Hide and Seek

9K 288 61
                                    

Hari ini Trio Troublemaker tengah asik bermain di dalam rumah. Kali ini mereka memainkan permainan Hide and Seek, yang sudah lama tidak mereka mainkan bersama. Mereka memutuskan untuk kembali memainkan permainan ini sebab merasa rindu akan suasana menegangkan ketika memainkan permainan ini.

Dua bocah lainnya yang bertugas bersembunyi segera keluar dari kamar Blaze untuk segera bersembunyi. Keduanya memutuskan untuk tidak bersembunyi di tempat yang sama agar tidak mudah ditemukan.

Thorn berlari keluar dari rumah, dan tampaknya ia akan bersembunyi di gudang. Ruangan yang besar itu tidak mempermudah Blaze untuk menemukan Thorn nantinya, sebab banyak barang yang tersimpan sehingga menciptakan beberapa tempat kecil yang dapat dijadikan sebagai tempat persembunyian.

Di sisi lain, Taufan masih memikirkan tempat yang akan ia jadikan sebagai tempat persembunyian. Dapur? Tidak ada tempat yang bagus di dapur kecuali ia mau bersembunyi di dalam kulkas. Kamar mandi? Terlalu mudah untuk ditemukan, sebab hanya bathup besar saja yang dapat ia jadikan tempat untuk bersembunyi.

"Dua belas! Sebelas! Sepuluh!"

Seruan dari Blaze membuat suasana menegang, terlebih untuk Taufan yang belum menemukan tempat untuk bersembunyi. Sangat tidak lucu apabila ia menjadi yang pertama ditemukan oleh Blaze karena ia belum sempat bersembunyi.

Rasanya tertekan yang ia alami membuat dirinya semakin tidak dapat berpikir. Ia akhirnya masuk ke salah satu kamar secara acak, kemudian masuk ke dalam lemari baju yang ada di sana. Tidak peduli kamar siapa yang tengah ia jamah, setidaknya ia tidak kalah dengan cara konyol.

"Siap atau tidak, aku datang!" Blaze siap untuk mencari dua bocah yang harus ia temukan.

Kesepakatan yang mereka buat sebelum bermain adalah tidak boleh bersembunyi di luar area rumah, lebih tepatnya tidak boleh bersembunyi di tempat yang berada di luar pagar rumah. Jadi masih diperbolehkan jika salah satu atau salah dua dari mereka ingin bersembunyi di gudang.

Di dalam lemari pakaian yang cukup sempit, Taufan mencoba menyamankan dirinya dengan membuat gerakan seminim mungkin. Menghindari ada seseorang yang menyadari keberadaannya di dalam lemari tersebut.

Sedikit penasaran, Taufan mencoba meraba beberapa baju yang ada di sekitarnya untuk mencari petunjuk. Kemudian mencoba menerka kira-kira kamar siapa yang tengah ia jamah kali ini.

Beberapa baju yang ada di sini terkesan memiliki bahan yang lembut dan tebal. Jaket dan mantel, beberapa pakaian yang sekiranya Taufan pikirkan ketika mencoba menerka pakaian-pakaian yang ada di sekitarnya.

"Aku tidak tahu baju milik siapa ini, tapi pakaian-pakaian lembut ini membuatku mengantuk." Taufan menguap lebar tanpa mengeluarkan suara yang berlebihan. Dikelilingi benda lembut dan halus membut Taufan mengantuk, tetapi ia tengah bermain dan tidak boleh tertidur.

Taufan mencoba untuk tetap terjaga sambil menunggu Blaze datang dan menemukannya di dalam lemari. Perkiraannya ia akan ditemukan tidak lama lagi, sebab tempat ia bersembunyi dengan tempat Blaze berhitung tadi tidak jauh. Namun Taufan sudah pasrah apabila nantinya ia yang harus menggantikan Blaze menghitung dan mencari dua bocah lainnya yang bertugas untuk sembunyi.

Semakin ia mencoba untuk terjaga, semakin berat pula matanya. Sampai akhirnya Taufan terlelap tanpa ia sadari.

Tidurnya kemudian terganggu oleh sebuah suara dari luar lemari, tetapi suara tersebut seakan cukup dekat dengannya. Sepertinya seseorang baru saja membuka pintu kamar tersebut, dan sebentar lagi Taufan akan ditemukan.

Tidak tahu sudah berapa lama Taufan terlelap, yang pasti itu sudah cukup untuk membuat Taufan bermimpi tentang dirinya yang mendapat patah tulang akibat bermain skateboard. Memang bukan mimpi yang cukup baik untuk diingat.

Hide and SeekWhere stories live. Discover now