PROLOG

45 5 0
                                    

Matahari sedang bersemangat untuk bersinar hari ini , awan pun seolah memberikan matahari ruang untuk memberikan sinar yang menghangatkan bumi.

Namun teriknya matahari tidak mengganggu aktivitas lelaki di lapangan bola basket. Dengan kaos hitam polos mereka yang sudah mulai terlihat basah itu mereka terus bermain.

Bola yang berukuran lebih besar daripada kepalanya itu terus ia pantulkan ke lantai , sembari menatap teman temannya yang berbeda team dengannya.

Tangannya mengangkat dan bola itu melayang  tepat sasaran masuk ke dalam ring basket berbarengan dengan bel masuk yang berbunyi.

"Ah elah ga , kasih gua menang kek sekali"

Lelaki yang di panggil ga itu hanya melirik sahabatnya sekilas kemudian melemparkan bola tersebut ke arah sahabatnya.

"Ga kantin dulu lah!" Ucap Reino sembari tangannya menangkap bola yang di lemparkan tadi.

"udah masuk"

"DIRGA GUA LAPER ANJIR"

Seolah tidak peduli , Dirga terus berjalan sembari merapihkan seragamnya yang berantakan itu.

Yaps itu Bharadirga Setya Abhaya atau akrab disapa Dirga , dirinya yang tertutup membuat banyak orang penasaran tentang hidupnya.

Namun , sebesar apapun usaha untuk mengetahui tentang dirga tidak akan ada yang berhasil. Terlalu sulit

Dirga bukan seorang lelaki 'biasa' yang gampang di dekati. Mungkin bukan rahasia publik jika Dirga sering mengikuti OSN dan selalu meraih juara.

Tingkah Dirga yang sangat tertutup itu malah membuat perempuan berambut pendek sebahu merasa tidak suka.

Rasanya ia gerah melihat lelaki yang sok dan tidak mau diketahui tentang dirinya oleh orang lain.

Seolah ia adalah selebritas papan atas yang hidupnya sangat privasi.

"Sok ganteng banget sih" ucap gadis berambut sebahu itu.

"Aduh allana fradella Yendra , Lo sampai kapan sih benci begitu sama Dirga? Dia salah apa sih sama Lo la?" Tanya Maura , teman dekat Alla.

"Gua ngga benci , siapa bilang gua benci?" Ucap Alla sembari berjalan masuk ke kelasnya.

"Tiba-tiba suka gua timpuk muka Lo pake tomat busuk la , awas aja" ucap maura sembari ikut melangkah masuk ke dalam kelas.

Reino menyipitkan matanya kemudian merangkul Dirga "ga , Alla benci banget sama Lo kayanya" ucapnya sembari sedikit mencekik Dirga.

"Alla?"

ALLANAYA FRADELLA YENDRA siapa yang tidak mengenal Alla? Mungkin hanya Dirga yang tidak peduli tentangnya. Perempuan yang selalu menjadi pusat perhatian itu sangat easygoing dengan siapapun.

Ia tidak pernah membatasi berteman dengan orang lain , selagi masih positif kenapa harus menjauh? Katanya.

Banyak yang mengetahui Alla yang hidup penuh kemewahan bahkan Alla sering absen untuk keluar negri entah untuk apa.

Tapi sejak masuk SMA Alla tidak pernah ketahuan menjalin hubungan dengan lawan jenis. Hanya orang orang yang tidak punya kerjaan yang menggosipi dirinya.

Alla memiliki banyak sifat positif tapi ia sangat tidak menyukai Dirga. Baginya Dirga hanya seorang lelaki yang tebar pesona , merasa dirinya paling tampan padahal tidak.

Reino melirik Dirga sinis "otak Lo pinter tapi Lo bego dalam mengingat orang" ucapnya kesal karena sahabatnya itu tidak pernah mengenal atau mengingat nama seseorang.

"Nama gua siapa?" Tanya Reino secara tiba tiba.

Dirga meliriknya aneh "Lo gila lupa nama Lo sendiri?"

"Kaga bangsat , gua ngetes Lo"

Dirga semakin menatap reino aneh kemudian terkekeh "ngga tahu gua lupa" ucapnya santai sembari masuk ke dalam kelas.

"Sialan" ucap Reino sembari ikut masuk ke dalam kelas.

——

Hai!
Sorry banget agak bosan mungkin karena gua masih amatir.

Lanjut aja ya nanti. Vote yuk! Support gua hahaha.

D I R G A L ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang