Halo Teman Lama 😉

415 50 4
                                    

“Dimas.” panggil orang itu. Sontak kita menoleh bersamaan. Orang itu, terlihat seperti ibu-ibu yang baru saja dari pasar karena di tangan kirinya bertengger tas khas belanja sayur-sayuran.

“Eh Tante. Ada apa Tan?” ucap dimas sopan. Aku hanya ikut tersenyum ramah.

“Nggak ada apa-apa, Tante pengen nyapa aja. Mastiin kamu dimas apa bukan soalnya sama cewek. Oh ya, kamu siapa nak? Pacarnya dimas yaa?” -tanya Tante itu dengan nada yang ramah.

“Eh.. saya bukan pacarnya dimas, Tan. Saya sepupunya kok.” balasku dengan sopan.

“Oh sepupu. Tapi kok nggak asing ya wajahnya.” Ucap Tante.

“Dia Sekar tante.” Jawab Dimas.

"Itu mamanya Zweitson. Tante Diana." Bisik dimas ditelingaku

“Ha? Sekar? Yang pas kecil keriting banget itu?”

“Iya Tan. Yang dulu sering main kesini gara-gara ‘kepincut’ sama kolam ikan itu.” Balas Dimas.

“Ya Ampun, kok udah besar banget sekarang. Perasaan baru berapa tahun yang lalu kok. Tambah cantik aja deh sekar.” Ucap Tante itu kemudian memelukku erat.

“Hehehe biasa aja kok, Tan.” jawabku. Kemudian tante melepas pelukannya.

"Mampir dulu yuk. Nanti tante masakin sup matahari, makanan kesukaanmu dulu itu." -ajak Tante dengan menggandeng tangan kananku.

"Eh. Tapi-..." Aku berniat buat nolak, tapi Dimas memotong perkataanku.

"Ayok Tan. Aku jg kangen banget sama masakannya tante. Hehehehe" -ngeselin banget nih orang. Aku kan belum mandi. Kalo bau gimana coba.

"Tante mah tau Kalo soal makanan kamu nggak pernah nolak." Ucap Tante Diana kepada Dimas dengan menatapnya maklum.

"Ya udah. Masuk dulu sini. Tante bangunin Zweitson dulu ya." Lanjut tante Diana seraya membuka gerbang rumahnya.

Kemudian Tante masuk ke dalam rumah dan kita duduk di kursi teras rumah. Sebenernya aku tertarik pengen nyamperin kolam ikan, tapi jaim bgt 😆.

Iya, aku suka banget sama ikan. Bahkan dulu aku melihara banyak jenis ikan. Tapi sekarang banyak yang udah mati. Karna kedatangan sepupu laknat ku yang lain. Dia menumpahkan Vixal di aquriumku. Dan hal itu membuatku dendam dengannya.

Sudahlah, back to story.

"Zweitson.. bangun. Kedepan sana ada temenmu." Samar2 terdengar suara Tante Diana.

"Siapa sih. Aku nggak buat rencana main sama temen kok." Balas seseorang. Dari suaranya sih cowok.

"Ya pokoknya keluar dulu sana." -Tante.

Terdengar langkah kaki mendekati pintu depan. Sepertinya Zweitson.

"Oh. Dimas. Ngapain dim kesini?" Tanya zweitson setelah melihat dimas dan aku duduk dikursi teras.

"Nggak ngapa-ngapain. Tadi di undang tante kok." Jawab dimas.

"Oooh. Terus dia siapa?? Pacar lo??" Tanya zweitson dengan menunjukku dengan matanya.

"Bukan lah. Sepupu gue tuh. Alah.. si sekar itu." -Dimas.

"Hah?? Sekar? Kyk pernah denger namanya." -ucap Zweitson dengan sedikit berpikir.

"Sekar. Yang sering main sama lo pas kecil gegara pengen liat kolam ikan tuh" -Dimas.

"Owalaaahh.. sekar itu toh. Weeh. Dah lama nggak ketemu kita. Apa kabar?!" -ucap zweitson ceria seraya menjulurkan tangan untuk bersalaman. Dan aku tentu menerimanya.

Padahal didalam hati, lagi ngedumel. Dari karna belum mandi, nggak dandan sama sekali, dan juga lupa sama dia lagi. Kan nggak enak hati.

Oh, ya, ekspektasi ku zweitson tuh orangnya tinggi dan kekar. Ternyata enggak sama sekali. Dia imut ternyata, gemesin, apalagi medoknya lucu. Dengan kacamata bulatnya bikin tambah pengen nguyel-uyel.

Eh, astaga, sadar Sekar! Halu mulu!

"Lo masih inget gue kan? Masa' cowok secakep ini gk inget." Tanya Zweitson + tingkah kepedeannya.

"Eh.. emm anu. Aku..."

🧒🏻👧🏻👦🏻

TBC ~~~

Hay gaes.

Dukung UN1TY trs ya ❤️

Bantu mereka biar dikenal dunia yuk!


Jangan lupa vote + Comment nya ^^

My Lost Memories | ZweitsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang