Bagian 1 (Lapangan)

58 9 0
                                    

Perutku akhirnya lega. Perjuangan 15 menit di kamar mandi. Kalian tahu? Perutku adalah alarm bangun pagi yang benar-benar membantu selama ini. Kebiasaan lainnya, mengagumi tampilan bayangan di cermin. Rambut di sisir jari, ya karena rambut pendek itu cukup membuatnya terlihat artistik. Tampang meski standar masih memiliki ciri khas. Beberapa bekas luka memiliki kenangan tersendiri, itu bukan masalah.

Karena selama di panti asuhan aku hidup sederhana. Pakaianku tidak terlalu mewah atau stylish. Bersih dan nyaman ini yang utama bukan? Pagi ini aku akan olahraga ringan. Jadi jangan pakai sandal, tapi harus pakai sepatu!

Ok, selanjutnya berdoa pamit pergi dan tidak akan kembali. Kalo nggak kembali aku milihnya kematian, nggak mau yang lain. Tapi jangan dulu! Sebulan lalu, aku diadopsi keluarga baruku. Meski usiaku sudah dewasa, entah karena apa? Pasangan suami istri ini mengadopsi ku.

Menghirup udara segar, pemandangan hijau, lapangan yang sepi dan tenang. Ini tempat favorit di pagi hari. Di temani musik favorit, ini menambah kebahagian. Peregangan 5 menit kemudian 6 putaran joging di lapangan dan pendinginan lalu pulang. Ini kegiatan yang seharusnya terjadi, tapi apa? Wilayah favorit yang sepi dan tenang telah terusik, tidak!! Bagaimana ini??

Seharusnya hanya aku sendiri yang olahraga di jam ini. Di lingkungan ini sangat sedikit masyarakat yang peduli dengan olahraga. Selama sebulan tinggal di Sini, aku sudah berkeliling dan mencari tempat nyaman untuk melakukan olahraga. Pandangan orang-orang yang berpapasan dijalan denganku, itu terlihat sedikit mencibir. Seolah kegiatan olahraga ini hanya membuang-buang waktu. Meski begitu, kami tetap saling tersenyum ramah.

Lapangan di lingkungan ini sedikit terabaikan. Tapi tetap ada petugas wajib yang mengurus beberapa hari sekali untuk kebersihan dan keasriannya. Jadi keadaan lapangan cukup layak untuk olahraga anak-anak sekolah dan orang yang masih suka olahraga. Lapangan ini terdiri dari beberapa bagian. Ada lapangan bagian outdoor seperti sepak bola, basket, voli, bulutangkis. Kemudian sebuah bangunan untuk olahraga indoor. Aku biasanya jogging mengelilingi bangunan untuk olahraga indoor dan lapangan basket, jadi jogging ku hanya setengah ukuran dari total lapangan. Alasan tidak jogging mengelilingi semua lapangan karena aku tidak suka sepatuku basah terkena embun pagi di rumput lapangan sepak bola.

Kembali pada jam ini. Ada tambahan satu orang di lapangan yang seharusnya hanya untukku. Oooohhh ayoooo laahhhh???
Dari mana datangnya orang ini. Dia sekarang lari di depanku, siapa dia? Badannya ramping dan tinggi, berpakaian yang enak dilihat menutupi bagian-bagian otot tipis di tubuhnya. Kulit mulus bersih lebih putih dan sehat dariku. Waaaahhhh!!!
Rambut pendek lurus yang stylish, ketika berlari diterpa angin sungguh terlihat lembut.
Waoooo!!!
Ini terlihat semakin jelas terlalu merusak pemandangan yang setiap harinya biasa dan menenangkan. Oh ayolah kenapa aku memperhatikan itu.

Bagaimana ini? Aku harus berlari di belakangnya atau mendahuluinya? Memang jarak kami semakin dekat, tapi sulit jika harus berpapasan dan berlari di depannya. Memiliki perasaan di perhatikan, itu pasti sangat tidak nyaman dan merepotkan.
Hhhaaaaaa! Ini menyebalkan!! Cukup berlari dibelakangnya adalah pilihan yang tepat kalau begitu. Pikiranku kacau aku benci ini.

Tiga putaran berlari di belakangnya. Sekarang berbalik untuk tiga putaran arah yang berlawanan. Apa ini akan baik-baik saja? Sangat merepotkan! Cukup lakukan saja seperti biasa, yang terpenting jangan lakukan kontak mata atau komunikasi apapun.

Berpapasan yang pertama, aku tidak melihat atau melakukan kontak dengannya. Tapi sungguh penasaran ingin melihat wajahnya! Berpapasan untuk kedua kalinya sedikit melirik. Sial godaan macam apa ini? Hanya dari tampilan samping terlihat menawan. Wajah terlihat keras tanpa lemak, hidung ramping, bibir tipis, mata yang tajam dan fokus.
Aaagghhh apa apaan ini?

Apa dia tidak akan berbalik arah untuk larinya? Ini bukanlah masalah, tapi akan lebih bagus jika bisa berlari berlawanan arah dengan jumlah seimbang. Karena berlari di jalur yang sama secara berulang akan berpengaruh di keseimbangan tekanan berlari pada tubuh. Ini juga bisa mengurangi bosan, karena bisa melihat pemandangan sama tapi dari sudut pandang yang berbeda. Apa aku harus mengatakan ini? Sangat merepotkan, sial!

Berpapasan yang ketiga kali aku berbalik arah dan mengikutinya di belakang dengan jarak yang cukup dekat. Aku memberanikan diri mengatakan.
"Kamu akan merasa lebih baik jika berlari berlawanan arah dengan jumlah yang seimbang, percayalah!"

Karena jalur pintu keluar lapangan tepat di depanku saat itu, aku langsung keluar lapangan dan pergi pulang. Aku berbicara padanya, sial ini sangat merepotkan. Pendinginan bisa aku lakukan di rumah saja. Aku rasa hari ini tidak usah sarapan karena perutku kenyang sudah memakan kata-kataku sendiri. Sepanjang perjalanan pulang aku menggerutu tidak jelas.

-----*-----

Di lapangan seseorang yang ditinggalkan, perlahan berhenti berlari. Dia menoleh kebelakang dan melihat sekitarnya.

Bukankah tadi ada seseorang berlari dibelakang atau berlawanan arah denganku? Kemana perginya sekarang? Bukankah tadi orang itu mengatakan sesuatu? Daripada mengatakannya, itu benar-benar lebih seperti sebuah bisikan. Meski begitu aku mendengarnya. Aku berbalik, berlari dengan arah yang berbeda sekarang. Ini tidak terlalu buruk, harus dengan jumlah yang sama.

Meski dia berlari sendiri, senyum tipis sekarang menghiasi wajahnya. Jika seseorang yang mengenalnya melihat ini, mereka akan bersujud pada orang itu untuk memohon perlindungan.

03.5/10/2020 ^-^ terimakasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BerharapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang