Wajahnya mengeras, berusaha menutupi nanar matanya. Tubuhnya tak sebergairah sebelumnya, bahkan tak ada lagi tenaga yang ia miliki, sebatas menggerakkan ibu jari. Tertelungkup di gubuk penuh kenangan, kehangatan yang mulai berubah menjadi panas membara. Pemuda itu tahu tidak ada lagi kata pulang seperti yang selalu ia janjikan pada gadis kecilnya.
"Tenanglah di sana nak," lirihnya.
Sayup-sayup ia dengar suara perempuan itu, tak jelas di telinganya.
"Berbahagialah mulai saat ini, dendammu telah terbalas." Lirihnya lagi.
Pemuda itu memejamkan matanya. Berharap kematiannya tak semenyakitkan ini, tapi sepertinya malaikat maut sedang menikmati saat-saat tubuhnya terbakar api dari kayu-kayu gubuk ini.
******
"Haruskah sampai begini?"
"Kau yang mendorongku untuk memulainya, kenapa sekarang baru kau tanyakan ini?"
"Tapi..."
"Sudahlah, aku hanya sedikit membantu pekerjaan malaikat maut saja. Tak perlu di besar-besarkan."
Pemuda itu tersentak. Deru nafasnya seakan berhenti sejenak. Ia masih berdiri di sana, berbalik menatap perempuan yang telah berubah menjadi seesuatu yang mengerikan. Wajah perempuan itu terlihat sangat datar, tak ada ketakutan, bahkan pemuda itu bisa melihat senyum kecil di sudut bibir perempuan itu. Kini ia tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa, tubuh depannya terasa sangat panas, tapi belakang tubuhnya masih bisa merasakan dingin dari udara gunung yang lebat dengan pohon pinus.
Dia bisa melihat beberapa lelaki besar mengelilingi mereka untuk berjaga. Kini dirinya tahu ini semua akan benar-benar selesai. Tatapannya kini tertuju pada sebuah caravan merah yang terlihat kecil, tapi matanya masih menangkap setitik wajah manis itu. Hatinys sedikit lega, anak itu kini akan hidup jauh lebih baik dengan mereka. Biarkan masa lalunya terkubur dalam.
"Ayo, kita harus segera pergi." Katanya.
Perempuan itu tersenyum manis, menggandeng lengan pemuda itu tanpa ada beban, lagi.
"Ke mana kita?"
"Kau ingin kita ke mana?"
Senyumnya merekah, sedikit saja sepertinya pemuda itu akan kehilangan akal. "Mengunjungi orangtuamu."
******

YOU ARE READING
SHELLA
Mystery / ThrillerKematian bukan sepenuhnya jalan keluar, hanya baginya itu adalah jalan termudah untuk kembali hidup.