Februari, 2020.
Suasananya tenang.
Lantunan piano dengan nada lembut menjadi nilai tersendiri bagi bar di ujung kota kecil ini.
Semua pengunjung tau siapa pianistnya. Mereka juga tau nada apa yang akan dimainkan selanjutnya.Karena sudah 2 tahun Lee Jihoon -si pianist- tidak mengubah permainan piano sedikitpun.
Dia jenius, tentu. Semua orang tau kalau Jihoon bisa melakukan lebih. Apalagi saat menyaksikan bagaimana pemuda berusia 20 tahun itu selalu memejamkan mata kala bersentuhan dengan tuts kesayangan.
Tak ada protes, sebosan apapun mereka mendengar ini.
Tak ada hinaan juga, serisih apapun mereka melihat Jihoon yang hanya diam sepanjang 1 jam pertunjukkan.
"Ah, dia datang."
"Akhirnya aku bisa dengar lagi permainan pianonya."
Berkat Jihoon, bar ini didatangi banyak pengunjung.
Mereka akan terpana. Terpesona. Terkagum-kagum. Baik itu yang baru saja menyaksikan, atau yang sudah sering menyaksikan.
Lee Jihoon..akan menghipnotis penonton dengan permainan yang mengikis jiwa.
Tentu saja.
Karena dia menaruh seluruh perasaannya di setiap sentuhan.
Kadang air mata penonton pun bisa mengakhiri pertunjukan, entah kenapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Born to be Hurt [SoonHoon Shortfic]
FanficIni semua karma untuk Lee Jihoon. Disclaimer! Pictures and names are used to visualise only. They're not mine and credits belong to their original owners.