1

30 2 4
                                    

"Dokter Sandria adalah seorang dokter wanita yang dikeluarkan dari perkerjaannya sebagai ilmuan di salah satu lab Internasional yang tidak bisa disebutkan namanya, karena penemuan beliau yaitu robot AI."

Terang seorang pria berjas abu-abu yang duduk di ruangan sebuah kantor yang megah sambil membaca undangan berwarna merah ditangannya.

"Kenapa dia dikeluarin?" Tanya seorang pria berkemeja hitam yang duduk di sofa sebrang pria berjas abu-abu.

"Johan, pemerintah itu licik, mereka enggak mau dunia tau kalau Robot AI udah tercipta. Lihat, ini berita dulu 5 tahun lalu," pria berjas abu abu menunjukan screenshot berita yang ada di ponselnya ke pada Johan.

"Seorang dokter di Lab Paradis dikeluarkan karena kedapatan mengonsumsi kokain..." Johan membaca dengan lirih.

"Nah ini, ini pasti Dokter Sandria, sebenernya dia ga konsumsi kokain. Tapi dokter ini dikeluarkan dan dicuri ilmunya, tapi aku akuin dia pintar. Memanfaatkan penemuannya untuk cari uang, karena dia ga bisa kerja di lab manapun. Yah akhirnya yang bisa bantu dia ya pengusaha pengusaha besar. Yang bisa menyokong dia dana besar. Oh iya undangan ini Jo" 

katanya sambil menunjukan ke sahabatnya.
"Hanya konglomerat yang dikasih. Termasuk kamu sama aku. Dan ini penolong kamu Jo," pria itu menepuk bahu Johan.

"Penolong gimana maksudnya Dan?"

"Inget Yuri. Dia butuh sosok ibu. Dia butuh-"

Belum selesai Daniel bicara Johan sudah memotongnya.

"Haha Daniel, terus robot ini suruh jadi ibu buat Yuri gitu? Ga ada yang bisa gantiin Hera. Apalagi ini cuma robot."

"Aku tau, tapi kamu juga harus sadar apa yang udah Hera lakuin ke kamu dan Yuri. Aku cuman saran aja sih. Kalau kamu ga ambil kesempatan ini. Bakal ada orang lain yang ambil duluan. Kamu harus inget kondisi Yuri sekarang. Dia butuh sosok disampingnya yang selalu ada. Kamu ga bisa 24jam disamping Yuri Jo, kamu harus bagi waktu kamu sama kerjaan kan? Sebagai sahabat aku cuma mengingatkan.

Lagian Jo, ini robot, bukan wanita. Aku tau kamu masih susah buat move on, setidaknya, robot ini bisa bantu kamu."

Johan tak menjawab. Ia hanya terdian sambil melihat undangan berwarna merah itu.

Daniel berdiri ditengah keheningan itu "oke, aku mau balik ke kantor dulu, byee Jo, salam buat Yuri."

Johan tidak menghiraukan Daniel. Ia tetap melamun. Pikirannya sekarang penuh dengan putri satu-satunya, Yuri yang sekarang terbaring lemah.

Yuri putrinya yang berumur 8 tahun selalu keluar masuk rumah sakit yang akhirnya membuat Johan memutuskan untuk merenovasi kamar Yuri seperti rumah sakit dengan dipenuhi alat alat medis dan dokter terbaik yang bisa dipanggil kapanpun.

"Pah, mamah mana? Yuri pengen ketemu mamah pah, Yuri kangen."

Kata-kata Yuri seperti itu yang membuat Johan sakit hati dan bingung harus berbuat apa. Dia tidak mungkin menjelaskan kepada putrinya kalau Hera, mamanya selingkuh dengan pria lain dan meninggalkan dia serta putrinya.

Jujur Johan tidak menyangkan Hera akan menghianati dirinya disaat kondisi putri mereka sedang memburuk.

Ia benci sebenci-bencinya dengan Hera. Tapi hati tidak bisa bohong kalau dia masih mencintainya. Apalagi putrinya, Yuri masih butuh sosok seorang ibu.

Johan pernah bersujud dihadapan Hera agar ia tak pergi. Ia akan melupakan semua hal buruk yang Hera lalukan. Semua itu Ia lakukan demi Yuri. Johan ingin Hera mau bertemu Yuri barang sesekali selama putrinya masih lemah. Tapi jawaban yang didapatkan Johan justru menyayat hatinya.

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang