SATU

119 16 7
                                    

Namaku Jung Eunha biasa dipanggil Nana, aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara atau sering dibilang aku ini anak tengah. Nama kakakku adalah Jung Eunji dan nama adikku adalah Jung Chanwoo. Nama depan kami diambil dari marga ayah kami yaitu Jung Jihoon atau yang akrab dipanggil Rain karena ia sangat menyukai hujan.

Sejak kecil aku gak punya teman dekat karena aku gak mudah berteman dan selalu merasa gak ada orang yang tulus denganku. Semua itu makin parah saat aku SMP kelas 7, yaitu saat aku mulai punya teman yang aku anggap sahabat hingga akhirnya mereka mengkhianatiku dan menjelek-jelekanku dengan alasan yang gak jelas. Sehingga kini aku jadi pribadi yang makin tertutup dan sangat pendiam terutama di lingkungan baru. Dari kecil aku gak pernah nyoba buat kenalan sama orang lain duluan sebelum mereka yang ngajak kenalan. Namun saat aku bersama nenekku aku jadi orang yang lebih terbuka dan sangat aktif, aku selalu bercerita apa saja padanya dan beliau selalu merespon apapun yang kuceritakan bahkan kita juga sering curhat . Dirumah aku paling dekat dengan nenekku dan tanteku tapi aku gak terlalu dekat dengan orangtua serta kakak dan adikku.

Kadang aku iri sama kakak dan adikku yang sering cerita dan bermanja-manja sama orang tuaku ditambah lagi mereka berdua lebih mudah bergaul serta punya beberapa teman dekat gak sepertiku yang sulit bergaul dan gak punya teman dekat. Kakak dan adikku lebih diperhatikan oleh orangtuaku, setiap keinginan mereka selalu dituruti saat itu juga sementara keinginanku selalu ditunda dan orangtuaku selalu berkata, " nanti aja ya, kan kamu gak terlalu butuh juga kan." Selalu aja kayak gitu kalo aku yang meminta.

Karena aku dan kedua saudaraku gak terlalu dekat kami sering berantem bahkan untuk hal kecil dan akulah yang lebih sering bertengkar entah itu sama adikku ataupun kakaku, sementara kakak dan adikku sangat jarang berantem bahkan bisa dibilang mereka sangat akur. Saat aku berantem sama adikku aku selalu diminta ngalah sebagai kakak oleh orangtuaku dan saat aku berantem sama kakakku aku selalu diminta ngalah sebagai adik oleh orangtuaku. Semua itu selalu terjadi meskipun bukan sepenuhnya kesalahanku dan kadang juga bukan salahku. Kakakku sangat dekat dengan ibuku sedangkan adikku sangat dekat dengan ayahku sementara aku berbicara dengan orangtuaku saja jarang apalagi untuk bisa sedekat itu sama mereka. Sejujurnya aku sangat iri sama kakak dan adikku namun aku gak berani nunjukkin secara langsung. Aku lebih sering menceritakannya sama tante atau nenekku dan mereka selalu menasihatiku supaya gak terlalu berpikiran negatif, kata mereka mungkin itu cuma persaanku aja dan aku selalu berharap semoga aja itu benar.

Semua tugas rumah sudah diatur bagiannya namun kadang kakakku melimpahkan semua tugasnya padaku dengan berbagai alasan dan hal tersebut gak diketahui oleh ibuku, yang beliau tau semua mengerjakan tugasnya masing-masing. Karena sering ngerjain semua tugas rumah sendirian kecuali memasak, aku jadi terbiasa dan lebih sering melakukannya tanpa suruhan kakakku.

🦂🦂🦂

Minggu sore saat orangtuaku dan adikku pulang setelah menginap di rumah nenek dari ayahku yang di Bandung, aku baru aja selesai nyapu dan ngepel rumah yang seharusnya dikerjakan oleh kakakku dan kini aku lagi istirahat sebentar sebelum cuci piring yang merupakan tugasku seharusnya. Tetapi ibuku berpikir kalo aku lagi santai dan ia melihat kalo aku belum cuci piring pun memarahiku dan membandingkanku dengan kakakku yang menurutnya rajin sebab sudah menyelesaikan tugasnya. Padahal saat mereka menginap dirumah nenek kakakku juga menginap dirumah temannya dan belum pulang hingga sekarang. Sebenarnya aku mau mengatakan bahwa yang mengerjakan bukanlah kakakku melainkan aku tetapi kalau aku mengatakan hal tersebut pada ibuku dan bilang bahwa kakakku sedang menginap dirumah teman pasti kakakku akan marah, karena dikeluargaku gak dibolehkan untuk kita nginap ditempat orang lain selain saudara. Akhirnya aku pun hanya diam saja dan segera mencuci piring. Selesai aku mencuci piring ternyata kakakku pulang dan langsung bergabung dengan keluargaku di ruang keluarga. Melihat itu aku lebih memilih pergi ke kamar untuk mandi sore dan juga salat ashar.

AKSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang