2

15 0 0
                                    


luka itu udah gue lupakan. dan rasa yang dulu sempat tumbuh begitu besar udah gue kubur dalem dalem. gue nggak mau jatuh ke lubang yang sama.

suara deru motor tersdengar dari dalam rumah senja. dean menatap senja yang masih sibuk melahap sarapannya. tak begitu lama, suara bel berbunyi. bi ijah teergopoh gopoh datang dari dapur untuk membuka pintu. 

"menurut lo siapa na?"

"mana gue tahu. jemputanlo mungkin" jawab senja cuek. ia masih sibuk melahap sarapannya.

"siapa?"

" mega"jawab senja

dean berdecak sebal. b i ijah datang dari ruang depan. mendekati senja.

"non. di depan ada den bagas. katanya nungguin non ana.mau berangkat bareng." baik dean maupun senja menatap bi ijah tak percaya.

"bagas bi?"

"iya non." jawab bi ijah mengangguk menyakinkan. senja menyelesaikan sarapannya. setelah itu ia segera pergi kedepan di ikuti dean. senja melewati ruang tamu begitu saja tanpa memperdulikan bagas. melihat senja keluar pintu, bagas mengejar senja.

" rista!" senja tersenyum menahan tangis mendengar panggilan kesayangan bagas untuknya. senja berdiri di depan gerbang menunggu taxi yang ia pesan.

"rista." panggil bagas lembut disebelah senja.seakan tuli, senja justru sibuk melongokkan kepalanya ke jalanan. menunggu kedatangan  taxi.

" berangkat bareng gue yuk ris."ajak bagas. ia tak menyerah mengajak senja berbicara.

" ris." bagas membaklikkan senja untuk menghadap ke arahnya. " sorry. gue dateng nggak ngabari lo. nomor gue ganti.lo masih belum bisa maafin kesalahan gue?"tanya bagas menatap  senja teduh. senja membuang muka. ia tak mau terhipnotis dengan tatapan teduh cowok itu.

"kenapa lo nggak bareng dean?" tanya bagas saat melihat dean sudah pergi bersama sopir. sayangnya senja hanya diam menanggapi pertanyaan bagas. sebuah pesan masuk kedalam ponsel senja. dari sopir taxi. katanya mobilnya mogok di jalan. melihat itu, bagas tersenyum senang. 

" sopir taxinya nggak bisa datengkan? bareng gue aja." baru saja bagas ingin menarik senja menuju motor besarnya, suara klakson terdengar, membuat mereka menoleh menatap mobil tersebut.

 walaupun baru sekali, senja hafal itu mobil mega. senja melepas pegangan bagas. ia pergi menuju mobil mega. senja mengetuk kaca mobil mega. kaca itu terbuka.

"emm ga. gue boleh minta tolong?" tanya senja memelankan suaranya agar bagas tidak mendengarnya.

" gue mau jemput dean." jawab mega 

"dean uda berangkat. please ga. kali ini aja. gue lagi dapet masalah ini."mohon senja lagi.

" ok. tapi ada satu syarat."

" ok." tanpa babibu, senja hendak membuka pintu belakang. namun pergerakannya terhenti karna mega mencekal lengan senja.

"lo kira gue sopir lo?" tanya mega sarkas. senja nyengir tanpa dosa. lalu menuruti ucapan mega.setelah memasang sabuk pengaman, mega melajukan mobilnya meninggalkan rumah senja menuju sekolah.tak lupa ia melambaikan tangan kepada bagas.

MEGA SENJAWhere stories live. Discover now