerja dulu, toh saya belum kepikiran menikah😊' jawb ku dengan santun.' pokok e bsk km ndak boleh mangkat wes melu ibuk wae ndok' hanya mengangguk pada ibu saya. Bagus sekalih jika libur alasan acara keluarga aku bisa santai-santai saja di rumah.Keesokan harinya aka bangun seperti biasa dan membersihkan rumah. Tak pula aku juga masak dan menyiapkan sarapan. Saya membersihkan rumah dan hanya berleha-leha saja.
Saat saya asik rebahan di kamar ibu Saya menggil saya
"Ndok ayo ikot ibuk dulu!"
Aku bingung
"Ada apa to buk hari ini aku libur istirahat dulu" jawabku
"Udah ikut aja di luar aja yg nyarikin"
"Siapasih? Perasaan temen ku gk ada yg punya janji sama aku hari ini" jawabku bingung
"Udah di lihat dulu" ajak ibukku sambil menggandeng tanganku.
" Orangnya tu ganteng dan bagus deh...." Oceh ibuku
Sampai saya di ruang tamu ternyata benar ada seorang pria yg duduk disana menunggu kami. Saya duduk dan bertanya
"Maaf anda siap ya?"
" Saya Adam, Adam Azaer Mahesa" jawabnya. Saya kaget sekalih saat mendengar nama itu, kakiku rasanya sudah lunak untuk menopang tubuhku. Pikiran ku sudah tidak tau kemana saat tahu bahwa dia adalah pria yg Saya sukai saat SMP. Jujur sampai sekarang saya tetap menyukainya tp saya tidak ingin mencintai pria yg tdk pernah ada untuk saya." Sekar? Km knp nak? Kamu sudah kenal kan sama mas Adam?" Tanya ibuk karena aku terdiam saja
"Ah iya bu saya kenal mas adam, dia kakak kelas saya bu saat smp"
"Oalah, km kok gk pernah cerita sih sama ibu? Kalo ada temen yg seganteng dia"
"Saya tidak dekat dengan mas adam bu saat smp"
"Oalah"
"Maaf mas ada keperluan apa ingin menemui saya?" Tanyaku pada masa Adam
"Maaf sebelumnya saya datang mendadak..., Ibu ayu puspita saya datang kesini bertujuan untuk melamar anak perempuan ibu yg bernama Sekar Sari Safitri"
Deg.......
Jantungku serasa melemah dan tidak kuasa ketika aku mendengar kalimat yang diucapkan. Bagaimana tidak aku sangat terkejut ketika mendengar bahwa pria yang pernah aku sukai ketika SMP datang kepada ketika kuliah dan aku telah melupakannya. Aku sangat bingung untuk menjawab apa yang pas untuk Mas Adam. aku sangat mencintainya bahkan sekarang aku masih tetap memikirkannya tapi aku tidak ingin melepaskan mimpiku untuk tetap memiliki gelar. Aku melihat ke arah ibuku, ibuku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum karena sudah pasti beliau sangat menyukai Mas Adam.
"Maaf Mas sebelumnya apa Mas Adam sudah tahu bahwa saya sedang berkuliah?"
"Iya saya sudah tahu saya siap menanggung semuanya"
" Maaf tapi tidak bagi saya. Saya belum siap melakukan pernikahan ketika saya sedang melakukan study saya meminta untuk Mas Adam jika berkenan menunggu saya sehingga saya lulus insya Allah saya akan lulus dalam waktu 1 tahun lagi apa Mas Adam berkenan untuk menunggu?
"Apakah artinya jika saya menunggu kamu siap untuk menjadi istri saya?"
"Saya akan selalu berpihak kepada orang-orang yang dapat mengerti saya"
"Baik saya akan menunggu hingga kamu siap menjadi istri dan Ibu dari anak-anak saya"Flashback off
Begitulah kisah kami yang bisa dibilang sangat dramatis Aku tidak menyangka akan menikah dgn pria yang pernah aku sukai ketika SMP rasanya seperti mimpi di musim panas, yang sulit untuk digapai. saya berterima kasih pada Tuhan yang telah memberikan saya jodoh yang paling istimewa Saya berharap saya menjadi pribadi yang lebih baik saya melihat ke penjuru gedung ruangan resepsi itu indah mereka tersenyum dan saya juga tersenyum rasanya ini sungguh sebuah mimpi yang tidak pernah saya bayangkan mungkin ini bukanlah sebuah mimpi lagi tapi sebuah impian.
"Kamu bahagia Mas?"
"Kita bahagia"kami tersenyum bersama dan Mas adam mengecup punggung tanganku.