26. again and again

3.3K 510 65
                                    

AIRPLANE 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AIRPLANE 2





























📞 "Sudah makan?"

📞 "Hm? Ah ya, bagaimana denganmu?" tanyanya kembali.

📞 "Mhm,"

Aku melakukan panggilan video dengan Jeno, dia bilang dia baru saja selesai dan akan kembali ke hotel.

📞 "Lily,"

📞 "Hm?"

📞 "Istirahatlah dengan cukup." katanya dengan pandangan fokus menyetir.

" katanya dengan pandangan fokus menyetir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📞 "You too. Jeno,"

📞 "Wae?"
(Kenapa?)

📞 "Kudengar besok suhu berubah naik, minumlah yang banyak."

📞 "Ah, really?" katanya seraya melirikku singkat.
📞 "Uhm, Lily, matikan sambungannya. Aku akan mengisi bahan bakar. Kau segeralah tidur."

📞 "K, see you."

📞 "See you."

📞 "Jeno,"

📞 "Hm?" sahutnya tanpa menoleh.

📞 "I love you."

Dia kemudian menoleh, beberapa detik dia disana dengan senyum tipis di bibirnya. Kemudian pandangannya berubah lurus kembali.

📞 "I love you more."

Setelahnya kumatikan sambungannya. Aku meminum obat tidur tadi sore. Kurasa sudah mulai bereaksi.


































"Jeno baik padamu?" tanyanya.

"Hm? Tentu,"

"Aku tahu itu,"

"Beritahu aku sebenarnya apa yang terjadi, Renjun?"

Entah dimana sekarang, disini hanya ruangan dengan jendela besar yang ditutupi gorden merah. Lalu ada sofa, ada cermin, dan ada beberapa manekin. Renjun duduk disampingku.

"Renjun, sebenarnya apa ini semua? Kau sedang melakukan apa?"

Dia masih diam tak bersuara.

"Mimpi macam apa ini?!-"

"Hanya mimpi biasa." katanya. "Aku peduli padamu."

"Apa yang sekarang kau pedulikan dariku? Huh?!"

"Aku tidak hanya peduli padamu, aku juga peduli pada temanku, Jeno temanku-"

"Lalu apa?!" pekikku yang mungkin seharusnya memenuhi ruangan.

Aneh, aku merasa suaraku lantang namun seperti teredam.

"Dengan kau terus menerus seperti ini, kau menyiksaku, Renjun. Kau membuatku makin tenggelam bersama ingatan-ingatan tentangmu."

"Itu lah kenapa!"

Huh?

"Kau selalu merasa banyak pertanyaan yang tak sempat kau tanyakan, banyak hal-hal yang tak kau selesaikan, banyak mimpi-mimpi yang tak bisa kita wujudkan. Kau hidup dengan pikiran begitu dan tanda tanyamu tentang kau dan aku."

Aku tidak mengerti ucapannya. Aku bahkan tidak benar-benar tahu apa yang ingin kutanyakan, atau apa yang ingin kuselesaikan. Tanpa kusadari aku menangis, tapi aku tidak bisa merasakan air mataku.

"Lily, aku melihat banyak hal yang menyakitimu, dan seharusnya aku tidak menjadi salah satu dari itu."

There are many things that I would like to say to you. But I don't know how.

Kulempar atensi ke arah lain, tak mau menatap matanya.

"I just don't understand why destiny allowed some people to meet when there's no way for them to be together."

"Lily, here."

Pelan-pelan Renjun menarikku kedalam rangkumannya, kemudian diraihnya tanganku, lalu digenggam. Kalau menangis, aku pasti mengantuk.

"Maybe when the time is right. You will find me again, Lily."

Renjun sedikit mengeratkan pelukannya, lalu lagi-lagi, aku mengantuk dalam pelukannya. Aku tahu, aku tahu kalau aku mengantuk maka aku akan terbangun di dunia nyata. Meskipun sejujurnya aku tidak tahu ini mimpi atau semacam apa.

"Lily, jangan menahannya."

Aku hanya diam.

"Aku akan tetap disini sampai kau mengerti, dan kau bisa kembali lagi. Mungkin bukan hari ini tapi kau pasti akan mengerti semuanya, tak perlu kujelaskan lagi."







































episode 26

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

episode 26

AIRPLANE 2 ㅡ黄仁俊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang