Kebingungan.
Pikirannya kerap dipenuhi oleh satu nama, seseorang yang dia anggap sebagai teman, yang akhir-akhir ini selalu hinggap di pikirannya dan mengganggu segala aktivitas yang dilakukannya.
Dia tahu betul, sekarang sudah terlambat untuk mencoba memperbaiki semuanya. Namun, bukankah tidak ada satu hal yang pernah dia awali bersamanya? Mungkin dari sisinya, tidak ada. Jadi rasanya mustahil untuk memperbaiki sebuah hubungan yang bahkan tidak pernah kau mulai, bukan?
"Argh! Kuso!"
Surai pirang yang sudah semula acak-acakan tidak menambah kesan baik pada penampilannya, tapi tak sedikitpun dia peduli.
"Aku ingin menemuinya... aku harus tahu bagaimana perasaannya yang sesungguhnya."
Satu seruput, dan isi cup ramen yang keduanya pun habis. Bahkan dia tidak merasa begitu ingin untuk menambah porsi cup ramennya ketika pikirannya kerap dibebani suatu hal.
Naruto harus bertemu dengannya.
Bertemu dengan Hinata.
.
.
.
Metanoia ©︎ Haruna Yumesaki
Naruto ©︎ Masashi Kishimoto
Rated T
Sequel of 'Unexpected Love'
「うちはサスケ x 日向ヒナタ」
「"Redamacy"; the act of loving in return.」
..
.
"Sasuke-kun?"
"Hm?"
Salah satu kegiatan rutin yang tidak pernah Sasuke ingin lewati adalah ini. Duduk dibawah pohon, bersandar disana disamping sang kasih, tak pernah melewati menyantap bento yang dibuat Hinata. Tak pernah sekalipun dia merasa rugi, ataupun menyesal. Setiap bento yang dibuat Hinata selalu terasa enak. Selain rasanya yang pas di lidahnya, Sasuke dapat merasakan betapa sungguh-sungguh Hinata membuat setiap masakan, seolah dia bisa merasakan perasaan yang ditumpahkan Hinata pada masakannya, untuk Sasuke.
"Ano... soal makan malam..."
Hinata telah mendiskusikan hal ini sebelumnya, entah dengan Sasuke sendiri, maupun dengan Hanabi, untuk setidaknya mendengar apa yang dipikikan sang adik mengenai rencananya membawa seorang teman laki-laki ke rumah untuk makan malam.
Tak ada kata yang terucap, namun Sasuke memberikan atensi penuhnya pada Hinata; dari tatapannya yang seolah berbicara 'lanjutkan', maupun dari gestur tangannya yang sudah berhenti menyuapi makanan ke dalam mulutnya.
"A-aku sudah membicarakannya... dengan Otou-sama,"
Kurangnya respon dari sang pemuda Uchiha membuat Hinata enggan untuk melanjutkan. Namun, dia tidak mungkin berhenti disini, bukan?
"Datanglah," volume dari vokal lembut Hinata mengecil, disertai kepala yang sedikit menunduk, wajah yang sedikit tertutupi oleh helaian surai indigo indahnya...
"Datanglah?"
"Beliau memintaku untuk mengatakannya padamu.."
Ah.
Sasuke tidak dapat berkata-kata. Tentu, dia senang jika memang Hiashi-san sudah memberikan izin, itu artinya akan mengurangi pertikaian yang tidak perlu jika Neji mengatakan sesuatu. Namun di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa Sasuke juga merasa sedikit gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia
FanfictionSequel of 'Unexpected Love'. Sekarang Hinata sudah menjadi miliknya, namun Sasuke harus bersabar menunggu waktu yang tepat-agar warga Konoha bisa mengetahui hubungannya dengan Hinata. Sang Heiress Hyuuga tidak ingin menimbulkan keributan, dan tentu...