"Kanya."
Ia menoleh pada satu-satunya orang yang memanggil dirinya Kanya di kampus.
Syoya.
"Eh, elo. Kok belom balik?" Mata Kanya masih sibuk membolak-balik laporan yang perlu ia periksa ulang.
"Entar aja, gabut banget juga gue kalo di kosan." Jawab Syoya, tidak terlalu ditanggapi oleh lawan bicaranya.
Kesibukan Kanya tidak berakhir begitu saja usai ujian. Tanggung jawabnya sebagai anggota Hima masih belum beres sepenuhnya karena ia diemban untuk mengecek LPJ terakhir oleh kadepnya.
"Lo ga pengen bantuin gue?"
Syoya menaikkan bahunya, "Oh, butuh bantuan?"
"Daripada bengong. Nih, periksain formatnya, kalo ada yang salah tolong ditulis di note." Ketus Kanya lalu memberi laporan serta post it miliknya.
Kanya sudah biasa diandalkan di divisinya, ia paham betul sistem kerja praktis dan sangat berkompeten. Gadis ini bisa jadi amat serius kalau membahas soal Hima, bahkan jiwa kepemimpinan dan kerjanya cukup untuk dirinya lanjut sebagai Kepala Divisi PDSMO. Walaupun Kanya selalu ramah pada anggota lain, hanya pada Syoya ia enggan.
"Lo lanjut Hima ga?"
Syoya mengangguk pasti, "Lanjut,"
"kalo elo lanjut juga."
Kanya menghela napas serta menghentikan kesibukannya sebentar, "Kalo mau lanjut ya lanjut aja, kenapa nyambungnya ke gue?"
"Chill, Kanya. Emangnya lo ga pengen lanjut?" Syoya kali ini sama serius dengan dirinya.
"Ngga deh kayaknya, cape banget."
"Yaudah gue ga lanjut." Syoya menjawab seenaknya, Kanya benar-benar jengkel.
"Ka Tere udah kasih amanat kan sama lo buat lanjut Hima? Kasian dia udah percayain semua ini sama lo, Kanya."
Ka Tere adalah kadep kesayangan Kanya, perempuan itu sama kuatnya dengan dirinya makanya banyak yang menyebut mereka sister goals. Tapi jujur dalam hati Kanya ia memang ingin fokus memerhatikan nilai dan persiapan skripsinya.
"Emang lo lanjut mau jadi kadep?" Kanya bertanya lagi.
"Iya sih, tapi gue ditawarin jadi wakahim juga."
"Yang jadi kahimnya siapa?"
"Ren."
Pikiran Kanya terhenti, satu nama itu punya kenangan yang membekas di kepalanya.
"Eh, udah beres ga tuh LPJ-nya?" Gadis itu tergugup mengalihkan pembicaraan.
Syoya mengangguk, "Udah, nih."
Kanya cepat mengambil laporan itu dari tangan Syoya, merapikan alat tulis lalu memasukkan dalam tasnya. "Syoya, gue cabut duluan."
"Eh bentar!" Syoya berhasil menarik tasnya, tidak seromantis di film-film di mana aktor akan menahan lengan heroine-nya.
"Apaan sih??"
"Gue anter ya?"
"Ga usah, gue pake angkot aja." Jawab Kanya dan langsung pergi.
Layaknya orang tahu kalau Kanya atau Kades sapaaannya, adalah orang yang baik, pekerja keras dan pastinya cantik. Jiwa kuat Kanya sudah ditempa oleh Ayahnya sejak kecil, menjadikan dirinya sebagai gadis penuh tanggung jawab. Sebelum Hima, ia sempat menjadi sekretaris OSIS di SMA, tidak heran Kanya sudah terbiasa dengan urusan organisasi yang padat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Four Potion - S4
Fanfic• ̀Dari keisengan lalu membawa kehidupan mereka masing-masing ke dunia baru. Tidak ada cara selain menjalaninya. ミ "Wah parah ini mah kutukan namanya. Tapi bonus mas pacar." © shosei_track, 2020