Mungkin kamu sudah bosan mendengar maaf dariku.
Tapi kali ini aku benar-benar minta maaf.
Bukan maaf karena aku telat menjemputmu. Bukan maaf karena aku salah membelikanmu makanan. Bukan maaf karena semalam aku tidak menelponmu. Dan bukan karena maaf-maaf lainnya yang mudah diucapkan.
Kali ini aku benar-benar minta maaf.
Maaf atas keputusanku meninggalkanmu. Memang kita bukan bukanlah apa-apa. Aku, bukanlah siapa-siapa. Tapi kita tahu, ada yang berbeda dari kita. Ada yang tidak biasa dari kita. Kau tau bagaimana perasaanku. Dari cara menatapmu saja sudah jelas. Aku memang tidak pandai menyembunyikan perasaan. Bodoh.
Percayalah, ini bukan hal yang mudah. Aku yakin, akupun tidak akan baik-baik saja jika kita tidak bertemu lagi, atau kita tetap bertemu namun dengan tatapan yang berbeda. Tapi aku harus. Ada yang tidak baik-baik saja jika kita terus seperti ini.
Maaf juga untuk janji-janji pertemuan yang tak jadi diwujudkan dan rencana-rencana yang gagal kita upayakan.
Sungguh, ini maaf terakhir dariku. Besok, kamu tidak akan mendengarnya lagi. Jika suatu saat kita berpapasan, jangan sungkan untuk menyapa. Mungkin kamu akan menemuiku dengan tatapan yang berbeda, tapi percayalah perasaanku akan tetap sama. Dan akan tetap seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ijinkan Aku Melangkah Pergi
RomanceMaaf saja jika tidak ada yang bisa diselamatkan dari kita. Memang sudah seharusnya seperti itu. Dan mugkin akan tetap seperti itu.