Bagian 1 (salindia)

4 0 0
                                    


Kadang rindu sedikit menggelitik hati. Ia juga terkadang bebisik kepada jari-jemari kecil yang ranum, merah seperti gincu. Ada bekas dijari manisnya, seperti ada besi yang pernah melingkar manis disana. Berbisik kepada jari, sebuah kalimat yang sederhana. Hanya meminta jari untuk mengetik sebuah pesan, untuknya.....

Kadang ia juga sedikit menyenggol bibir dan lidah. hanya sekedar menyapanya yang dulu pernah bersama. Tapi tenang, otak cukup waras untuk mengetahui tabi'at buruk rindu. Sengaja memancing hati dan yang lain untuk kembali menerima dia yang dulu sudah pernah direlakan. Rindu kadang lupa kalau hati pernah sakit karenanya. Bahkan hati pernah buta walalupun hanya sesaat. Dan jangan lupa itu karena dia.

Tapi bagaimanapun warasnya otak, da temtap menyimpan gambaran sosok yang dulu itu. namun ia malu tuk mengakui kepada rindu. Terlalu iba ia melihat hati yang dulu pernah menderita. 

Hari ini mungkin sudah cukup bercerita tentang rindu yang mulai menggoda. Namanya juga rindu. Mengingat akan dia yang dulu pernah menyandang gelar "si pembuat nyaman". hanya kadang rindu itu berlebihan. Sedangkan otak, tak bosannya menjaga hati dari dia yang telah lama berjanji. 

Tapi tunggu dulu...

Seminggu yang lalu bukannya rindu telah berkemas dengan segala barang yang ia punya mengatakan kepada hati bahwa dia ingin pergi. Mungkin rindu juga butuh liburan. Atau rindu tak kuat meninggalkan hati, atau rindu masih berusaha untuk menyatukan hati dengan dia. Dasar rindu, ia ak sadar kalau dia egois, tak sadarkah dia bahwa tak hanya hati yang kan tersakiti. Otak akan lebih pedih menerima sakit.

MINE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang