Ch.05 - Bird Strike 2/2

1.3K 165 34
                                    

Jungkook tahu dirumah bersamanya dengan Yoongi tidak ada tempat untuk bersembunyi. Dia menghela napas dalam – dalam ketika dia mengganti pakaian dinasnya yang begitu lengket disekitar tubuhnya, melilitnya seolah – olah ikut menikmati rasa sesak dihati Jungkook. ini bukanlah hal yang Jungkook inginkan ketika dia akan pulang ke rumahnya, tempat dimana dia bisa bersantai dan bermanja dengan pujaan hatinya-, suaminya yang kecil dan lucu dengan pout diwajahnya yang gembil dan pipinya yang merah merona dengan cantik.

Jungkook frustasi, kesal dan merasa sakit hati. Mungkin pekerjaannya hari ini bisa dibilang lancar dan aman. komunikasi antar pilot dengan penerbangan yang dipegangnyapun tidak bermasalah. Dia hanya memikirkan bagaimana harinya yang mulus dan lancar berakhir dengan manis dipenghujung hari. memeluk bayi kesayangannya yang mungil. Nyatanya dia tidak bisa sekarang. Menghela napas gusar, dia bergerak untuk menenangkan diri di kamar mandi. Membilas tubuhnya sebentar dan membersihkan kepalanya dari bayang – bayang rombongan menyebalkan, termasuk Taehyung dan Jaehyun. Orang yang sangat – sangat diwaspadainya sampai sekarang.

Kenapa harus hari ini? kenapa mereka harus mampir lagi sekarang? tidakkah mereka mengerti dengan apa yang diucapkan Jungkook dulu? dengan kesepakatan yang telah mereka setujui satu sama lain. Mengapa mereka harus mengingkarinya seperti ini. Mungkin-, yah itu sudah lima tahun berlalu, tapi apakah mungkin Jungkook bisa melupakan kejadian yang membuatnya hampir mati ketakutan? yang membuatnya yakin bahwa dia benar – benar kehilangan Yoongi dengan sebelumnya gertakan omong kosong dari bocah – bocah sombong keras kepala tak mau kalah itu?

Jungkook membuka matanya, menatap keramik disekitar kakinya. wajah Taehyung dan anak – anak itu mampir ke dalam bayangan kepalanya lagi dan dia menggertak gigi. Inginnya meninju dinding, tetapi dia tidak ingin muncul kekanak – kanakkan. dia benci menjadi seperti ini sebenarnya. melindungi rumah tangganya yang damai sentosa, dia tidak ingin menjadi berantakkan dengan emosi. Jungkook menangani rumah tangganya dengan baik sehingga Yoongi tidak akan merasa tertekan atau mereka memiliki pertengkaran apapun di dalamnya.

Tetapi untuk ini, Jungkook kecewa dengan dirinya sendiri. sesuatu masih mencengkram gila – gilaan hatinya dan dia tidak bisa menghilangkan itu begitu saja.

dia bergegas membilas ketika dia merasa bahwa sudah terlalu lama berada di bawah pancuran. Bahwa tubuhnya ikut mengigil seperti hatinya. Dia mengambil handuk dan merutuk ketika dia lupa untuk membawa baju bersih untuk berganti. Dengan dengusan, dia berjalan dengan malas ke luar dari kamar mandi, tetapi tercenung ketika mendapati baju bersih terlipat rapi di atas binatu, lengkap dengan celana dalam dan boxer. juga-, itu kaos yang lembut yang dipilihkan seolah – olah Yoongi ingin dia merilekskan diri. Jungkook mengusap wajahnya dengan kasar sebelum memakai baju yang ditempatkan Yoongi untuknya.

Yoongi mungkin kecewa dengannya dan kesal karena dia membawa istilah – istilah penerbangan dalam pertengkaran pertama rumah tangga mereka. Ini tidak bertengkar-, tetapi mungkin sedang diambang pertengkaran jika Jungkook tidak berpikir dengan lebih dingin . Kebiasaan Jungkook-, bisa dibilang. karena dia tidak nyaman mengeluarkan pendapatnya langsung-, dia hanya mengeluarkan istilah – istilah konyol dalam pendengaran orang awam. Jungkook mengutuk dirinya sendiri lagi.

Keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang sudah dicuci bersih dan dalam pakaian ringan yang nyaman, dia bisa melihat langsung gundukan di atas tempat tidur miliknya dan Yoongi. dililit dengan selimut lembut hingga ke kepala. Itu Yoongi-, tidur membelakangi sisi Jungkook. hati Jungkook mengcengkeram dengan lebih erat. dia merasa sangat sakit.

Dia seharusnya marah karena itu kesalahan Yoongi, tetapi dia tidak bisa. meskipun dia mendorong Yoongi sebelumnya, dia merasa sangat bersalah.

Meletakkan handuknya di tempat yang seharusnya, Jungkook meraih ponselnya dan segera bergerak keluar kamar bersama mereka dengan hati – hati. dia ingin menenangkan dirinya dan pikirannya lebih dulu. Menutup pintu tanpa bunyi-, dia segera mengambil halaman belakang rumah mereka untuk duduk dan merenung.

Anak Penerbangan (Kookga) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang