Part I

3.3K 283 48
                                    

Katakanlah ia ini begitu hina. Reputasinya di sekolah sebagai Pangeran Slytherin yang amat mengglorifikasi keturunan Darah-Murni terancam tercoreng setelah ia menyadari bahwa ia tertarik pada si Darah-Lumpur sok tahu dari Gryffindor yang bernama Hermione Granger.

Awalnya, Draco menolak mentah-mentah ide yang muncul di kepalanya setiap kali ia melihat gadis itu lewat di depannya atau melempar tatapan benci kepadanya saat ia sedang bicara dengan dua teman payahnya itu, Potter dan Weasley. Otaknya terus mengataka bahwa gadis itu telah menarik minatnya dan ia penasaran akan gadis itu. Hatinya pun terus mengatakan bahwa gadis itu menarik, menarik dalam hal yang aneh. Perutnya mencelus kala ia memikirkan gagasan dan kata hatinya itu. Bagaimana mungkin sih Darah-Murni seperti dirinya merasa bersimpati dengan si Darah-Lumpur sok tahu yang jelek itu?

Namun bagaimanapun juga, forum internum takkan bisa dibohongi oleh diri sendiri. Draco tentu saja menyadari bahwa ia tidak bisa bertingkah laku licik untuk memanipulasi pikiran dan kata hatinya. Ha! Mustahil! Maka dari itu, akhirnya ia "diam-diam" dengan berat hati mengakui bahwa ia memang ingin mengetahui gadis itu lebih dalam lagi.

Siapa tahu ia dapat selentingan tentang kelemahan Potter. Kan nanti ia bisa menyerang cowok petir aneh itu dan membuatnya konyol.

Akan tetapi, Draco tak henti-hentinya merutuki diri sendiri yang terlalu bodoh dalam mengorek informasi tentang cewek itu. Dia malah membuntuti gadis itu diam-diam setelah pelajaran Ramuan mereka. Setiap kali ia mengikutinya, gadis itu selalu berbelok arah ke perpustakaan. Draco terpaksa mengikutinya dan berakting bahwa ia akan meminjam buku—sesuatu yang jarang dilakukannya. Rasa penasarannya tentang cewek itu dan kepintaran otaknya tersebut membuat Draco harus menguntitnya di balik rak buku tua yang terletak di balik meja baca. Dari celah-celah buku, ia bisa melihat seorang Mudblood itu sedang membaca buku tebal. Lavender Brown, teman sesama Gryffindor-nya, yang duduk di sebelah gadis berdarah lumpur itu pun bertanya pelan agar Madam Pince tidak mendengarnya, "Baca apa, Hermione?"

Granger membalik bukunya. Ia mengusap kover buku kusam tersebut. "Oh, ini buku tentang herbologi. Kau tahu? Bacaan ringan. Siapa tahu dalam buku ini aku bisa menemukan hal baru."

Draco mendelik. Cih, bacaan ringan? Sejak kapan buku yang hampir tiga ribu halaman itu disebut sebagai "bacaan ringan"? Draco tak mengerti.

"Bacaan ringan?" Lavender rupanya melakukan hal yang sama sepertinya, mendelik. Suaranya mendadak melengking hingga membuat Madam Pince yang tengah berjaga di meja pustakawan mendesis, menyuruhnya diam. "Buku itu ada sekitar tiga ribu halaman tahu!"

Granger tertawa kecil. Saat ia tertawa, entah mengapa rasanya seperti ada sinar matahari musim panas yang menerpa wajah Draco. Ia seperti bisa mendengar suara kicauan burung di tengah padang bunga yang harum. Tawanya bergemerincing. Hangat dan mengalir begitu saja dari bibirnya. "Sumpah, Lavender. Ini bacaan ringan. Hanya tiga ribu halaman."

"Hanya?" Brown memelankan suaranya.

"Lalu menurutmu, bacaan berat itu yang berapa halaman?"

Granger mendecak. "Bukan jumlah halamannya yang membuatku menganggap bahwa sebuah buku itu adalah bacaan ringan, sedang, atau berat. Itu semua hanya tentang topik apa yang tengah dibahas, Lavender. Buku ini contohnya. Berjumlah tiga ribu halaman dan khusus membahas jenis-jenis tanaman di dunia sihir serta bagaimana cara perawatannya. Ini hanyalah topik yang ringan, tidak perlu mengernyitkan dahi untuk memahaminya. Aku pernah baca buku dengan topik telaah filsafatnya Muggle waktu aku kelas tiga. Hanya berjumlah tiga ratus sembilan halaman, tapi bisa membuatku pusing setengah mati. Itu namanya bacaan berat."

Brown menarik napas. Wajahnya memerah seolah mengatakan "serius, kau ini gila" pada Granger. Gadis itu, menurut Draco mungkin minder atau benar-benar menganggap Granger itu sinting, segera mengucapkan selamat tinggal pada gadis berambut semak itu dan pergi jauh-jauh darinya. Granger kembali menekuri bukunya itu sambil menggigit kukunya.

Flying Snitch ➳ dramione (3/3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang