02

4 1 0
                                    

Kring kring...

Bel pulang sekolah telah berbunyi dipenjuru sekolah. Membuat murid dari masing-masing kelas berhamburan keluar dengan tergesa-gesa. Tapi tidak dengan kedua manusia ini.

Jejes, dia tetap terlihat santai. Mau bagaimana pun situasinya. Begitu juga dengan Rio, si anak baru.

Kevando Rio Dirgantara. Kerap dipanggil Rio, si cowok tampan, dan bermuka sok kalem. Padahal aslinya receh bener. Rio mempunyai kembaran yang lebih tua sedikit dengannya, bernama Erlan.

Kerlando Rey Dirgantara. Tak lain kembaran Rio. Bersekolah di SMA Antariksa, duduk dikelas XI IPA-1. Sering dipanggil dengan sebutan Erlan. Sifatnya sangat kebalikan dengan adiknya, yaitu kalem. Berwajah datar, dan cuek.

Rio dan Erlan, cowok kembar yang telah menghebohkan seluruh murid di SMA Antariksa. Terutama untuk kaum hawa, karena keduanya sama-sama memiliki wajah tampan. Meskipun kembar, wajah mereka tidak mirip sama sekali.

*Balik ke awal

Didalam kelas, hanya tersisa Jejes dan Rio saja. Rio, cowok itu duduk dipojok belakang dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya. Cowok itu terus saja memperhatikan Jejes, yang sedang duduk didepan, tepatnya samping pintu. Sementara Jejes, ia yang merasa diperhatikan. Ia berbalik badan, dan terkejut masih ada orang selain dirinya.

"Santai aja kali liatin guenya. Gue emang ganteng." Ujar Rio dengan pedenya.

Jejes yang sadar kalimat Rio, ia langsung mengatakan "Pede akut anak monyet." Ia berdiri, dan melangkah keluar kelas.

Rio mengedikkan bahunya. Ia pun juga melangkah keluar menemui Erlan, sang kembaran.

Jejes sampai diparkiran, disana sudah ada Aldy, adiknya yang setia menunggunya didepan mobil sambil bersandar.

"Dari mana lo? lama amat!" kesal Aldy.

"Gue males desak-desakan, jadi nunggu." Jawabnya jujur, karena memang benar.

Aldy hanya ber-oh-ria. Ketika keduanya ingin memasuki mobil, Jejes kebelet dan ingin ke toilet.

"Eh tunggu Al. Gue mau ke toilet." Ujarnya tiba-tiba.

"Yaudah, cepat sana."

Jarak antara parkiran ke toilet tidak jauh, begitu juga toilet perempuan, dan laki-laki. Hanya berbeda beberapa bilik saja.

Jejes keluar dari toilet, dan berjalan santai sambil bermain ponsel.

BRUKK !!

Ponsel yang dipegang oleh Jejes jatuh. Karena tertabrak seorang cowok. Dan untung saja, dirinya tidak terjatuh juga.

Jejes menatap layar ponselnya yang retak. Sangat miris memang. Lalu dengan cepat, ia mengambilnya. Kemudian menatap cowok didepannya dengan kesal.

"LO!" tunjuk mereka kompak.

"Kenapa gue ketemu lo lagi". ujar Jejes.

"Lo itu 4L". Jawab cowok itu.

"Lo lagi, lo lagi". Lanjut nya.

"Tanggung jawab lo!" Jejes menunjuk benda pipih kesayangannya.

"Tanggung jawab? Perasaan gue nggak ngamilin lo". Jawabnya dengan nada santai.

"Ponsel gue nih. Retak!"

"Yang salah bukan gue, itu lo!"

"Kok gue? Lo yang jalan ga liat pake mata!" kesal Jejes.

"Lo yang main hp waktu jalan. Dan lo yang gak liat!" Kesal cowok itu.

"Nggak mau tau, intinya ganti rugi ya RIO ANAK MONYET!" geram Jejes.

Cowok yang menjatuhkan ponsel Jejes yang tidak sengaja adalah Rio. Ya, setelah bertemu Erlan, ia izin ke toilet sebentar.

Pertengkaran adu mulut sedang terjadi. Durasinya sangat lumayan lama.

Suara ribut-ribut dari arah dekat toilet, terdengar di indra pendengaran Erlan. Dan ia juga tanda bahwa itu suara Rio, sang adik. Erlan akhirnya menyusul adiknya itu.

Erlan menghampiri Rio yang sedang ribut dengan seorang wanita. Erlan menaikkan sebelah alisnya, pertanda 'ada apa?' namun keduanya diam.

Apa yang akan Erlan lakukan kepada keduanya?
Apakah dia akan ikut membela adiknya? Atau mengganti rugi ponsel Jejes?
•••
TBC. Jangan lupa tinggalkan jejak

JESERLAN✓ [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang