2

2.2K 337 67
                                    

Irene menahan rasa panik dalam dirinya, walaupun secuil hasilnya, setidaknya dia sudah mencoba untuk diam duduk manis dengan tenang di sebelah Taehyung yang sedang mengemudi.

Padahal Taehyung hanya memakai setelan kaos putih yang bertulis CELINE di bagian dada, dan dibalut jaket bahan berwarna cokelat, sapatu sneakers.

I swear to god, he is really damn hot.

Parfum aroma Taehyung menguar di dalam mobil ini. Senyum Irene merekah, dia mencoba tidak terlalu girang berteriak. Kalau iya mungkin akan disebut gila.

Taehyung. Yang notabenya gebetan dari awal menginjak sekolah kini duduk bersebelahan dengan niat jemput-jalan-traktir-antar pulang.

Irene harus berterimakasih pada permainan itu dan juga teman-temannya. Walaupun awalnya dia jengkel setengah mati.

Irene itu tipe pendiam, dan sedikit tidak suka keramaian, dia terkaget ketika mobil Taehyung terparkir di depan warkop yang Irene tahu disana sudah berkumpul kawan-kawan Taehyung. Terlihat jelas dari balik kaca besar yang langsung mengarah pada tawa mereka, gelas-gelas kopi, dan asap mengepul, apalagi kalau bukan rokok?

Warkop itu didesain dengan unik, dan tidak seperti warkop lainnya. Cenderung ke mewah, dan menawan.

Kikuk, Taehyung mengeryit. "Kenapa?"

Irene tersenyum canggung. "Itu banyak teman kamu..?"

"Kalau udah liat terus tau ya ngapain nanya, sih?"

Eh, galak bener.

"Gimana, ya?"

"Nggak apa-apa kali."

Irene menggigit bibirnya. "Aku.. malu Taehyung. Aku nggak tau kalau bakal begini."

Irene merasa tak enak hati ketika decakan kesal terdengar, dilihat tangannya mengusap wajah gusar. "Gue udah bilang ke mereka, dan mereka welcome lagian lo mau makan, 'kan? Jangan ngarep ini nge-date. Yang cuma lo sama gue."

Wow.

Taehyung sekasar ini, Irene menahan isaknya, mengigit bibir dalam agar tidak kelepasan menangis. Dia tidak terbiasa diperlakukan begini.

"Nggak usah jadi cengeng, baru aja digituin. Udah keluar, cepet. Gue duluan nih."

Irene mengikuti apa kata Taehyung. Dia keluar dan mensejajarkan langkahnya. Ikut masuk ke dalam tempat itu. Yang seketika hening, perhatiannya mengarah ke Taehyung dan Irene -di depan pintu sana mereka berdiri. Lalu sorakan saling bersautan. Bukan hal yang tabu, masing-masing dari mereka saling menjabat atau sekedar hug-bro dan tertawa satu sama lain.

Oh, Irene? Dia masih mengikuti di belakang Taehyung -sedikit menunduk ya karena ini pertama kalinya dia ada di kondisi seperti ini. Banyak lelaki. Sesekali ia tersenyum kikuk. Irene kenal semuanya. Ya karena mereka satu sekolah. Ada Hoseok, Namjoon, Yoongi, dan Seokjin yang merupakan kelas akhir -kakak kelas Irene. Ada Jimin yang merupakan seangkatan dengan dia dan juga Taehyung, hanya beda kelas. Dan Jungkook anak Taekwondo kelas 10. Dia populer, Irene dengar, Jungkook itu sedikit pemalu namun cool, pintar walaupun kalau dilihat di kelas kerjaannya hanya menundukan kepala ke meja lalu tertidur atau paling tidak sibuk memaki lalu bersorak hore karena game yang ia mainkan. Ini masih mejadi misteri. Kenapa dia begitu pandai, dalam semua bidang akademik, maupun non-akademik.

"Eh, kak Irene?"

Irene menoleh, ternyata si kecil Jungkook.

"Kok tau nama aku?"

Jungkook nyengir, Irene terkejut ini terlalu mendadak ia disuguhi gigi kelinci dan mata menyipit lucu. "Siapa yang nggak tau, lagian Kak Taehyung juga bilang bakal ajak kakak."

Irene mengangguk paham. "Kalian biasa nongkrong disini?"

"Iya, emang kayak tempat ngumpul kita kak, ini punya kak Seokjin, warkop ini nggak dibuka buat umum. Jadi cuma buat kita-kita aja. Bentar deh. Kok bisa kakak diajak? Nggak biasanya kak Taehyung begini." Tanya Jungkook penasaran.

Irene tak terlalu terkejut dengan penjelasan Jungkook. Ya, mereka memang orang berada, jadi membuat sesuatu seperti ini tidak sulit. Fasilitasnya bagus dan mewah, untuk ukuran warkop ini terbilang 'wow' kalau bisa Irene mengkoreksi ini harusnya menjadi cafe entah kenapa bagian depan tertulis dengan tulisan 'warkop'.

Dan juga Irene sangat terkejut yang dia dengar dari orang-orang ternyata salah. Tidak ada pemalu, tapi Jungkook yang humble, bagaimana dari awal Jungkook bisa menarik si kaku Irene ke dalam pembicaraan yang nyaman. Irene tersenyum manis. "Oh itu, jadi masalahnya-"

"Baru aja dateng, dah lo sosor aja kook!" Tiba-tiba Hoseok datang dan langsung berdiri di depan mereka, menghentikan pembicaraan Irene lalu tersenyum sumringah. "Eh, Irene. Tau nggak? Kemarin ada yang berantem, kocak banget asli. Iya nggak Seokjin? Eh mana tuh bocah?? Eeeee ada Tae. Iya nggak Tae? Maren, asik kek orang goblok kalian pada."

Taehyung yang tadinya sibuk memyeruput kopinya kini menoleh ke arah Hoseok, lalu menatap Irene. Entah kenapa tatapan Taehyung seolah tidak suka pada dirinya. Dan Irene bingung -karena Irene sudah membaca raut wajah Taehyung dari awal, Taehyung tidak suka, dan kalau tidak ikhlas apalagi tidak mau, kenapa harus begini sih akhirnya? Irene jadi jengkel sendiri.

Taehyung menyebalkan sebenarnya. Apa yang Irene lihat dari dia? Tidak ada baik-baiknya. Yang ada marah-marah, raut tidak suka, dan jutek.

Tidak merespon, Taehyung malah menyalakan pematik, mendekatkan ke puntung rokok membakar sampai bara tembakau memerah, dan mengeluarkan asap.

"Kak, sama-"

"Irene sini!" Taehyung memotong Jungkook. Irene langsung menoleh padanya. Tadinya tidak mau, tapi langsung ciut, Taehyung mirip maung. Takut marah, Irene menghampiri, tidak enak juga karena dari awal jalan Taehyung memperhatikan. Ya, perhatikan gebetan sendiri. Mau salting tapi ingat, Irene sedang ngambek, ceritanya.

"Suka asep, nggak?"

Irene mengeryit, lalu menggeleng. Mustahil ada orang yang menyukai asap. Apalagi ini asap rokok, bagi orang seperti Irene, itu sangat menganggu, terlebih asapnya menyesakkan indra penciumannya.

"Yaudah, duduk sini samping gue, mau makan apa? Liat aja tuh menunya, gue yang manggil kak Seokjin ntar." Kata Taehyung sembari mematikan rokoknya. Irene menurut, dan menunduk.

Taehyung gemas, pipi Irene panas.





































***

taehyung mara mara kek maung

BTW WOI MABOK BANGTAN DI GRAMMY, red carpet alim, perfom nggak ada akhlak. Nangis😭😭😭

A DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang