Jeno hanya terdiam pasrah sambil memegang belati ditangannya yang masih bertuliskan nama Eric, tak mengindahkan ucapan sang Raja yang sedang mengumumkan bahwa seseorang telah menghilang lagi termasuk saudara kembarnya.
"Jen," Jaemin yang sedari tadi menemani Jeno hanya dapat mengusap pundak lelaki itu berharap dapat menenangkannya.
"Aku kesini bukan untuk melihat saudaraku mati." Gumam Jeno.
"Kita pasti bisa bertemu Eric lagi, kamu jangan nyerah gini. Harusnya kamu yakin sebagai saudara kalau Eric itu anak yang kuat,"
Jeno hanya terdiam, membenarkan ucapan Jaemin bahwa Eric itu kuat. Ia tidak akan mati semudah itu, tapi masalahnya dunia ini asing bagi mereka, Jeno tidak tau apakah setelah terkena belati ini ia masih hidup atau tidak.
Jika Eric benar mati, Jeno harus menemui jasadnya lebih dulu. Sekaligus membunuh orang yang berani-beraninya menyentuh saudara kembarnya.
Setelah pengumuman selesai, Juyeon pun segera turun dari istana dan menghampiri mereka berdua.
"Jeno, ayo ke istana sekarang. Kemarin aku sudah bertemu Doyoung."
"Doyoung?" Jeno memincingkan matanya, tidak mengetahui siapa nama orang yang di sebut Juyeon itu.
"Ah! Kak Doyoung udah balik??" Jaemin kembali bertanya semakin membuat Jeno pusing saja. Siapa itu Doyoung.
"Iya udah balik, ayo Jen cepat. Ini supaya kita bisa mencari Eric." Juyeon menyeret Jeno ke istana sementara Jaemin mengikuti di belakangnya.
Jeno menggeledah setiap ruangan yang ia lewati, bingung dengan tempat yang menurutnya seperti sebuah laboratorium di dunia nyata. Atau memang ini laboratorium?
"Ini... Lab ya?" Tanya Jeno setelah mereka menginjakan kaki di sana.
"Yap! 99% benar!" Jawab Jaemin.
"Kak Doyy!!" Jaemin menubruk tubuh lelaki yang bernama Doyoung itu dengan sebuah pelukan setelah lelaki itu menghampiri mereka.
"Halo Jaemin," Doyoung mengusak rambut Jaemin gemas, Jeno semakin memincingkan matanya.
"Halo, Pangeran." Salam Doyoung sambil menundukkan kepalanya pelan ke Juyeon.
Setelah itu arah pandang Doyoung mengarah ke Jeno.
"Jeno ya?" Tanya Doyoung.
Jeno sudah tidak kaget jika dirinya terkenal di dunia ini, karena memang mereka berdua yang paling di tunggu oleh masyarakat karena buku takdir apalah itu yang Jeno bingungkan.
Jeno mengangguk menjawab pertanyaan Doyoung.
"Jeno, dia ini Doyoung. Salah satu spesialis terkenal di kerajaan yang selalu mencari tau tentang obat-obatan maupun penelitian. Nah disini kita mau minta dia untuk selidiki belati yang kemarin." Jelas Juyeon.
Ah, ternyata Doyoung ini yang akan membantunya. Lalu Jeno pun memberikan belati itu pada Doyoung.
"Beri saya dua menit." Ucap Doyoung yang membuat Jeno terkejut.
"Hah?" Secepat itu untuk menyelidiki?
"Jangan kaget Jeno, kan udah saya bilang dia ini spesialis hebat." Ucap Juyeon.
"Gausah menyanjung saya segitunya pangeran, lagipula saya tidak menyelidiki sampai tuntas." Ucap Doyoung sambil sibuk meneliti.
"Ah dapat." Ucap Doyoung yang membuat mereka semua langsung datang menghampiri.
"Gimana?" Jeno bertanya.
"Saya melihat bulu hewan penyembuh, apa Eric punya?" Tanya Doyoung.
"Kalau hewan, Eric punya yang bernama rikkie, tapi saya tidak tau bahwa dia itu hewan penyembuh." Ucap Juyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sour Story [Juric and Nomin]
FantasyJeno dan Eric adalah saudara kembar dengan sifat yang berbeda, suatu hari ia mendapatkan pesan dari sang Ibu untuk pergi dan bertemu sang Ayah yang bahkan dari kecil pun mereka tak pernah bertemu dengannya terkecuali melihatnya dalam potret. Sesampa...