01 ¦ Jumat, 24 Januari 2020, Dear-Yoonji-Diary

1.6K 161 51
                                    

Halo, aku Jeon Yoonji.

Yah pembukaan yang klasik bukan. aku hanya ingin memperkenalkan ulang kalau – kalau kalian tidak tahu siapa yang bercerita sekarang. Ini adalah bukuku-, dan diariku yang telah kupersiapkan sejak lama untuk menggambarkan kehidupan kedua orang tuaku yang agak misterius.

Bukan apa – apa sebenarnya, maksudku adalah aku ingin menuliskan bagaimana Ayahku, Ayah Kook memperlakukan Papa Yoon selama kehidupan pernikahan mereka berlangsung. Tidak-, tidak ada permasalahan rumah tangga disini. Aku hanya akan memulai karena Ayah Kook sama sekali tidak bisa menunjukkan kasih sayangnya kepada Papa Yoon dengan benar.

Oke-, catat ini. Hari pertama aku mulai menulis tentang Ayah Kook dan Papa Yoon. Tentu saja dari sudut pandangku sendiri.

Jumat, 24 Januari 2020

Ini Ayah Kook.

Ayah Kook adalah seorang tentara angkatan udara yang jarang sekali pulang ke rumah. Itulah kenapa dia memiliki mes yang letaknya sejauh satu jam berkendara dari rumah jika tidak macet. Ayah Kook akan pulang seminggu sekali-, atau paling cepat dia akan berada dirumah setelah empat atau lima hari. Jam dinasnya tidak menentu, itulah kenapa aku dan triple Jeon selalu turun untuk berkumpul bersama dengan Ayah Kook jika kepala keluarga itu pulang ke rumah.

Aku tidak mengerti pada awalnya kenapa Ayah Kook mempersulit dirinya dan rumah tangganya sendiri-, maksudku, bukankah kebanyakan akan membawa keluarganya ke dalam kompleks yang sudah disediakan di dekat pangkalan? tetapi Ayah tidak mau membawa kami kesana, dia malah memilih untuk pulang pergi selama dia memiliki waktu yang luang atau ketika dia benar – benar merindukan kami.

Aku bertanya ketika Ayah Kook duduk di kursi kebanggaannya di beranda rumah. sedang minum susu pisang yang dibuatkan langsung oleh Papa Yoon. Kelihatan menikmati hidup sekali.

"Ayah"

Ayah Kook meletakkan cangkirnya ke meja kecil di sisi kirinya, melihat kearahku dengan senyuman manis yang beberapa kali membuatku merasa disayangi. "Iya gadisnya Ayah, ada apa heum?" Kebiasaan Ayah Kook adalah mengusap rambutku, memperlakukanku seolah – olah aku masih sama dengan triple Jeon. Oh, aku menanyakan ini sekitar tiga tahun yang lalu. Aku mengernyitkan hidung sebelum bersantai di pembatas beranda.

"Ayah Kook, kenapa kita semua tidak pindah saja ke kompleks Ayah? teman – temanku bilang semua pangkalan menyiapkan kompleks untuk anggota tentara yang sudah berkeluarga" aku menatap Ayah Kook bertanya, tetapi Ayah Kook hanya menghela napas pendek. aku kan penasaran. "Yoongi sudah mengantisipasiku untuk pertanyaan ini sebenarnya" Ayah Kook tertawa. dia melambai padaku untuk duduk di atas pangkuannya. "Ayo sini. biar Ayah ceritakan alasannya" dia bersuara dengan berwibawa. Ah, suara yang dibuat – buat. biasanya Ayah Kook sangat kekanak – kanakkan di depan Papa Yoon. Apakah itu karena dia ingin dilihat hebat oleh anaknya? Hmm.. sepertinya begitu. Tapi aku malah menganggap itu agak berlebihan. aku suka Ayah Kook yang seperti biasanya.

"Aku tidak mau kalau panjang, Yah" Aku merengek ketika sudah berada di pangkuan Ayah Kook. Ayah hanya terkikik geli dan menepuk perutku dengan gemas. "Tidak akan panjang sayang. ayah tidak sedang memberikanmu sejarah tentang pembuatan pesawat atau sejarah tentang bagaimana Ayah bisa mengawal presiden di masa junior Ayah"

Dia meletakkan dagunya di kepalaku, mengusak sedikit membuatku geli sekaligus sakit. Hey, dagunya tajam untuk kepalaku!

"Aku sudah mendengar cerita itu berkali – kali. aku tidak yakin mau mendengarnya lagi. Ayah selalu membuat – buat itu agar terdengar lebih keren" Aku mendengus. Aku tau Ayah hanya ingin terlihat hebat di depanku, tetapi Akan lebih disayangi ketika itu ada bersama Papa. soalnya, aku suka bagaimana wajah Ayah Kook akan berubah cemberut ketika Papa Yoon meluruskan cerita yang diotak – atik oleh Ayah.

My Daddy Doesn't Love Papa [Kookga ¦ YoonKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang